Chrissya masih menatap bunga pemberian Jeff yang telah ia masukkan ke dalam vas. Ia kembali tersenyum mengingat apa yang terjadi kemarin. Siapa yang sangka Jeff akan mengungkapkan perasaannya secepat itu. Ia malah menyangka tak akan ada yang berubah antara dirinya dan Jeff hingga Hanbin kembali ke US nanti. Nada dering handphone membuatnya menghentikan lamunan singkatnya dan menatap handphone yang berada di sampingnya. Kiana. Sejak kemarin, ia berusaha menghindari Kiana karena ia tahu Kiana pasti menuntut cerita lengkap dari Chrissya. Namun, Chrissya masih belum ingin memberitahu Kiana maupun Hanbin, begitu pula Jeff. Mereka ingin memberitahu yang lain secara langsung dan bertatap muka. Suara dering kembali terdengar, namun kali ini Chrissya langsung mengambil handphonenya dan mengangkatnya.
"Halo?"
"Hai, Sya! What are you doing?" Chrissya terdiam saat mendengar panggilan yang ia benci kini berefek lain padanya. "Halo?"
"Hah-Halo, hai.." jawabnya, seakan tersadar dari lamunan.
"Kamu kenapa?" tanyanya. "Aku nggak apa-apa kok.."
"Tapi...?"
"Err... Cuma agak kaget denger kamu panggil aku 'Sya'.." jawabnya, tersenyum tipis dan tanpa sadar pipinya perlahan berubah semu merah. "Oh.. Nggak boleh ya?"
"Bukan gitu.. Cuma aneh aja hehe.. Kamu tau darimana panggilan itu?"
"Nggak sengaja denger Hanbin manggil kamu Asya.. Kok aneh? Bagus kok, cocok sama kamu.." Oke, pipi Chrissya kini sukses bertambah merah. Ia yakin kalau Kiana melihat ini ia akan mengejeknya seperti kepiting rebus.
"Hmm... Ngg.... Kok tumben nelpon? Biasanya juga ngechat.." tanya Chrissya.
"Nggak apa-apa, aku kangen denger suara kamu.." Chrissya kemudian terdiam membuat Jeff tak dapat menahan tawanya. "Apaan sih, suka banget ngegodain!" protes Chrissya.
"Ahahahaha... Maaf, maaf!" Jeff berusaha menghentikan tawanya. "Pertanyaan aku belum dijawab, kamu lagi ngapain?"
"Lagi liatin bunga yang kemarin kamu kasih"
"Lho? Kok diliatin?" tanya Jeff. Dahi Chrissya sedikit berkerut saat ia mendengar samar-samar suara lift berbunyi.
"Soalnya dari kamu hehe.." Jeff tertawa pelan mendengar jawaban Chrissya. "Ngomong-ngomong, bukain pintu dong" ucap Jeff tiba-tiba.
"Huh?" Chrissya menatap pintunya bingung. "Cepetaaaann!! Dingin nih!"
Chrissya kemudian beranjak dari sofanya dan sedikit berlari ke arah pintunya. Ia menatap tak percaya saat membuka pintu dan menemukan Jeff berdiri di depan pintunya dengan memegang buket kecil ditangannya.
"Morning~" ucap Jeff dengan cengiran khasnya dan mengulurkan bunga di tangannya. Chrissya masih menatapnya tak percaya. "Kamu ngapain kesini pagi pagi?" tanyanya, meraih bunga tersebut dari tangan Jeff.
Chrissya mengajak Jeff masuk dan berjalan ke arah dapur, mencari vas lain untuk menaruh bunga yang baru saja diberikan oleh Jeff. Jeff melepas coatnya dan menaruhnya di sofa.
"Aku tadinya mau ngajak kamu sarapan bareng, tapi........" Jeff menatap Chrissya dari bawah ke atas. Chrissya yang sadar akan tatapan Jeff, mulai merasakan panas di pipinya. "A-ah.. Sorry, aku nggak tau kalau kamu mau datang.." Jeff hanya tertawa pelan. "Aku siap-siap dulu deh, nggak apa-apa kamu nunggu?"
Jeff tersenyum meyakinkan Chrissya. "Take your time.." Chrissya mengangguk dan mulai berjalan ke arah kamar. "Sya?" Langkahnya terhenti saat mendengar panggilan Jeff. "Aku boleh pinjem dapur?" Chrissya mengangguk dan kembali berjalan ke kamarnya.
.
.
"Sorry, nunggu lama nggak-" Ucapan Chrissya terhenti saat ia melihat punggung yang membelakanginya sedang sibuk di pantry dapur. Chrissya berjalan dan menarik pelan kursi, mengambil handphonenya dan mengambil foto. Puas dengan hasilnya, ia kemudian menumpukan dagunya dengan kedua tangan dan kembali menatap punggung itu sambil tersenyum. Merasa sedang di perhatikan, si pemilik punggung menolehkan kepalanya dan menemukan Chrissya sedang menatapnya.
"Holy shi-" umpatnya, sedikit merasa terkejut melihat Chrissya. Chrissya tertawa melihat ekspresi Jeff. "You scared me"
"What are you doing?" tanya Chrissya, berusaha meredakan tawanya.
"Err.... Breakfast?" Jeff berjalan menghampiri Chrissya dengan membawa dua piring berisi roti bakar dan scrambled eggs. "You cooked?!" tanya Chrissya dengan tatapan tak percaya.
"Not as good as you" jawab Jeff sambil mengusap tengkuknya. "Thank you so much" ucap Chrissya dan membuat Jeff terdiam melihat senyuman Chrissya. Jeff mengulurkan tangannya dan meraih tengkuk Chrissya, membuatnya tak sempat beraksi saat merasakan sesuatu yang lembut mendarat di bibirnya.
"W-what...."
"Your morning kiss" ucapnya, kemudian duduk di kursi di depan Chrissya dan mulai memakan roti bakarnya. Chrissya yang masih terdiam, membuat Jeff tak dapat menahan tawanya saat melihat wajah merah Chrissya. Chrissya yang kemudian sadar, berdeham, dan mulai meraih rotinya.
"Jeff..." panggil Chrissya saat Jeff kembali dari dapur, menyimpan piring kotor mereka.
"Hm?"
"Kamu bikin rencana apa hari ini?" Pertanyaan Chrissya membuatnya terdiam. "Ketahuan ya?" Chrissya hanya tertawa pelan.
"Kamu nggak mungkin pagi-pagi kesini, pakaian rapi, bawa bunga kalau nggak ada rencana.." Jeff hanya menjawab dengan cengiran khasnya. Ia kemudian meraih coatnya dan mengeluarkan sesuatu.
"Aku dapet tiket Amusement Park dari iseng iseng ikut undian, nggak nyangka juga bakal menang.." ucapnya sambil tertawa pelan. Chrissya menatapnya tak percaya. "Aku mau ngajak kamu, tapi kalau kamu ada rencana lain sih, aku-"
Ucapannya terhenti saat Chrissya berlari kearahnya dan memeluknya. "Are you kidding me? Aku dari dulu pengen kesana!" Chrissya melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah pintu. Sadar bahwa Jeff tidak mengikutinya, Chrissya menoleh dan meletakkan tangannya di pinggang. "Kamu nggak akan berdiri seharian disana kan?" Jeff tersadar dan tertawa. Ia memakai coatnya dan berjalan menghampiri Chrissya. "Coming~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret (✔)
Romantik"Now.. What's the other one?" Pertanyaan Kiana yang tiba tiba membuat Chrissya terpaku. Ia tak tahu bagaimana cara menceritakannya pada Kiana. "Well...." "Well?" "Err.. First, when I came back to studio, aku nemu handphone di sofa, pas aku buka tern...