20.00 KST
Seorang wanita separuh baya berjalan ke arah ruang televisi. Ia berhenti persis di depan seorang lelaki. Wanita paruh baya itu tersenyum,penuh kelembutan.
"eomma sudah masakan makanan kesukaanmu, kamu makan ya sayang" ucap wanita separuh baya itu yang tak lain adalah eomma chanyeol.
Chanyeol yang sedang di tanya hanya diam membisu. Ia duduk di sofa sambil sedari tadi memencet remot tv. Matanya memang mengarah ke Tv tapi tatapanya kosong.
Eomma chanyeol menghela nafas sebentar. Ia prihatin dengan keadaan putranya ini.
Chanyeol semakin terlihat kurus dan wajahnya pun terlihat sembrawut dan tidak terawat.
Ini sudah 1 bulan sejak kematian rose. Walaupun sudah ada perkembangan dari sikap chanyeol tapi tetap saja ia masih tak mau makan.
Setelah tau rose dan anaknya meninggal chanyeol mengurung di dalam kamar selama 8 hari. Dia tidak makan dan tidak minum. Jisoo,adik yang sangat di sayangi chanyeol pun juga tidak dapat membujuk chanyeol.
Papa chanyeol yang tak kuat melihat istrinya menangis setiap hari akhirnya kehilangan kesabaranya. Ia mendobrak paksa dan mendapati putranya yang terkapar di lantai tak sadarkan diri.
Kini chanyeol sudah tak mengurung di dalam kamar lagi, sesekali chanyeol ke dapur hanya untuk minum air putih.
"chanie... Mau sampai kapan kau seperti ini, tubuhmu sudah kurus seperti ini, kau harus makan sayang.. Rose pasti sangat sedih jika melihat keadaanmu seperti ini.. " bujuk eomma chanyeol.
Mendengar nama rose di sebut seketika chanyeol terdiam kaku, ia semakin menatap kosong tv yang ada di depanya.
"apa eomma tau yang seharusnya disedihkan oleh rose itu apa" ucap chanyeol, suaranya bergetar tatapanya kosong.
"yang seharusnya membuat rose bersedih itu adalah karena ia mendapatkan lelaki sepertiku, lelaki yang tak punya hati seperti aku,lelaki egois dan tak bertanggung jawab" ucap chanyeol dengan suara berat dan bergetar.
"chan.. " eomma chanyeol memanggil chanyeol lembut,bermaksud menenangkan chanyeol.
"eomma tau?, dosa besar apa yang sudah aku lakukan padanya, sesering apa aku meyakiti hatinya, selama apa juga aku tidak pernah memperhatikanya, dan sesulit apa dia mencoba hidup bersamaku?
" Eomma tak akan pernah tau rasanya! Eomma tidak akan tau rasanya menjalani sisa hidup dengan rasa penyesalan yang tak akan bisa di tebus..dan sekarang eomma menyuruh ku untuk makan dan kembali seperti dulu lagi padahal hidupku dulu berbeda dengan hidupku yang sekarang! Hidup ku yang sekarang hanya di penuhi dengan penyesalan yang tak mungkin bisa di maafkan.." tangis chanyeol meledak, ia tak tahan lagi, ia mungkin bisa gila.
Benar! Chanyeol sudah gila. Ia gila karena terus menerus memikirkan bagaimana ia bisa ia bisa menebus kesalahanya pada rose, bahkan sekedar mengucapkan maaf sekalipun.
Ia berdiri sambil mengatur nafasnya,dadanya naik turun, ia memejamkan matanya sejenak lalu menunduk,menahan tangis.
Chanyeol berjalan keluar melewati mamanya.
"kau mau kemana chan? " teriak eomma chanyeol.
Chanyeol berhenti,ia masih membelakangi eommanya tersebut. "aku butuh sendiri" ucap chanyeol lalu berjalan kembali.
Chanyeol berhenti di sebuah jembatan. Ia menatap langit. Sesekali ia meminum soda yang kini di pegangnya.
Ingatan tentang rose kini kembali muncul dipikiranya. Ia benar benar tak tau cara untuk menghilangkannya. Ia terlalu mencintai rose, ia terlalu bodoh Ia terlalu merasa bersalah,ia sangat merindukan rose, tapi bilang rindu sejuta kali pun tak akan membuat ia bertemu dengan rose.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mine Has Gone
FanfictionDan yang sudah pergi tak kan bisa kembali lagi,tugasmu hanya harus memulainya,sendiri