Chapter 7: Fairy World

1.5K 109 14
                                    

***Zefairys***

Ketika dibuka kelopak matanya, sinar matahari langsung menusuk matanya. Sherys mencoba bangun dan terduduk. Ia melihat kakinya yang dibalut sebuah kain, rasanya kakinya seperti mati rasa. Saat ia menolehkan pandangan, terlihat sesosok pria tergeletak lemah dan bersimbah darah dengan baju seperti telah disayat-sayat di atas rerumputan dekatnya terduduk. Sontak ia merasa sangat terkejut dan ingatan tentang kejadian malam tadi melayang masuk ke dalam otaknya.

"Bukankah ia pria yang menolongku tadi malam?" lirih Sherys kecil sambil berjalan terseret-seret ke arah pria itu.

Setelah Sherys perhatikan lebih detail wajah pria itu.

"L-Lay!!!" jerit Sherys sangat syok, melihat sesosok pria yang terbaring itu mirip sekali dengan Lay atau mungkin benar jika pria itu adalah Lay.

"Keunikan dirimu akan menolong semua orang yang ada di negeri ini," suara seorang gadis yang tak lain adalah gadis yang sering mengganggu Sherys.

Keunikan? Diriku? Maksudnya.

"Mata dan rambutku! Lavender, ya benar sekali. Yang kubutuhkan adalah bunga lavender," ucap Sherys. Entah mengapa instingnya mengatakan bahwa ia membutuhkan ramuan bunga lavender untuk bisa menyembuhkan pria itu.

Sherys segera beranjak pergi dengan langkah yang cukup sulit dan tidak tau arah tujuan.

Tak lama, terlihat sebuah warna lavender yang begitu pekat terlihat dari kejauhan. Segera ia berlari kecil dan memaksakan kakinya untuk melangkah lebih cepat. Setelah jarak menipis terlihat sebuah kebun atau bisa disebut padang lavender. Terlihat sangat indah terutama dengan warnanya yang begitu pekat sangatlah memanjakan mata. Tanpa berpikir panjang lagi segera ia petik beberapa tangkai bunga lavender yang akan dijadikan ramuan.

Tiba-tiba muncul sosok makhluk menyeramkan yang tadi malam menyerang Sherys dan pria itu. Manik mata hitam pekat makhluk itu bertemu dengan manik lavendernya. Entah apa yang terjadi, makhluk itu tiba-tiba menundukkan kepala dan terlihat tidak menakutkan lagi. Dengan sedikit keraguan Sherys mengelus puncak kepala makhluk itu, lalu makhluk itu menawarkan tumpangan padanya.

Makhluk itu menaikkan Sherys ke punggungnya dan membawa Sherys ke tempat pria itu. Ketika diturunkannya tubuh mungil Sherys, Sherys segera berlari mencari batu untuk menggerus bunga lavender itu. Setelah selesai membuat ramuan, Sherys meminumkannya perlahan pada pria yang tergeletak lemah itu.

Uhuk,

Uhuk,

Terdengar suara batuk kecil yang keluar dari mulut si pria disusul dengan menutupnya luka-luka di badan pria itu secara perlahan, dan pria itu perlahan membuka matanya.

"Awas!!!" teriak pria itu waspada karena melihat makhluk yang ia lawan tadi malam berada di belakang Sherys. Sambil mencari pedangnya, pria itu menyuruh Sherys agar berlindung di belakangnya.

"H-Hey, tenanglah. Ia tidak berbahaya," disusul langkah Sherys yang tidak beraturan mendekati makhluk itu.

"B-Bagaimana mungkin?" tatapan histeris pria itu menatap makhluk yang ada di depan Sherys terlihat jinak.

"Oh iya Lay, sebenarnya kita ada dimana dan apa yang telah terjadi?" tanya Sherys dengan nada yang sangat penasaran.

Pic: Calyx

"Namaku Calyx, aku adalah peri dari kerajaan Sherlys, peri perdamaian," ucap pria itu memperkenalkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Namaku Calyx, aku adalah peri dari kerajaan Sherlys, peri perdamaian," ucap pria itu memperkenalkan diri.

"L-Lay, tidak usah bercanda!" ucap Sherys ragu.

"Calyx, namaku Calyx," kata-kata pria itu membuat kepala Sherys terasa sangat berat dan akhirnya tubuh Sherys ambruk.

******

Ketika Sherys membuka kelopak matanya, manik kuning keemasan balas menatapnya.

"Kamu sudah sadar, aku sudah menyiapkan buah-buahan. Kamu mungkin pingsan karena belum mengisi perutmu dengan sesuatu," ucap pria itu sambil menyodorkan sebuah apel merah pada Sherys. Sherys mengambil apel merah itu dan terduduk sambil memakannya.

"Bukankah kamu seorang peri? Aku sangat yakin bahwa kamu adalah seorang peri," tanya pria itu.

"J-Jika kamu bukan Lay, lalu kamu siapa? Dimana aku? Dan apa yang sebenarnya terjadi?" bukannya menjawab pertanyaan pria itu, Sherys malah balik bertanya kepadanya.

"Aku adalah Calyx, peri perdamaian. Sepertinya kamu kehilangan ingatanmu," ucap pria itu.

Sherys memutarkan bola matanya dan berpikir, tidak ada satupun kejadian yang ia lupakan.

"Baiklah, akan kubantu kamu mengingat sesuatu. Ini adalah dunia peri, dan aku yakin bahwa kamu sebenarnya adalah seorang peri. Coba kamu ingat-ingat, kamu berasal dari kerajaan apa?" kata-kata pria itu membuat Sherys berpikir.

"Apa! Dunia peri! Apa mungkin jika aku masuk ke dalam dunia khayalan yang bisa disebut juga sebagai cerita dongeng," lirih Sherys pelan.

"Kamu benar-benar kehilangan ingatanmu. Akan kubantu kamu mencari jati dirimu," sambung pria itu.

Meskipun Sherys mengetahui bahwa ia mengingat semuanya, tetapi tawaran untuk membantu menemukan jati dirinya mungkin itu sesuatu yang benar. Entah mengapa Sherys merasa bahwa itu sesuatu yang baik.

"Baiklah, terimakasih kamu sudah banyak membantuku Calyx. Dan ya, namaku Sherys," lirih Sherys kecil dengan sebuah senyum tipis mengembang di bibirnya dan dibalas oleh senyum yang serupa oleh Calyx.

Hari mulai gelap dan sinar matahari telah enggan menampakkan sinarnya. Calyx memutuskan bahwa mereka akan mulai berangkat esok ketika fajar menyingsing. Sebelum hari benar-benar gelap, mereka bergegas mengumpulkan dahan-dahan atau kayu kering untuk membuat api unggun.

Calyx menaruh beberapa kayu yang telah mereka kumpulkan tadi, lalu ia seperti sedang mengingat sebuah mantra. Tiba-tiba api keluar dari telunjuk tangannya dan segera ia arahkan ke tumpukkan kayu kering itu. Seketika api menyala, dan tubuh Sherys mulai terasa hangat. Ingin sekali Sherys mengajukan banyak pertanyaan kepada Calyx, namun ia ragu untuk menanyakannya. Terutama karena hal yang barusan terjadi.

"Memang hal seperti itu mungkin tidak aneh disini, tetapi jika itu terjadi di dunia manusia, maka Calyx mungkin akan dianggap sebagai siluman atau makhluk jadi-jadian bahkan yang lebih buruk lagi, monster. Dan juga itu sedikit aneh karena ia bilang bahwa ia adalah peri perdamaian sedangkan menurut buku yang telah kubaca, elemen api adalah kekuatan dasar peri pembunuh atau sering disebut peri kegelapan," fikir Sherys.

"Sebenarnya apa kekuatan dasar peri perdamaian? Dan mengapa tadi, Calyx menggunakan kekuatan dasar elemen api?" sebenarnya Sherys sudah sangat bosan dengan berjuta-juta pertanyaan yang ada di otaknya, mungkin sebelum dirinya lahir pun sudah ada orang yang memberikannya rasa penasaran.

Sherys meringkukkan tubuhnya di depan api unggun. Kehangatan api unggun membuat satu persatu rasa lelah di otaknya menghilang, karena pertanyaan-pertanyaan yang masih belum terjawab sampai saat ini.

Malam terasa mulai larut makhluk itu sudah tertidur namun terlihat masih waspada karena takut ada yang menyerang ketika semuanya terlelap. Sherys melihat Calyx yang masih sedikit sibuk mengoperasikan pedang. Dan Sherys, ingin rasanya ia terlelap namun rasanya berbaring diatas rerumputan yang sangat lembut dengan semilir angin malam yang menerpa halus wajahnya sekaligus mengibaskan ujung rambut panjangnya dan menatap bintang-bintang yang terlihat bertaburan di langit malam, adalah hal yang memanjakan mata dan juga sekaligus me-refresh-ing otak.

Tetapi Sherys berpikir bahwa ia harus tidur agar kondisi badannya fit esok pagi, agar ia bisa pergi ke kerajaan Sherlys.

Sherys mulai memejamkan matanya dan terlelap. Entah mengapa ia merasa aneh karena akan memasuki dunia mimpi, sedangkan ia sendiri mungkin sedang berada di dunia mimpi yaitu dunia peri.

"Tidurlah, karena esok adalah hari dimana mulainya cerita ini," lirih seorang gadis kecil yang terdengar jelas di telinga Sherys namun tak kuasa menahan kantuk, akhirnya Sherys tak mempedulikan itu.

ZefairysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang