My Step Father 1 (Xiuhan)

569 50 7
                                    

Luhan POV

Aku tersenyum remeh pada lelaki pendek di depanku ini. Namanya Kim Minseok. Tadi saat ibu menelponku, ia mengatakan Minseok adalah calon suaminya yang baru. Demi Tuhan, dia lebih cocok menjadi pacarku daripada ayah tiriku.

Wajahnya gembulnya yang bulat, kulitnya yang putih, dan bibir merah yang merekah itu. Aku penasaran seberapa manis bibir itu jika kucium.

"Luhan-ah?"

Ah. Aku tersentak.

Omong - omong, kami hanya berdua di rumah ini. Ibuku adalah seorang workaholic, jadi tak heran jika ia sering bepergian keluar kota. Seperti saat ini, ibu sedang di Bangkok untuk mengurus bisnisnya.

"Ne, Minseok appa?"

"Bisa kau tunjukkan dimana kamarku?"

Aku mengangguk, "Tentu saja."

Kubantu ia mengangkat beberapa kopernya, dan kami pun segera menuju lantai atas.

Dipertengahan jalan menaiki tangga, tiba - tiba saja kudengar suara gaduh dan aku terkejut bahwa Minseok terjatuh. Dengan cepat aku melangkah ke atas dan menaruh kopernya yang kubawa, lalu berlari ke arahnya lagi.

"Kau tidak apa - apa?" Tanyaku cemas sembari memegang suhu dahinya. Astaga, pria mungil ini sedang demam.

Ia menggeleng lemah, "Aku tidak apa - apa, Lu. Aku hanya pusing karena jetlag sepertinya."

"Ulurkan tanganmu."

"Untuk apa?"

"Aku akan menggendongmu."

Minseok menatapku horror, "Tidak mungkin. Aku adalah ayahmu, rasanya sangat aneh jika kau yang menggendongku."

Aku menatapnya kesal, "Lalu kau ingin bagaimana naik keatas? Kau mau kuseret?"

"Biar saja. Begitu lebih baik."

Dasar keras kepala. Tanpa aba - aba, kugendong paksa ia dengan gendongan bridal, dan aku tetap membawanya keatas meskipun ia memberontak di pelukanku.

***

Sesampainya didalam kamar, kuletakkan Minseok di atas ranjang. Kini, aku membantu untuk melepaskan pakaian jasnya dan Minseok terlihat malu. Wajahnya merah padam. Dalam hati aku tersenyum menang, "Sebentar lagi, kau akan jadi milikku."

"Kau tidak seharusnya membantuku sampai sebegininya, Lu." Rengeknya manja, sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang hanya mengenakan pakaian dalam.

Aku terkekeh sembari mencarikan pakaian santainya di dalam koper. Kutemukan kemeja polos berwarna putih dan kuulurkan padanya.

"Dimana celananya?"

"Pakai kemejanya saja. Percayalah, akan lebih nikmat tidur tanpa mengenakan bawahan. Tunggu saja disini, aku akan mencarikan obat untukmu."

Minseok tersenyum padaku, "Terima kasih, kau calon anak yang baik."

***

Aku menyiapkan semangkuk bubur dan juga obat demam tentunya. Namun, tiba - tiba saja otakku menjadi gila.

Dengan segera aku keluar rumah dan mencari sesuatu yang kubutuhkan. Setelah mendapatkannya, aku tersenyum. Senyum licik tepatnya.

"Maaf Seokkie, tapi aku akan membuatmu sadar bahwa kau lebih pantas menjadi milikku.

***

Author POV

Minseok terkejut saat Luhan tiba - tiba membuka pintu kamarnya sembari memegangi nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air minum. Pria mungil itu hendak berdiri membantu, tapi Luhan memberikan gestur bahwa ia cukup diam di tempatnya

Tanpa sadar Minseok mengerucutkan bibirnya, dan Demi Tuhan Luhan tidak kuat melihat makhluk manis di depannya ini.

"Sebentar lagi, Luhan ah..Tahanlah nafsumu itu..." Batinnya bergejolak.

"Aku hanya bisa menyiapkan ini."

"Tidak apa. Malah aku ingin meminta maaf jika aku merepotkan."

"Tentu saja tidak , sebentar lagi kau akan menjadi Appaku kan?"

Bibir Minseok terkatup, namun setelahnya ia mengangguk. Luhan mendekat dan duduk di samping ranjang.

"Mau kusuapi?" Tanya pria China itu sambil terkekeh.

Minseok segera merebut mangkuk si tangan Luhan, "Aku bisa sendiri."

"Yasudah, kalau butuh apa - apa teriak saja, ne? Kamarku ada disebelahmu."

Luhan pun keluar dari kamar Minseok, dengan senyum misterius tentunya.

***

Minseok POV

Aku menggigit bibirku. Entah kenapa seluruh badanku tetap panas, padahal aku sudah meminum obat dari Luhan. Namun, demamku tak kunjung sembuh sepertinya.

Aku pun mencoba melangkah pelan meskipun kepalaku didera rasa pusing. Belum sempat aku membuka pintu,  Luhan sudah masuk dan wajahnya menjadi panik.

"Astaga, Minseok! Kau masih sakit."

Wajahku memerah, "Luhan, tubuhku panas..."

Ia kembali menggendongku ke ranjangku, lalu menutup pintu kamar dengan kakinya.

"Tenang Seokkie.." Ucap Luhan padaku.

Apa katanya? Seokkie?

"Aku akan membantumu menghilangkan rasa panas itu."

"Apa maksudmu-hmmh....."

Ini gila!

Luhan menciumku!

Setelahnya, kusadari ia menutup mataku dengan sebuah kain.

Dan kenikmatan mulai terasa di tubuhku.

Astaga!

Aku akan bercinta dengan calon anakku!

***

HEHEHE, GANTUNG DONG😂

Short Story About XiuminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang