***Zefairys***
Sherys berjalan menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar. Dengan langkah sedikit terseret dan kepala terhuyung-huyung. Sebenarnya malam ini sudah Ia rencanakan untuk melanjutkan membaca buku pemberian dari Lay. Namun, entah mengapa tiba-tiba saja kantuk berkekuatan tinggi menyerang matanya. Ingin rasanya ia segera memejamkan matanya, tidak peduli dimana pun itu. Tetapi Ibunya menyuruhnya agar bergegas pergi ke kamar, jangan sampai ia tertidur di ruang tamu dengan keadaan tv masih menyala.
Begitu sampai di dalam kamarnya, Sherys segera mencari dimana letak kasurnya seakan-akan tidak bisa berpikir lagi dimana letak kasurnya. Setelah menemukan letak benda yang ia cari, langsung direbahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Tak lama dari itu, dunia mimpi pun menyambutnya.
Seorang gadis tengah menunjukkan sebuah gerbang, entah gerbang apa yang sedang berusaha ia tunjukkan. Wajah gadis itu sama sekali tidak terlihat karena ia memakai jubah panjang dan penutup kepala hampir menutupi seluruh wajahnya. Gadis tersebut menyuruh Sherys untuk masuk ke dalam gerbang yang berada di tempat yang tidak asing, yaitu taman yang ia datangi bersama Lay pagi itu. Sherys menolak gadis tersebut, namun gadis itu segera membuka gerbang itu yang setelah dibuka muncul sebuah cahaya keemasan dan tiba-tiba gadis tersebut mendorongnya masuk ke dalam gerbang cahaya.
"Aaaaaa,," jerit Sherys, ketika membuka kelopak matanya, ia tersadar bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. Tiba-tiba terdengar suara ketukan kuat dari pintu disusul dengan sebuah suara.
"Sherys, nak, apa kau baik-baik saja?" tanya seseorang dari luar pintu.
Segera Sherys beranjak dari tempat tidurnya dan membukakan pintu. Terlihat wajah seorang wanita yang sangat khawatir.
"Aku tidak apa apa Ibu, hanya mimpi," jelas Sherys.
"Apa benar kau tidak apa apa?" sekali lagi tanya Ibunya pada Sherys sambil celingak-celinguk mencari sesuatu di dalam kamarnya.
"Iya Ibu, aku hanya bermimpi," ujar Sherya lebih jelas.
"Semoga saja Dia tidak mengganggumu," lirih kecil Sang Ibu terdengar samar-samar di telinga Sherys.
"Apa Bu? Barusan Ibu mengatakan sesuatu," tanya Sherys.
"Tidak, Ibu tidak mengatakan apa apa. Ibu hanya bersyukur tidak terjadi sesuatu padamu," balas Ibunya.
"Segera mandi bersihkan dirimu dan lekas turun ke bawah, Ibu sudah menyiapkan sarapan," sambung Ibunya.
Anggukan kecil dari kepala Sherys menjawab ucapan Ibunya. Sesaat setelah punggung wanita itu menghilang di belokkan tangga menuju lantai bawah, ia segera bergegas membenahi diri. Setelah selesai berurusan dengan dirinya sendiri, Sherys segera pergi ke ruang tamu untuk sarapan. Betapa refleknya Sherys, ketika melihat sesosok pria yang tidak asing lagi baginya tengah duduk bersama Ibunya di ruang makan. Pria tersebut melemparkan sebuah senyuman tipis kearahnya.
"Lay, apa yang kamu lakukan pagi-pagi begini, ada keperluan yang sangat penting ya?" tanya Sherys dengan ekspresi heran.
"Baiklah, aku pamit pulang ya Tante!" ancam Lay.
"Ti-Tidak, bukan begitu. Maksudku adalah, ada perlu apa kamu pagi sekali datang kemari," jelas Sherys.
"Baiklah Tante, sekali lagi aku pamit pulang." Lay kembali mengulangi ancaman yang tadi, kali ini disusul sebuah tubuh yang dibalikkan menuju pintu keluar.
"Hey, bukan itu maksudku!" teriakan Sherys menghentikan langkah kaki pria itu.
"Jadi, apa maksudmu?" tanya Lay dengan ekspresi muka menantang yang sangat menjengkelkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/165915253-288-k432231.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zefairys
Fantasy[Ada apa dengan batasan umur. Mau ditulis 17+ atau 60+ juga, gk bakal ada yg peduli. Sya yakin klo para readers kebanyakan nganggep peringatan itu seperti peringatan yang ada di kertas rokok. Klo story saya nggk tau to readers umur brp, cba dibaca a...