Sudahlah lupakan tentang kisah kejombloan yang kakakku alami.
***
Belum sampai alarm berdering kakakku sudah bangun dan masuk ke kamarku.
"Hei dek.. Jadi, tak bantuin enggak?"
Dengan mata sayu aku pun menganggukkan kepala. Tanpa pikir panjang aku bersiap keluar rumah dengan kamera kecil milikku.
Aku dan Kakakku tidak langsung berburu sunrise tapi, kita berdua berjogging ria dulu mengitari beberapa rumah di desaku. Aku dan Kakakku itu dikenal sebagai orang yang pemalu. Kenapa? Karena, Aku dan Kakakku baru pindah di desa kecil nan damai itu saat aku duduk di kelas 2 Sekolah Dasar dan Kakakku duduk di kelas 5 Sekolah Dasar. Umur Kita terpaut tepat 3 Tahun. Dan Kita itu jarang keluar rumah. Cuma kalau ada event tertentu. Jadi, kita dijuluki pemalu gitu. Dan bisa dibilang kita itu susah bergaul. Jadi, ya gitu deh.
***
Setelah berkeringat karena berjogging ria. Aku dan Kakakku pun mulai memperhatikan keadaan sunrise apakah sudah layak untuk diabadikan atau belum.
"Siniin Kameranya" Kata Kakakku.
Akupun langsung memberikan kamera kecil milikku dan melihat seberapa lihainya kakakku dalam bidang memotret."Bagus kak?" Tanyaku.
"Bentar kan belum selesai nanti kalau udah selesai pasti bagus." Sahutnya.
Sebenarnya aku tidak yakin dengan kakakku. Aku yakin sih tapi hanya 1% yang 99% nya yaa gitulah.
"Dek emang gebetan mu itu ganteng ya? Namanya siapa?" Tanya kakakku sembari mencari Angle yang tepat.
"Lah kan dia udah follow kamu. Namanya ******" Jawabku.
"Emang iya? Apa nama account nya?" Lanjutnya.
"@blablabla. Follback dong Kak" Pintaku
"Ihh enggaklah orang dia aja nggak minta follback kok" Jawabnya dengan sombong.
Kakakku itu manusia bukan sih? Heran aja gitu. Soalnya, kalau ada yang follow account dia, dan yang follow itu gak minta follback ya udah, sampai kuda bertelor aja gak akan difollback. Sombong gitu sih emang.
Oiya, disini nama sama account klasiku aku samarkan. Kenapa? Karena nanti kalo gak aku samarkan takutnya kalian ngefans gitu.
***
Tak lama setelah pembahasan account kakakku pun berkata.
"Udah dek". Sembari berdiri dan mengajaku masuk ke dalam rumah.
"Emang bagus kak?" Tanyaku sambil menutup pintu.
"Ya baguslah" Sahutnya dengan sombong.
Tak pakai pikir panjang akupun langsung mengambil Laptop ku dan mulai membackup semua foto - foto sunrise yang kata kakakku bagus tadi.
"Kayak gini bagus ya kak?" Tanyaku sembari melihat - lihat foto.
"Itu udah bagus. Paling bagus malah dari pada foto - foto mu kemarin" Jawabnya.
"Okeilah" Kataku.
"Udah kamu mandi sana. Sini tak bantu backup fotonya" Tawaran kakakku.
Akupun mengindahkan tawaran tersebut karena memang jam dinding telang menunjukkan pukul 6:15 WIB.
***
Selesai mandi dan bersiap akupun mengambil handphone ku apakah ada pesan dari klasiku atau tidak. Tapi, ternyata tidak. Emang klasiku jarang mengirimi aku pesan dipagi hari meskipun dia online. Positif thinking aja mungkin klasiku gak mau aku terlambat kesekolah nantinya.
Tak lama kemudian aku pun serega berangkat menuju ke sekolah dengan harapan dapat bertemu klasiku entah walau hanya 1 - 2 menit pun tak apa.Akupun sampai didepan gerbang sekolahku dan kebetulan pada saat itu udara sangat dingin hingga tulang - tulang ringkih ku merasa ngilu jadi, pada pagi itu aku mengenakan jaket yang harus dilepas apabila telah memasuki lingkungan sekolah.
Saat aku berapa di parkiran aku menyapu bersih pandangan ku dari sudut ke sudut dan dari sisi ke sisi tapi, aku belum menemukan motor seorang klasiku. Tapi, tak apalah toh klasiku juga sudah terbiasa dengan gaya hidupnya yang serba telat.
Akupun mulai melangkahkan kakiku menuju ke ruang kelas. Berat sekali kaki ku saat itu entah karena aku ingin kembali tidur atau entah karena aku lapar, aku tak peduli. Sesampai nya di ruang kelas banyak teman - temanku yang memanggil diriku dengan namanya.
"Ini orang pada kenapa sih?." Gumamku dalam hati.
Ada juga satu temanku yang entah itu manusia atau bukan. Dia berani membacakan Caption yang aku sumbangkan kepada klasiku di postingan senja kemarin. Astagaaaa, mulai hari itu sampai sekarang aku menjadi bahan pembulian yang siap untuk disantap.
***
Hari sudah menunjukkan pukul 15:30 WIB waktunya aku pulang dan merehatkan badan karena terlalu kenyang dengan berbagai macam bully yang terlontar dari bibir teman - temanku yang tak berdosa.
Aku memutuskan untuk langsung pulang tanpa mampir terlebih dahulu.
Sesampainya di rumah selang beberapa waktu yang lama Klasiku melontarkan pesan kepada ku. Dia menagih foto yang telah aku potret agar dapat menciptakan Caption terbaik nya."Astaga belum aku back up ke handphoneku semua foto - foto tadi." Gumam ku dalam hati.
Akupun hanya mampu berkata kalau foto - foto yang telah aku potret belum aku back up ke handphone ku. Pasalnya pada saat itu kakakku yang baik hati dan senantiasa membantuku sedang tidak ada dirumah dia sedang mempertaruhkan nilai semester di kampusnya.
Aku bingung tapi, tak ada yang bisa aku lakukan pada saat itu. Untuk mengulur waktu aku pun mencoba membahas hal - hal kecil lainnya dengan tujuan agar Klasiku mau menunggu dan agar pesan - pesan malang ini tak terputus sampai disini.
Malam itu, sangat dingin aku tak bisa tidur sebelum aku mengirim foto terbaik yang tadi pagi aku potret dengan kakakku dan akupun memutuskan untuk menunggu kakakku pulang.
Sekitar pukul 22:00 WIB dan pada saat itu pesan - pesan malang ku bernasib sial karena harus terhenti lebih cepat. Aku pun mendengar suara sepeda motor milik Kakakku. Dan tanpa pikir panjang aku pun langsung beranjak dan menemuinya.
"Kak.. Pinjem kabel data mau Back up foto." Tanya ku dengan nada sedikit gembira atas kepulangan Kakakku.
"Besok lah besok Aku capek." Jawabnya dengan santai dan tak berdosa.
Sejatinya, memang Kakakku sama dengan teman - temanku yang sama - sama bukanlah manusia.
Dengan sedikit kekecewaan dan banyak kerinduan Aku putuskan untuk mengakhiri kisah ku pada sekitar pukul 22:20 WIB. Dan aku pun mulai memejamkan mata penat yang kurang vitamin ini.
.
.
.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Klasiku
Short StoryCerita ini memaparkan tentang kisah Aku (Penulis) dan Klasiku (Nama Sajak). Disini akan ada beberapa Episode dan akan berlanjut. Stay read!