"Zayn."
Zayn menoleh kepada sumber suara. Wajah Zayn yang semula sumeringah menjadi diam tak berekspresi. Ia menjadi sulit untuk mengeluarkan suara untuk menjawab panggilan tersebut.
Bibirnya terasa kelu dan tenggorokannya terasa tercekat. Sebisa mungkin ia bersikap santai dan wajar.
Zayn mencoba menarik bibirnya sehingga membentuk sebuah senyuman tipis.
"Hey Niall." Zayn mendekati Niall yang tengah bersandar di mobil sport kuningnya dengan jarak yang tak terlalu jauh.
"Kenapa kau harus menyembunyikan ini Zayn?" Zayn merasa bingung menjelaskannya pada Niall. Sebenarnya ia tidak ingin membohongi Niall hanya saja ia belum siap menceritakan ini kepada yang lain.
"Kita bahas di rumahku." Zayn kembali ke mobilnya begitu pun dengan Niall. Niall mengikuti kemana arah mobil Zayn berjalan.
Ketahuilah di sepanjang perjalanan Zayn memikirkan kata-kata yang akan dia ucapkan pada Niall dan begitu pun Niall. Ia memikirkan apa yang akan di katakan oleh sahabatnya Zayn. Ia sudah bertekad akan menerima semua kenyataan yang akan ia dengar.
Tak lama kemudia Zayn sampai di depan rumahnya. Niall memarkirkan mobilnya tak jauh dari mobil Zayn.
Setelah Niall menyapa Mom Trisha ia mengikuti Zayn yang mengajaknya untuk ke kamar.
"Zayn, sepertinya di temani dengan cemilan mu akan lebih seru." Pinta Niall.
Selang beberapa waktu Zayn datang dengan membawakan macam-macam snack yang ia ambil di dapur.
"Begini akan lebih baik, ayo ceritakan." Niall mengambil sebungkus cemilan yang sudah berada di depannya.
"Sebaiknya kau suruh yang lain ke sini, aku akan mengatakannya kepada yang lain juga." Niall menganggukan kepalanya dan menyambar ponselnya yang tergeletak di tempat tidur Zayn.
Selama menunggu Harry, Louis dan Liam datang ke rumah Zayn. Niall dan Zayn mengobrol hal-hal ringan, Niall mencoba untuk tidak terlihat bermasalah soal kedekatan Zayn dengan Elra.
Tak lama Harry, Louis dan Liam pun datang dan langsung masuk ke dalam kamar Zayn. Keempat kawannya memang sangat suka berkumpul di kamar Zayn, menurut mereka kamar Zayn sangat lah rapih dan artristic di kamar Zayn juga terdapat banyak alat musik dan lukisan yang di buat sendiri oleh Zayn.
"Ada apa mate? kau berdua menyuruh kami ke sini malam-malam begini?" Tanya Harry yang langsung duduk di sebelah Niall dan mencomot snack yang di makan Niall.
"Untung saja Elle tak masalah pulang sendiri dari cafe." Louis menyenderkan tubuhnya pada kursi santai Zayn.
Hanya Liam yang tak berkomentar ia hanya diam dan duduk di sebelah Zayn. Ia sudah dapat menebak apa yang akan Zayn katakan.
"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu." Ujar Zayn sedikit gugup.
"Tell what Zayn?" Tanya Louis merubah wajahnya menjadi serius. Karena Zayn tidak akan seperti ini jika tidak ada hal serius yang akan ia katakan.
"Ini soal Elra." Harry dan Louis sontak mendongakan kepala mereka hingga dapat melihat air wajah Zayn yang sedikit gugup.
Zayn melirik ke arah Niall yang terlihat santai.
"Niall kau berjanji tidak akan marah dengan ku?" Tanya Zayn sebelum ia menceritakan semuanya.
Niall menolehkan wajahnya pada Zayn dan ia menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Kau pikir aku perempuan Zayn yang mudah marah."
Zayn tersenyum mendengar jawaban dari Niall.
"Baiklah, jujur saja aku menyukai Elra bahkan aku mencintainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
This Must Be Love (Ziall Love Story)
RomanceDua orang yang dapat membuat kalian merasa sangat berarti selain orang tua, ialah sahabat dan seseorang yang kau cintai. Sangat menyenangkan bukan jika kalian memiliki seorang sahabat yang selalu ada untuk kalian? Sangat bahagia bukan memiliki seseo...