Shadow (Introduce) Twenty two;

3K 469 120
                                    

'Isn't it good when someone that you won't will leaving?'



Author POV



"Menurut Ibu, Solbin itu orangnya seperti apa?"

Hampir saja Nyonya Jeon tersedak ketika sedang menyeruput minumannya. Wanita yang sudah memiliki umur itu menatap sang anak dengan heran. Kira-kira apa alasan Jungkook menanyakan hal seperti itu?

"Kenapa begitu mendadak?" wajar jika beliau merasa aneh. Pasalnya mereka tengah menikmati santapan malam di meja makan dengan suasana cukup tenang sampai Jungkook menyuarakan pertanyaannya.

Nyonya Jeon tidak membenci Solbin, dia juga tidak terlalu menyukainya. Tapi dia tidak menentang hubungan Jungkook dan Solbin waktu itu. Membingungkan? Percayalah, ketika beliau mengetahui hubungan mereka sudah berakhir ada sedikit perasaan lega menghinggapi.

Bukan karena dia senang Jungkook tidak akan menjalin hubungan yang lebih jauh dengan orang dari kalangan bawah, bukan seperti itu. Ia tak peduli jika Jungkook akan menikahi seorang gelandangan sekalipun, asalkan orang itu bisa membuatnya tertarik dalam artian khusus.

"Dia cukup sopan," ulas sang Ibu sangat singkat.

Jungkook mendesis, tak suka dengan tanggapan yang Ibunya berikan. Begitu kentara jika Ibunya tak tertarik untuk membahas pembicaraan dengan Solbin sebagai topik. "Ah, Ibu. Katakan lebih jelas lagi."

Sikap Jungkook sangat aneh sampai Ibunya dibuat sedikit merinding. Ini sudah malam dan waktunya beristirahat. Tanpa pembukaan lebih dulu dia malah ingin membahas pribadi Solbin. Jujur, beliau sangat tidak tertarik.

"Baiklah, dia sopan dan baik. Bukankah gadis dengan pribadi yang sopan adalah yang terbaik? Kau tid-"

Perkataan Nyonya Jeon terhenti di ujung lidah. Seakan menyadari sesuatu, dalam hati beliau merutuki mulutnya yang asal bicara. Bisa-bisanya mengatakan hal itu sementara dirinya malah tertarik pada gadis lain. Omong-omong gadis lain, Nyonya Jeon tidak melihat gadis yang biasanya bertingkah luar biasa di rumahnya beberapa jam ini. Ia baru menyadarinya ketika pulang dan mendapati suasana di dalam rumah begitu tenang.

Biasanya akan ada Bibi Nany yang menggerutu panjang lebar karena ulah seseorang. Atau Bibi Suran yang tertawa karena melihat reaksi Bibi Nany ketika memarahi seseorang. Atau juga para pelayan lain yang tersenyum sambil menggelengkan kepala karena tingkah seseorang. Tapi hari ini seakan ada yang kosong. Tidak ada Bibi Nany, Bibi Suran ataupun pelayan lain yang selalu mengumbar kehangatan. Mereka hanya fokus pada pekerjaan masing-masing.

"Ada apa? Kenapa Ibu terdiam seperti itu?"

Pertanyaan Jungkook perlahan menyadarkannya, ia segera menggeleng. Tak ingin terlihat begitu menginginkan kehadiran seseorang. "Tidak, bukan apa-apa."

Beberapa saat kemudian, Bibi Suran dan Bibi Nany datang menghampiri sembari membawa beberapa hidangan. Kedua pelayan wanita itu meletakkan piring-piring berisi makanan ke atas meja dengan penuh hati-hati, tak menginginkan adanya kesalahan sedikitpun.

Sedang Nyonya Jeon mengernyitkan dahi, dia tahu pasti siapa yang sudah membuat semua hidangan itu. Hidangan sederhana yang sangat jarang ia temukan di atas meja makan. Hidangan minimalis yang sayangnya sangat ia sukai belakangan ini.

"Nona Eunha menyiapkan semua ini, Nyonya." Bibi Nany menjelaskan dengan sopan kemudian mengambil satu langkah mundur.

Bibi Suran ikut mengangguk, hendak menambahkan sebuah penjelasan. "Benar, Nyonya. Nona Eunha menyuruh kami untuk menghidangkannya pada Anda ketika pulang. Nona Eunha juga menitipkan pesan agar Anda beristirahat dalam waktu yang cukup. Dia bilang sebaiknya Anda mengurangi kebiasaan menonton drama hingga larut malam."

Shadow [Eunkook] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang