-6-

1.8K 271 77
                                    

Jaemin akui ada suatu alasan yang mengharuskannya menggarap pekerjaan ini secara terpaksa. Tidak benar-benar terpaksa yang seperti itu. Secara finansial pekerjaannya ini sangat menguntungkan dari segi royalty yang didapatkan. Selain itu alasan berkorelasi lainnya yang menjadikan ia sebagai seorang Komposer lagu bisa menjauhkannya dari hal itu.

Hanya saja, kepada agensi inilah Jaemin sungguh tidak memiliki niat untuk bekerja sama. Dengan salah satu perusahaan hiburan terpandang, Neo City Entertainment.

Namun, kartu AS masa lalunya telah dipegang erat di dalam sana hingga sangat sulit untuknya lepas dari bayang-bayang agensi besar ini. Ia sangat yakin, mereka pasti akan memanfaatkannya layaknya sapi perah.

Ketika Jaemin memberikan apa yang mereka inginkan, dari sanalah mereka tidak akan berhenti. Terus-menerus meminta sampai tidak ada lagi yang dapat diambil dari seorang Na Jaemin.

Well, seperti sekarang ini.

Tidak ada kepentingan lain lagi bagi Jaemin untuk diam dan mengamati mulainya proses technical meeting. Ada produser yang ia temui kemarin, juga beberapa orang lengkap dengan mempertontonkan tanda pengenal mereka yang menggantung di leher tampak sibuk mondar-mandir mempersiapkan sebuah persentasi yang mungkin sebentar lagi terjadi.

Tentunya persentasi penting ini dipimpin oleh seseorang dengan kedudukan tinggi yang dia punya.

Dia datang.

Langkah penuh keangkuhan seolah menguar, merendahkan nyali bagi mereka yang tak biasa melihat tahta kekuasaan tak kasat mata. Sang presdir tertinggi, pemilik keputusan mutlak akan bagaimana agensi ini beroperasi.

Jaemin melirik dengan ekor matanya, sedikitnya tujuh trainees yang berkeringat dingin menelan ludah mereka gugup karena kehadiran sang presdir.

Sebenarnya ini aneh. Kalaupun memang sekarang adalah waktu paling mendebarkan untuk mereka-trainees, kenapa Jaemin harus berada di sini pula?

Di ruangan penuh deretan kursi yang mengelilingi meja berbentuk oval dengan pusat perhatian mereka di arah utara pada sebuah layar proyeksi. Tentunya Jaemin bukan yang tidak tahu tentang kondisi saat ini menunjukkan penentuan terbentuknya sebuah grup beserta isi di dalamnya.

Dimulai dari pengarahan konsep yang dipilih sebagai image grup, genre serta gaya musik yang diusung mewakili konsep, juga tak luput image yang akan diterapkan pada setiap anggota agar benar-benar menyajikan visualisasi grup tersebut.

Creative Director itu menjelaskannya dengan baik, setiap detail yang akan dijalani benar-benar dirincikannya. Namun, yang membuat Jaemin lebih bingung, bukankah sudah seharusnya mulai menunjuk setiap orang trainee dengan posisi yang akan mereka emban nanti?

Tuk.

Bunyi pulpen tersentak di sisi kanan layar proyeksi terdengar. "Baiklah, cukup sampai di situ Nara-ssi." sang presdir angkat bicara. Tangan kanannya teracung ke atas setelah lama bersedekap dengan raut wajah datar.

Merasa tidak diperlukan lagi Nara, creative director berangsur mundur ke tempatnya sembari menunduk. Mempersilakan posisi yang menjadi pusat utama seluruh mata memandang di ruangan ini pada presdir.

"Tidak perlu basa-basi lagi, seluruh trainees yang berada di tempat ini memiliki kredibilitas tinggi hingga bisa mencapai proses pendebutan."

Jaemin mengamati seluruh keadaan. Seusai kalimat yang dibuat mengangkat harga diri para remaja pelatihan, sangat jelas terlihat ada binar senang di mata mereka.

Pujian yang sangat baik, tumben.

"Tapi ...." Desas desus kebahagiaan tertunda lagi. Pria tambun itu perlahan menarik sudut bibir ujung kanannya, sebuah seringaian yang sudah pasti bukan hal baik. "Sudah dijelaskan bahwa Jaemin terlibat dalam pengaransemenan lagu yang akan digunakan untuk debut kali ini dan mengingat kontrak perusahaan yang belum selesai dengannya."

Blanc Swan [NoRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang