Shadow (Introduce) Twenty three;

2.5K 368 47
                                    

'Just one of many thoughts.'


Author POV


Hanya berselang selama dua minggu semenjak insiden mengejutkan terjadi, namun entah mengapa rasanya seperti sudah sangat lama. Dia yang terluka kini terlihat baik-baik saja, perihnya sudah menghilang. Ah, omong-omong dia berbicara tentang luka sungguhan dan perasaan. Bisakah ia mengatakannya sekaligus? Bukan apa-apa, dia hanya tak ingin membuang waktu. Lagi pula dirinya masih terlalu awam untuk membahas tentang perasaan.

Rasanya ia seakan membentengi diri, mencegah mulutnya berbicara terlalu jauh karena nanti dia tahu semuanya akan terlihat abu-abu. Sebenarnya sisi mereka memang berlawanan, namun justru memiliki tujuan yang sama. Satu hendak mengatakan permintaan maaf, sedang satu lagi ingin segera mengakhiri keadaan yang tegang.

Pertama-tama, mari bahas sudut pandang dari seorang Jung Eunha. Untuk ke sekian kali yang tak lagi bisa dihitung, ia berhasil menyulut emosi orang sekitar. Dari ke-lima sahabat perempuannya serta Jaehyun, mereka merasa sedikit kecewa ketika mendengar keputusan dari Eunha.

Setidaknya, Jaehyun memilih untuk membungkam mulut, menyerah dan membiarkan sahabat kecilnya itu berlaku sendiri. Kendati sudah merasakan sakit, Eunha masih menaruh sedikit harapan. Berharap bahwa lelaki yang masih memegang status sebagai kekasihnya itu merubah sikap meski terdengar sangat mustahil.

Tanpa tanda tanya pun, Jungkook masih terdengar seperti dirinya yang lampau. Seperti dirinya yang selalu menegakkan aturan tak terbantahkan. Pada kenyataannya, Jeon Jungkook selalu sama, berdiri kokoh dengan pintu masuk yang dingin.

Sementara dari sisi Jungkook, ia pikir semua pasti akan berlalu. Sempat merutuki diri karena memiliki pribadi yang menjulang tinggi. Kendati hanya ingin menanyakan hal sepele pun ia tak bisa. Kalau saja hanya dengan bertanya, 'apakah kau makan dengan baik?' semua akan menjadi lebih baik, ia akan berusaha membuat bibirnya tergerak.

Namun seolah yang ingin ditanya memberikan batasan, keinginan itu lantas teredam. Jujur, Jungkook tak bisa tidur senyenyak dulu karena memikirkan masalah ini.  Belum lagi Ibunya selalu menuntut kedatangan Eunha.

Jungkook benar-benar merasa pusing, kacau dan buruk secara bersamaan. Tiap kali berpapasan dengan Eunha, gadis itu terlihat biasa saja dan itu malah membuatnya semakin terpuruk. Dulu, Jungkook pernah menyadari jika dia sudah memberikan peraturan secara tidak langsung. Yaitu tentang dia yang tidak mau menjadi penyapa pertama kali. Tak jarang ia temui wajah memelas dari Eunha, tanda jika gadis itu ingin sekali melangsungkan pembicaraan.

In the past, he doesn't care anything. Maybe it's too late to realize. But right now, he'll preparing to saying sorry.

***

Entah apa alasan kedua pelayan wanita itu saling dorong. Mereka baru saja selesai membicarakan perihal seseorang yang tidak lagi menampakkan wujudnya selama beberapa hari ini. Baik Suran ataupun Nany merasa seperti ada yang kurang. Tadi, mereka sempat berbincang sedikit mengenai Eunha atau gadis yang keberadaannya dipertanyakan. Bukan hanya Suran dan Nany, banyak pelayan lain yang menanyakan kedatangan Eunha.

Semenjak insiden terakhir, Eunha tidak lagi datang kemari. Banyak juga dari mereka mengeluhkan, ingin Eunha datang seperti biasa karena gadis itu selalu membawa atmosfir ceria hingga mereka bisa bekerja tanpa kenal lelah. Eunha memang sudah dianggap sebagai mood booster bagi sebagian besar pelayan di kediaman keluarga Jeon. Bahkan ketika gadis itu tak meninggalkan kabar, kabarnya terus dipertanyakan.

"Nany, kau sendiri tahu aku tidak berani berbicara dengan Nyonya Jeon," keluh Suran saat Nany semakin mendorong tubuhnya agar mendekat pada si pemilik rumah.

Shadow [Eunkook] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang