Hay hay sebelumnya aku mau bilang terima kasih banget buat sahabat gue RidhaRf yang udah buatin cover ff kedua aku...
Selamat membaca dan jangan lupa untuk Vomments yaaa :*
********
Aku merasa hidupku sangat lah sempurna, memiliki kedua orang tua yang sangat menyayangiku dan selalu ada untukku, aku memang anak tunggal tapi aku tidak pernah merasa kesepian, seperti yang sudah aku bilang kedua orang tuaku selalu ada untukku walaupun kesibukan pekerjaan yang menumpuk, mereka tidak pernah mengenyampingkanku.
Aku juga memiliki seorang sahabat bernama Niall Horan, dia sangatlah baik dan selalu ada di saat aku sedih dan senang, kami bersahabat sejak kecil dan itu karena kedua orang tuaku juga bersahabat dengan kedua orang tuanya. Intinya aku sangat beruntung memiliki sahabat sepertinya.
Aku akan memperkenalkan diriku terlebih dulu sebelum kalian mengetahui kehidupan ku yang sesungguhnya.
Well namaku adalah Elra Richella Faustine, usiaku kini 18 tahun. terlalu panjang? ya memang, menurutku juga nama itu terlalu panjang untuk gadis sepertiku, tapi aku harus tetap bersyukur dan menghargai nama perberian kedua orang tuaku. Tapi kalian cukup panggil aku El atau Ra.
Aku pernah bertanya pada ibuku apa arti dari namaku dan ia pun menjawab arti dari namaku adalah "Bidadari yang anggun dengan penuh keberanian dan keberuntungan." Bagus bukan arti dari nama itu? bagiku sangat bagus bahkan sempurna.
Ibuku memberi nama penuh arti seperti itu karena mempunyai alasan, ibuku menginginkanku menjadi bidadari yang anggun dengan penuh keberanian dan keberuntungan, ya ku akui sifatku sebagian sesuai dengan namaku, kenapa hanya sebagian? ya karena ada satu arti nama itu yang tidak ada pada diriku yaitu "anggun." kalian akan mengetahui sendiri apa alasannya.
Baiklah mari kita lanjut ke kisah hidupku, kehidupanku yang dapat dikatakan sempurna, mengapa aku dapat berbicara seperti itu? ya itu karena aku merasa hidupku sangatlah sempurna walaupun tak ada yang sempurna di dunia ini, aku termasuk ke dalam keluarga yang berkecukupan dalam segi materil. Aku tidak pernah merasa kekurangan untuk segi itu.
Ah ya aku sampai lupa memberitahu kalian, saat ini aku sedang melanjutkan pendidikanku mengejar gelar sarjana di salah satu Universitas swasta ternama di London dan aku mengambil bidang Sastra, aku mengambil bidang Sastra Inggris karena aku sangat tertarik dalam bidang Sastra pastinya, saat ini aku baru saja menginjak Semester 2.
Kalian bertanya mengenai Niall? Sudah pasti dia juga berkuliah di tempat yang sama sepertiku, karena memang kita berjanji akan selalu satu sekolah, hanya saja kami berbeda jurusan Niall mengambil jurusan musik. Tapi yang penting kami tetap satu tempat kuliah, jadi tak masalah.
Aku cukup mengenal baik teman-teman Niall, tapi aku jarang berkumpul dengan mereka walaupun Niall selalu mengajakku untuk meet up bersama mereka, entah mengapa ada sesuatu yang menahanku untuk selalu dekat dengannya.
Ya dengannya salah satu dari sahabat baru Niall yang sudah membuat pikiranku bercabang, kalau saja dia meresponku atau sedikit lebih lunak denganku pasti aku akan senang hati untuk ikut dengan Niall.
Salah satu sahabat Niall yang bertubuh tegap, beralis tebal, mempunyai mata yang indah, dan rambut yang selalu ia tata dengan rapih dengan sedikit jambulnya. Dan bibirnya yang... Ugh sudahlah lupakan apa yang baru aku ucapkan.
Aku tidak pernah menceritakan soal ini pada Niall, lagi pula untungnya untukku apa jika bercerita pada Niall? itu tidak akan membuahkan hasil, dia itu hanya paham soal makanan. Lihat saja kisah percintaannya, yang tak pernah beres.
Sebenarnya Niall sosok pria yang tampan, matanya begitu indah dan sikapnya yang selalu humoris, tapi entah mengapa ia selalu menjauh jika ada gadis yang mendekatinya.
Kalau aku bertanya soal itu dia selalu menjawab 'dia bukan tipeku.' Gaya sekali dia sampai pernah menolak gadis tercantik saat senior high school dulu, aku sendiri tidak paham seperti apa tipe gadisnya. Sudahlah lupakan.
Well ku rasa sudah cukup aku bercurhat ria mengenai diriku dan orang-orang terpenting dalam hidupku.
***
Elra POV
"El, Niall sudah ada di depan cepat turun." Pekik Mom dari bawah dan saat ini aku sedang bersiap untuk berangkat ke kampus dan kalian sudah dapat menebaknya aku memang selalu berangkat bersama Niall. Selain karena rumah kami yang searah, dia memang selalu senang hati jika harus mengantar jemputku.
"Aku segera turun Mom." Aku mengambil tas yang sudah terletak manis di atas tempat tidurku, dan sebelum aku turun ke bawah aku mengambil sepatu Vans ku untuk ku pakai di dalam mobil, karena jika aku memakai di kamar pasti Niall akan lama menunggu dan itu akan membuatnya berceloteh.
Aku berpamitan pada Mom dan Dad sebelum keluar dan masuk ke dalam mobil Niall dalam ke adaan menenteng sepatu.
"Kau ini pasti kesiangan lagi kan? benar-benar kau El." Benarkan apa kataku, Niall pasti akan bertanya seperti itu.
Karena terlalu sering aku mendengar pertanyaan membosankan itu aku pun mengabaikannya dan tetap memakai sepatuku dalam mobilnya.
"Kau ini berisik sekali, aku sudah berusaha bangun lebih pagi kau tau." Tukasku setelah selesai memakai sepatu Vans ku.
"Kau keluar jam berapa? aku ada jam sampai sore." Tanyanya yang sibuk menyetir dan memegang burger di tangannya.
"Baiklah aku akan menunggumu di taman kampus, tapi kalau aku bosan aku pulang duluan."
"Tunggu aku saja, jangan pulang duluan. Kau sudah sarapan belum?" Tanyanya yang sibuk memasukan burgernya dengan menyetir.
"Kau pikir keadaan aku keluar dari rumah dengan keadaan seperti tadi itu dapat di katakan sudah sarapan?"
"Makanya bangun jangan siang-siang." Dia hanya berkometar seperti itu? tidakkah dia berbaik hati untuk membagi makanannya denganku? Niall memang sangat tega.
Aku pun mengabaikan komentarnya dan menatap ke luar jendela. Sampai akhirnya aku dan Niall sampai di kampus.
"Hi mate." Sapa seorang sahabat Niall yang bernama Harry saat aku dan Niall sedang berjalan di koridor kampus, Niall membalasnya dengan senyuman dan balas salaman ala pria-pria kebanyakan.
"Hi El." Aku tersenyum kikuk pada Louis, sebenarnya yang membuatku kikuk bukanlah Louis, tapi pria yabg berdiri di sebelahnya.
Yaa pria berwajah timur tengah yang selalu dingin dan datar tanpa ekspresi, ekspresi wajah seperti itu yang membuatku enggan untuk berdekatan dengan mereka.
Perasaan apa ini, aku selalu memungkiri perasaanku yang memang selalu ingin menatap mata indahnya tapi setiap aku memungkirinya selalu saja ada sesuatu yang aneh ku rasakan dalam hatiku.
Seperti ada ribuak kupu-kupu yang berterbangan di perutku.
****
Ini cerita kedua aku "Last First Kiss (Zayn Malik) walaupun yg pertama belum selesai. hhhmm aku tau cerita ini mungkin ga sebagus cerita-cerita yang lainnya, tapi aku harap kalian suka dan jangan lupa vomments yaa :) TYSM :*
KAMU SEDANG MEMBACA
This Must Be Love (Ziall Love Story)
Lãng mạnDua orang yang dapat membuat kalian merasa sangat berarti selain orang tua, ialah sahabat dan seseorang yang kau cintai. Sangat menyenangkan bukan jika kalian memiliki seorang sahabat yang selalu ada untuk kalian? Sangat bahagia bukan memiliki seseo...