Chrissya bersenandung pelan sambil membalik french toastnya di wajan. Ia melirik jam dindingnya dan mengerutkan dahinya. Chrissya mematikan kompornya dan segera berjalan menuju kamar Jeff. "Jeff?" panggilnya, sambil mengetuk pelan pintu kamarnya. Tidak mendengar jawaban, membuat Chrissya memutuskan untuk membuka pintu tersebut. Ia mengintip dan menemukan Jeff masih terbungkus selimut. Chrissya segera mengambil handphonenya dari saku dan mengambil beberapa foto sebelumnya akhirnya membangunkan Jeff.
"Jeff...." panggilnya lagi. Terdengar sautan pelan dari balik selimut. "Udah jam 8 lho, ayo bangun!" "Hmm....." Jeff kembali mengeratkan selimutnya dan membuat Chrissya menggelengkan kepalanya. "Kalau telat jangan salahin aku lho ya!" omelnya, pelan. Ia berjalan keluar kamar sambil mengetik cepat di handphonenya. Ia mengupload foto Jeff yang ia ambil tadi ke media sosialnya. Caption 'Bedhair💕🤭' tak lupa ia tambahkan. Ia memasukan handphonenya kembali ke dalam saku dan berjalan menuju dapur, berniat menyelesaikan menu sarapannya hari ini.
.
.Chrissya terlalu fokus memotong sayuran untuk salad hingga tak sadar sepasang tangan menyelinap di pinggangnya dan memeluknya. "Huh-- Oh! Good morn-- HOLY--!" Chrissya mengurungkan niatnya untuk berbalik menghadap Jeff. Jeff yang melihat reaksi Chrissya hanya bisa tertawa. "Jeff!! Oh my God.. Kamu tuh kehabisan kaos atau apa sih?! For God's sake...." Jeff terkekeh. "Kayak kamu nggak pernah lihat aja.." "Nggak ya! Nggak usah ngaco deh!" protes Chrissya. Ia kadang tak habis pikir, sudah berapa kali Chrissya harus menerima serangan jantung dadakan setiap kali mereka mau sarapan karena Jeff selalu saja lupa mengenakan kaosnya setiap bangun tidur.
"Nggak, nggak sekali maksudnya~" goda Jeff. "Ugh!" Chrissya kembali meraih pisaunya dan melanjutkan memotonh sayuran. Setidaknya tidak ada korban untuk hari ini, atau mungkin belum. Jeff mengeratkan pelukannya pada pinggang Chrissya dan mengecup leher Chrissya, membuat Chrissya kembali mengumpat karena jarinya hampir terkena pisau, lagi.
"Jeff!!" Chrissya berusaha melepaskan pelukannya. "Hmm?" "Kamu ngapain sih?! Kamu mau bikin jari aku jadi korban lagi?" Jeff kembali mengecup leher Chrissya, kali ini sedikit lebih lama. "Aku lagi balas dendam sama kamu.." bisiknya tepat di telinga Chrissya dan membuatnya merinding."B-Balas dendam apa?" tanya Chrissya, masih berusaha melepaskan pelukan Jeff. "Postingan kamu tadi.." "Postingan ap-- Oh.." Chrissya menggigit bibir bawahnya. Ia tak menyangka kalau Jeff akan secepat ini menemukan postingannya. Jeff menaruh kepalanya di pundak Chrissya dan melirik wajahnya yang kini perlahan memerah. Baru saja Jeff akan bertanya, tercium bau gosong menyapa hidung mereka. "French toastnya!!"
Chrissya melepaskan diri dari pelukan Jeff dan segera mematikan kompor. Ia menghela napasnya. "Kamu sih, Yang--" Chrissya segera menutup mulutnya, berharap Jeff tak mendengar apa yang ia ucapkan barusan."Kamu bilang apa barusan?" tanya Jeff, masih sedikit terkejut dengan apa yang didengarnya. "Hm? Bukan apa-apa, mungkin kamu salah dengar." jawab Chrissya, berusaha mengalihkan perhatiannya dan mulai merapikan wajan. Setidaknya french toast-nya masih bisa ia selamatkan. Chrissya meletakan french toast-nya di piring dan memindahkan sayuran yang sebelumnya ia potong ke dalam mangkuk yang cukup besar.
Ia mengambil wajan dari atas kompor, berniat untuk menaruhnya di wastafel dan langsung mencucinya. "Jangan disitu, J! Kamu udah badan gede, ngalangin jalan lagi!" protesnya. Namun, seakan tak mendengar protes Chrissya, Jeff kembali meraih pinggang Chrissya dan memeluknya. "Oh my God! J, ini panas lho!" Jeff mengambil wajan tersebut dari tangan Chrissya dan menaruhnya di wastafel. Namun, ia tak melepas pelukannya. Malah, ia kini mengapit Chrissya diantara badannya dan wastafel."J-J..." Jeff memindahkan tangannya yang kini berada di sisi kanan-kiri Chrissya. Ia mendekatkan wajahnya dan mensejajarkannya dengan Chrissya. "Tadi kamu panggil aku apa?" tanya Jeff, menatap kedua matanya. "H-Hah? A-aku emang panggil kamu apa?" Chrissya berusaha untuk tidak menyebutkan kata itu lagi.
Sejujurnya, kata tersebut terbilang cukup asing untuknya karena ia tak pernah memakainya kepada siapapun. Bahkan mantannya terdahulu tak pernah ia panggil seperti itu. Chrissya tak pernah terbiasa dipanggil atau memanggil dengan panggilan sayang seperti itu. Ia lebih suka memanggil mereka dengan namanya atau hanya dengan huruf depannya saja.
Chrissya berusaha mengalihkan pandangannya dan berpikir bagaimana caranya ia bisa terbebas dari Jeff, mengingat mereka ada janji jam 10 pagi ini.Namun, Jeff terus mendekatkan wajahnya pada Chrissya dan membuatnya mau tak mau menyebutkan kembali kata itu. "--ang. Aku tadi manggil kamu 'Yang'.." Chrissya tak lagi dapat menyembunyikan wajah merahnya, hanya bisa memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya. Jeff berusaha untuk menahan tawanya sedari tadi, namun melihat ekspresi Chrissya saat ini, pada akhirnya membuatnya melepas tawanya.
"Ih! Apaan sih?!" Chrissya memukul kedua bahu Jeff. "Hahah... Habis... Muka kamu tuh lucu banget! Hahaha..." Chrissya melipat kedua tangannya di depan dadanya dan mengalihkan pandangannya. Jeff menghentikan tawanya dan kemudian memeluknya. "Maaf deh... Tapi kamu tahu sendiri aku tuh paling nggak bisa kalau nggak gangguin kamu.." "Bodo amat!" Chrissya melepas pelukannya, mengambil piring dan membawanya keluar dari dapur."Syaaaaa~" Jeff berjalan mengikuti Chrissya. "Asyaaaa~" Chrissya berusaha mengacuhkan Jeff dan kembali fokus mengatur meja. Jeff meraih tangannya dan membuat Chrissya berbalik menghadapnya. "I'm sorry, okay?" ucapnya dan mengecup keningnya.
"Huh! Aku kok bisa tahan sama kamu sih?" Jeff tertawa pelan. "Udah, sana mandi! Kita kan ada janji fitting jam 10.." "Iya, tuan putriiii~" ucap Jeff kemudian setengah berlari menuju kamar mandi sebelum sempat Chrissya kembali protes. Langkahnya tiba-tiba terhenti dan kemudian berbalik."Sya?" Chrissya masih menatap Jeff. "Hm?" "I love you hehe.." ucapnya dan kembali melangkah menuju kamar mandi. Tanpa Jeff tahu, kini Chrissya masih berdiri, terdiam dan merasakan wajahnya mulai memanas. "Apaan sih?" omelnya. Chrissya berbalik menuju meja makan. Namun sebelum melangkah, ia menoleh dan menatap pintu kamar mandi yang kini tertutup. "I love you too.." bisiknya dan melanjutkan langkahnya menuju meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret (✔)
Romance"Now.. What's the other one?" Pertanyaan Kiana yang tiba tiba membuat Chrissya terpaku. Ia tak tahu bagaimana cara menceritakannya pada Kiana. "Well...." "Well?" "Err.. First, when I came back to studio, aku nemu handphone di sofa, pas aku buka tern...