Dua bulan setelah kejadian lamaran dadakan....
Kyungsoo memasuki kamarnya berjalan dengan lunglai menghampiri nakas menaruh tasnya. Hari ini ia rasa tenaganya terkuras banyak setelah mengurusi rencana pernikahan Baekhyun dengan Kris. Belum lagi lusa adalah hari H nya pasti akan jauh lebih melelahkan. Berbicara tentang pasangan itu, Kyungsoo merasa Kris dan Baekhyun menikah bukan karena cinta. Disetiap kali pertemuan, Kyungsoo meraskan tidak adanya keantusiasan pada Baekhyun untuk terlibat mengurusi pernikahannya. Apa mungkin Baekhun terpaksa menikah dengan Kris? Kyungsoo menggedikan bahunya. Tidak mau ambil pusing.
Tapi bagaimana jika Baekhyun ternyata masih mencintai Chanyeol? Tiba-tiba pertanyaan itu muncul dikepalanya. Bisa saja itu benar, mengingat Chanyeol dan Baekhyun berakhir bukan karena sudah tidak saling cinta melainkan jarak yang menjadi penyebab kandasnya hubungan mereka. Baekhyun juga sepertinya tidak tahu bahwa dirinya adalah pacar Chanyeol yang sekarang.
'Yang terpenting sekarang Chanyeol cinta mati terhadapmu.' Dewi batinnya berbisik ketika pikiran negatif mulai bergelayutan dikepalanya. Toh lagipula lusa Baekhyun akan menikah. Perasaan Kyungsoo kembali lega.
Badan yang lengket juga terasa pegal menuntun Kyungsoo pergi kekamar mandi, tetapi sebuah kotak berwarna pink dengan pita diatasnya menghentikan langkahnya. Ia menyentuh kotak itu memangkunya diatas paha. Sejenak menguncang-guncangnya pelan meraskan apa kiranya isi kotak itu. Tidak menunggu lama dengan penasaran ia membukanya. Dilihatnya sepasang sepatu dengan hak tujuh centi berwarna pink dari brand terkenal membuat Kyungsoo terpana. Kyungsoo meraba-raba sepatu cantik itu, senyum manisnya mengungkapkan betapa Kyungsoo menyukainya. Tanpa Kyungsoo bertanya lagi pasti ini dari 'Big Guy' nya.
Pakai ini Lusa. Kakimu yang mungil pasti terlihat lebih cantik mengenakan ini.
Ps: Miss you.
Pcy-mu
Kyungsoo mendengus membacanya namun sedetik ia juga tersenyum. Kyungsoo menarik tasnya yang terletak dinakas merogoh ponsel didalamnya dengan wajah berseri-seri ia menempelkan ponselnya ditelinga.
"Hallo sayang," Suara berat kekasihnya membuat senyum Kyungsoo bertambah lebar.
"Bilang saja kakiku yang pendek ini akan bertambah panjang memakai ini." Kyungsoo memajukan beberapa centi mulutnya berpura-pura merajuk pada Chanyeol meski pemuda itu tak melihatnya.
Disebrang telpon Chanyeol tertawa. "Kamu udah buka kotaknya?"
"Iya,"
"Kamu suka?"
"Iya, terimakasih." Kyungsoo mengangguk sambil mencoba sepatu itu.
"Hanya terimakasih?" Chanyeol bertanya lagi. Kyungsoo mengerutkan keningnya. "Lalu aku harus apa?"
"Kisseu~?"
"Jadi tidak gratis ya... kesini kalau mau itu.
"Haha benar ya..."
"Hmmm,"
"Jangan berani menghindar. Aku kesana sekarang."
"Tapi ini kan sudah mal—"
Tut tut tut
"-am."
Astaga... Kyungsoo menyentuh dadanya yang berdebar. Selalu seperti ini jika sudah berurusan dengan Chanyeol. Padahal Kyungsoo tidak serius akan ucapannya tadi tetapi Chanyeol menanggapinya dengan serius juga antusias. Daripada memikirkan tingkah tak terduga Chanyeol lebih baik Kyungsoo pergi mandi sebelum Chanyeol datang. Itupun jika dia benar-benar datang.
Lima belas menit waktu yang diperlukan Kyungsoo membersihkan badan juga mengenakan piamanya. Jam menunjukan sepuluh kurang lima belas menit kemungkinan Chanyeol tidak akan datang. Mana berani Chanyeol datang kemari dan berhadapan dengan ayahnya pada jam segini. Kyungsoo menaiki ranjangnya sambil meraih ponselnya dan menyamankan dirinya dibantal yang empuk.