Shadow (Introduce) Thirty [1/2];

3.3K 476 123
                                    

'Maybe not...'




Author POV




Losing something?

No, he never know what is that.

Why?

Karena selama ini dia tidak pernah tahu bagaimana dan apa itu rasanya kehilangan. Jungkook tidak merasakan ada hal penting selain keluarga dalam hidupnya. Dia cukup percaya jika siapapun tidak akan berniat untuk pergi meninggalkannya. Kenapa? Karena semua yang sempurna, ia memilikinya. Jadi, siapa yang mau meninggalkan sosok sempurna seperti dirinya?

Tidak ada, satupun. Sebelum seseorang berani menjejalkan kaki keluar dari lingkar kehidupannya. Orang itu, orang yang ia pilih dari awal. Oh, atau mungkin orang itu sendiri yang memilihnya untuk dijadikan acuan.

Dia yang Jungkook pikir selalu menurut, selalu mengalah, tidak pernah berlaku di luar batas, kini merubah keadaan. Mendorong dirinya jauh-jauh agar tak saling menyentuhkan tangan barang secuil.

Tidak penting.

Mainan yang menyenangkan.

Pilihan kedua.

Berperan sebagai bayangan.

Nyatanya dia yang memerankan semua peran itu bisa memporak-porandakan perasaannya dalam sekali terjang. Memukul tepat pada bagian rawan dan membuatnya berpikir keras. Apakah ini benar-benar dirinya yang bisa merasakan sakit akan kehilangan? Apakah ini benar-benar dirinya yang bisa sedih ketika melihat punggung kecil itu perlahan menghilang? Apakah ini benar-benar dirinya yang menginginkan waktu dapat terulang?
Jawabannya, entahlah.

Untuk kali pertama dalam hidupnya Jungkook berusaha keras agar tidak menumpahkan lelehan bening yang sejatinya akan membuat orang menjadi terlihat lemah.



***



"Nyonya, Tuan muda masih mengunci diri di dalam kamar," kata Suran usai kembali dari tugasnya yaitu memeriksa keadaan Jungkook.

Masih sama, lelaki berwatak dingin itu tetap diam di dalam kamar tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Mereka semua yang berada di kediaman keluarga Jeon sudah merasa khawatir.

Bagaimana tidak? Meski terkesan cuek, tapi Jungkook bukan tipe yang suka melewatkan jam makan walau bagaimanapun suasana hatinya. Dia tidak mau menjelma menjadi pribadi yang ceroboh dengan melewatkan jam makan hanya karena masalah sepele.

"Anak itu..." Nyonya Jeon menggerutu, memarahi sikap Jungkook belakangan ini.

Semenjak liburan musim panas berlangsung, tidak ada yang Jungkook lakukan selain berdiam diri di dalam kamar. Entah apa alasannya, Nyonya Jeon tidak mengerti. Jungkook memang belum bercerita pasal hubungannya dengan Eunha yang berakhir. Yah, Jungkook cukup bisa menebak bagaimana respon sang Ibu ketika mengetahui kabar semacam ini.

Tok.

Tok.

Tok.

"Jeon Jungkook, kau bukan anak bodoh yang senang mengunci diri di dalam kamar. Cepat buka pintunya dan berhenti bersikap seperti orang gila."

Tak ada respon ketika sederet kalimat bujukan tak halus mengudara. Nyonya Jeon juga Suran masih berdiri tepat di depan pintu seraya mengandalkan indera pendengaran, kalau-kalau Jungkook menjawab dari dalam. Namun beberapa menit berlalu, pintu tak kunjung terbuka dan Nyonya Jeon semakin merasa geram.

Memilih tak-tik lain, wanita paruh baya itu hendak memerintah maid-nya. "Tolong carikan kunci cadangan. Dia tidak akan keluar meskipun kita menggedor pintunya sekuat apapun."

Shadow [Eunkook] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang