Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Minseok itu anak bungsu dari Kim Junmyeon. Ia memiliki dua saudara, yakni Kim Jongin dan Kim Jongdae.
Eomma mereka sudah tiada saat Minseok masih kecil. Makanya, Jongin dan Jongdae sudah terbiasa hidup mandiri. Berbeda dengan Minseok, ia masih lekat dengan sifat anak kecilnya.
Seperti saat ini, Minseok tengah merengek manja kepada dua hyungnya.
"Huaa, Jongin Hyung! Kaki Minseok panjang sebelah!"
"Hah?" Jongin bertanya dengan terkejut, namun ia lega setelah melihat kaki adiknya. Rupanya kaus kakinya longgar sebelah, sehingga yang satu nampak lebih rendah dari pasangannya.
"Bukan kaki Seokkie yang panjang sebelah, tapi kaus kakinya. Coba Seokkie perbaiki dulu." Titah Kai sembari merapikan jas kerjanya.
Namun, Minseok dengan raut wajah sedihnya menggeleng pelan, "Tapi menurut Minseok ini sudah terpasang dengan benar, Jongin Hyung."
"Tidak sayang, sini biar Hyung rapikan." Ucap Jongdae yang baru saja selesai memasak sarapan untuk mereka bertiga.
Omong - omong, Appa mereka sedang sibuk dengan bisnisnya di Amerika. Makanya keadaan rumah pagi ini bisa dibilang cukup kacau.
Dengan telaten, Jongdae merapikan kaus kaki Minseok hingga nampak rapi kembali. Merasa gembira, Minseok pun menyengir lebar dan menunjukkan deretan gigi rapinya.
"Bilang apa ke Hyung?"
"Gomawo, Jongdae Hyung. Minseok senang sekali."
Jongdae yang merasa gemas pun segera mengacak rambut adiknya. Tak lupa, dibantunya Minseok mengenakan ransel kecilnya dengan motif rusa.
"Seokkie masih pakai tas dari Luhan Hyung?"
Minseok mengangguk, "Tentu saja, Hyung. Luhan Hyung-ie hanya datang setahun sekali, jadi dengan tas ini aku akan selalu mengingatnya.." Jawabnya dengan nada kesedihan.
Luhan adalah sahabat karib Jongin. Sayangnya, Luhan selalu disibukkan dengan perusahaannya di China, makanya ia hanya bisa bertemu Minseok setahun sekali.
"Sudahlah, nanti juga Luhan Hyung akan datang kok. Minseok tidak usah bersedih ya." Ucap Jongdae dan Minseok kembali mengangguk.
"Nah sekarang, Minseok ke meja makan dan sarapan dulu sebelum sekolah."
"Baik, Jongdae Hyung."
Kaki kecilnya melangkah menaiki meja.
Sembari menyenandungkan lagu EXO, ia mengunyah makanannya dengan semangat. Hingga akhirnya ia tersedak makanannya sendiri.
"Uhuk! Uhuk!"
Kedua Hyungnya pun merasa begitu panik. Jongin yang berada di sebelah adiknya pun segera menyodorkan segelas air putih pada Minseok.
Gulp, Gulp
Setelah minum, barulah Minseok merasa lehernya nyaman kembali.
"Gomawo, Hyung."
Ia pun kembali makan samgyeopsal-nya dan kini saus - saus mulai terlihat memenuhi pipi gembulnya.
Jongdae hanya menggeleng kecil, sebelum membersihkan pipi adiknya dengan selembar tisu.
"Kan sudah Hyung bilang, kalau makan jangan berhamburan, Seokkie. Arraseo?"
Minseok menunduk, "Maafkan Minseok. Minseok selalu merepotkan."
Jongin menggeleng, "Tidak, kami tidak marah padamu, Baby. Kami hanya mengajarimu."
Tentu saja mereka tidak marah, terlebih Minseok baru menginjak bangku JHS kelas 1.
"Ne, Hyung. Terima kasih telah menyayangiku. Aku sayang Jongin Hyung dan Jongdae Hyung!"
Mereka berdua terkekeh, lalu Jongdae pun memikirkan satu kalimat untuk menjahili adiknya.
"Pilih mana kami dengan Luhan Hyung?"
Minseok tampak menimbang, dan belum sempat ia menjawab, seseorang dengan sebuket bunga dan sekotak bakpao telah datang menghampirinya.
"Surprise!"
Minseok pun terharu, karena ternyata Luhan lah yang datang.
"Luhan Ge!"
Jongdae dan Jongin pun hanya merengut kesal, karena kini adik kesayangan mereka sudah direbut Luhan kembali.
Bahkan kini keduanya telah berpelukan dengan begitu mesra seperti di drama yang mereka tonton.
"Dasar rusa menyebalkan!"
Dan Luhan yang paham akan Jongin dan Jongdae pun menyulurkan lidahnya.
