Klasiku
Sekarang terserah kamu, aku telah membuat keputusan untuk memilih kamu, tapi jika kamu ingin pergi silahkan..
Kata-kata dari Klasiku bak belati yang berhasil membelah ulu hati.
Sedih, kecewa, merasa bersalah, itulah yang aku rasakan. Air mataku turut merayakan apa yang sedang terjadi dan pikiran ku buyar entah kemana.Beratus ribu maaf telah aku tuturkan kepada Klasiku, namun apa daya. Klasiku sudah terlanjur kecewa karena perkataanku.
Maaf Ya.. Maaf aku gak tahu masalah yang sebenarnya jadi, aku bilang gitu deh..
Klasiku
Sakit.. Aku rapuh, aku butuh kamu, seharusnya kamu meyakinkan kalau pilihan ku benar, bukan malah seperti ini.
Bingung, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk dapat mengembalikan hubungan ini. Akhirnya, aku pun memutuskan untuk mengirim pesan suara kepada Klasiku.
Aku berbicara banyak, tentang bagaimana aku mencintai Klasiku, tentang betapa aku mengimpikan seorang Klasiku.
Satu menit berjalan sangat cepat, dan aku belum selesai dengan pesan suaraku.
Dua menit berjalan..
Tiga menit berlalu..
Empat menit, geser untuk batal.
Awalnya, aku ragu mengirimkan pesan suara tersebut, aku takut. Takut bila harus mendengarkan balasan dari Klasiku yang tak mengubah keadaan.
Kirim.
Tak lama kemudian, Klasiku mulai mendengarkan pesan suara itu.
Aku hanya diam mematung, memandangi roomchat, sesekali bola mataku mengarah ke Display Picture milik Klasiku yang saat itu Kosong.
Menghapus Display Picture sama sekali bukan gaya seorang Klasiku, berarti kali ini, memang masalah besar yang sedang dialami Klasiku dan tentunya dengan diriku juga.
Aku mengikuti gaya Klasiku, ya.. Menghapus Display Picture. Tak lama memang, karena aku gak ingin berbuat sembrono sedangkan hubunganku dengan Klasiku bisa dikatakan sedang berada diujung tanduk.
Aku pun mengganti Display Picture dengan potongan foto berdua; aku dan Klasiku.
Klasiku
Mengetik...
Eh, Klasiku mengetik.. Memandangi secuil pemberitahuan 'mengetik...' milik Klasiku yang terkadang hilang dan kembali dengan pemberitahuan 'online' entah apa yang sedang di ketik oleh Klasiku, aku yakin pasti Klasiku sedang mempertimbangkan pesan tersebut.
Selang 8 menit balasan dari Klasiku telah ku terima.
Klasiku
Eh.. Kamu nangis?
Aku minta maaf yaa.. Pesan suaramu, nanti aku jelasin.Pesan singkat tersebut membuat mau tak mau aku harus berhenti menangis dan menggantinya dengan seutas senyum simpul.
Saat aku akan membalas pesan singkat dari Klasiku, Display Picture milik Klasiku di WhatsApp nya telah berubah, berubah dengan potongan foto berdua serupa; aku dan Klasiku.
Sedikit senang karena Klasiku telah meredam amarahnya.
Iya, aku ya minta maaf ya..
Klasiku
Udah kamu jangan nangis, kalau kamu mau nangis, jangan nangis sendiri, nangis sama aku, tak temenin.. Yaa.. Udah jangan nangis..
Em, iya.. Tapi, aku dimaafin kan?
Klasiku
Iya, aku juga minta maaf, aku juga salah.
Kalian pasti berfikir jika telah terucap kata maaf maka, masalah selesai, tidak. Kalian salah, justru inilah klimaksnya.
Klasiku
Aku mau ke buper¹ dulu ya..
Yaa.. Hati-hati..
Belum genap 1 jam permintaan maaf terlontarkan, Klasiku membuat hatiku terkoyak. Disaat aku dapati Instastory miliknya dijawab oleh seorang wanita yang dulu sangat diperjuangkan oleh Klasiku.
I walked a cross an empty land. Oh, simple thing, where have you gone?
Dan dijawablah:
Take me away, as far as possible. So that I don't Come back again.
Begitulah sebuah potongan lirik lagu yang telah dijawab. Dan sampai sekarang, lagu tersebut menjadi lagu yang paling aku benci dan tak ingin aku dengarkan.
Aku pun memutuskan untuk membuat sebuah instastory foto dengan pose serupa.
"Jika kau memakai sepatu bagus kau akan pergi ke tempat yang bagus pula" –Min Ha Ri (She Was Pretty)
Begitulah captionnya. Caption yang aku kutip dari dialog antara Kim Hye Jin dan Min Ha Ri di sebuah drama berjudul She Was Pretty.
Sebenarnya, aku tak ada niat untuk menyinggung Klasiku. Tapi, entah kenapa tiba-tiba Klasiku marah kepadaku.
Klasiku
Kalau lagi ada masalah sama aku jangan buat instastory, jangan diumbar.
Merasa tak terima dengan apa yang Klasiku katakan, aku pun membalas.
Aku sama sekali gak ada niat buat nyinggung kamu, kan tadi udah minta maaf, berarti kan udah selesai.
Klasiku
Tapi, entah kenapa aku merasa instastory itu buat aku.
Padahal, kamu saling balas instastory dengan dia aja aku gak marah, kenapa kamu marah?
Apa yang akan kalian lakukan jika kalian ada diposisi ku?
Dan..
Apa yang akan terjadi di episode selanjutnya ya?
Keterangan tambahan :
¹ bumi perkemahan akrap disebut buper. Tempat melaksanakan kegiatan kepramukaan; berkemah misalnya.Hai, para pembaca setia AAdK.. Maaf ya karena adanya kendala, kemaren penulis bilang akan update 1 minggu sekali, tapi molor jadi berminggu-minggu, hehe..
Oiya, kami segenap keluarga besar AAdK mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1441H Minal Aidzin Wal Faidzin Mohon maaf lahir dan batin..Sampai jumpa di episode yang akan datang..
Daaaaaaa..Jangan lupa tinggalkan bintang❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Klasiku
Short StoryCerita ini memaparkan tentang kisah Aku (Penulis) dan Klasiku (Nama Sajak). Disini akan ada beberapa Episode dan akan berlanjut. Stay read!