Shadow (Introduce) Sixteen;

3.2K 431 73
                                    

'I am slowly learning that some people are not good for me, no matter how much i like them.'



Author POV



Adapun ketika perasaan membuncah itu datang, ia hanya memilih diam. Mengunci semua perasaan agar tidak tersampaikan secara gamblang. Bertingkah seperti biasa adalah keputusan dan bagian awal. Maka meneruskan adalah tindakan selanjutnya dan bagian tengah. Tidak perlu menyikapi terlalu serius karena sebelumnya dia selalu seperti itu.

Sedikit kesal mengingat semua perlahan mulai berubah, mengarah ke jalan yang entah apa namanya. Pun ketika mengingat wajah itu, ia hanya bisa tersenyum sengit. Menatap pantulan proporsi sempurna itu lewat cermin panjang, seukuran lebih dari badannya. Berbagai perangai mulai berkecamuk selaras menatap matanya sendiri lewat refleksi dirinya.

Masih sibuk memikirkan sesuatu yang bahkan dirinya sendiri tidak mengerti mengapa harus memikirkannya ketika suara pintu diketuk menyapa begitu saja. Kepalanya menoleh lalu mendapati sang Ibu telah bertengger apik di samping pintu. Entah apa maksud dari ulasan senyum tipis itu, Jungkook tidak pernah berniat untuk mengetahuinya sama sekali. Bukan karena tidak peduli, tapi karena sedikit malas mengurusi masalah lain.

Dia punya moto dalam hidupnya, yaitu tidak ingin terlibat masalah apapun dan tidak ingin berhubungan dengan siapapun. Menggelitik perut bukan? Agaknya seorang Jeon Jungkook sedikit tidak sehat beranggapan bahwa moto yang ia buat belum terlanggar sama sekali. Pada kenyataannya, dia bahkan sudah menjalin hubungan dengan seorang gadis aneh yang menduduki peringkat nomor satu mengenai popularitas di sekolah.

"Kau pasti sudah tahu apa yang harus kau lakukan," suara itu berujar bersamaan dengan si pemilik melangkah pada lelaki yang masih mematut diri di depan kaca. "Ibu sudah mengatakannnya padamu semalam. Tidak mungkin kau melupakannya, bukan?"

Ingin menatap nyalang namun tak bisa, ia masih tahu sopan santun terlebih pada orang yang selama ini sudah membesarkannya. Jungkook sudah tahu bagaimana pribadi Ibunya itu. Bisa dibilang sedikit aneh karena beliau selalu memohon dengan judul permintaan mustahil. Sebagai anak, Jungkook tentu tak bisa apa-apa selain menuruti.

Namun sungguh, untuk saat ini dia ingin sekali sang Ibu mengerti bagaimana posisi yang ia tempati. Tidak akan semudah itu melakukan semuanya. Ada sebuah keadaan hingga mengharuskannya untuk tidak melakukan pembicaraan dengan orang yang Ibunya maksud.

Dia masih kesal, untuk alasan tak pasti. Jungkook bersedia melakukan apapun asal Ibunya mengganti rencana. Tapi sepertinya, beliau tidak peduli apapun protes yang Jungkook ajukan.

"Hm, aku masih sangat ingat apa yang Ibu minta."

Bagaimana bisa lupa jika tiap jam Ibunya selalu mengingatkan? Jika begini, Jungkook lebih suka Ibunya menghabiskan waktu di luar dari pada mengurusi kehidupan pribadinya. Dia sudah cukup matang dan dewasa untuk memendam semua seorang diri tanpa campur tangan orang lain, menurutnya.

Nyonya Jeon menggambar senyum jenaka pada wajah awet muda miliknya saat Jungkook terlihat begitu jengkel. Anaknya itu baru akan melewati batas pintu kalau saja ia tidak bersuara secara mendadak. "Makanan buatannya enak, seleranya sama seperti Ibu."

Kontan mata Jungkook melebar dengan tangan sedikit mengepal. Memutar kembali ingatan saat mereka berada mulut tentang si gadis yang tidak membuatkannya bekal. Ia tetap akan salah mengira bahwa Eunha benar-benar tidak melakukan itu jika saja Ibunya tidak membeberkan sebuah fakta. Tidak mungkin mengumpati Ibu sendiri bukan?

"Jadi Ibu yang memakannya?" Jungkook bertanya sepelan mungkin, tidak seperti ia biasanya. Dirinya harus bertahan lebih baik kala sang Ibu hanya menjawab dengan senyuman bodoh. "Kenapa tidak memberitahuku lebih awal?"

Shadow [Eunkook] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang