'Terkutuk lah kau Zayn si manusia berhati es dari arab yang berjambul.' Umpatku dalam hati.
Kalau aku tau jika menerima tawarannya hanya untuk mengabaikanku aku lebih memilih untuk ikut pergi bersama Niall.
Setelah masuk kedalam rumahnya dengan keadaan Zayn menghiraukanku akhirnya aku di sambut dengan baik oleh Mom nya dan aku dapat melihat anak kecil berlari menuruni tangga dengan riang.
Aku heran kenapa wanita seramah dan sebaik Mom Trisha dapat memeliki anak menyebalkan seperti Zayn. Lihat saja kelakuannya, dia tidak mengerti cara memperlakukan tamu dengan baik apa? dari tadi dia hanya bercanda dengan gadis itu tanpa memperdulikanku sedikit pun.
"El apa kau sudah mengenal kedua putri ku?" Tanya Mom Trisha. Kedua putrinya? yang mana? bertemu saja belum bagaimana bisa mengenal?
Aku menggelengkan kepalaku dengan tersenyum sopan. Ia pun membalasnya dengan hangat.
"Kalau begitu kenalkan dulu ini adik Zayn yang paling kecil namanya Safa." Gadis kecil yang bernama Safa itu tersenyum ramah padaku dengan melaimbaikan tanganya, sungguh menggemaskan anak ini. Aku pun membalasnya dengan tersenyum padanya.
"Dan yang ini adik Zayn yang pertama namanya Waliyha." DEG!!! Adiknya? aku sangat merasa berdosa padanya karena sudah berpikir yang aneh-aneh. Sejak kapan aku menjadi bodoh seperti ini sih? sampai tidak dapat melihat kemiripan di antara mereka berdua? aku rasa setelah aku dekat dengan Zayn maka otakku sedikit lebih bodoh dari biasanya. Tapi aku tidak dapat dikatakan bodoh sepenuhnya bukan? banyak orang yang berkata kalau berjodoh pasti mirip, benar kan? ah pasti benar.
Ia tersenyum manis padaku, harus ku akui dia memang gadis manis. Aku membalas senyumannya dengan manis dan langsung melirik ke arah Zayn yang tengah memainkan alis tebalnya itu. Kenapa dia tidak bilang dari awal sih kalau gadis itu adiknya, jadi kan aku tidak perlu berpikiran yang bukan-bukan. Oke baiklah mungkin aku saja yang terlalu berlebihan.
"Baiklah sepertinya semua sudah lapar, lebih baik kita makan sekarang." Ucap Mom Trisha. Aku duduk di bangku sebelah Zayn dan Waliyah.
Aku sangat senang berada di tengah keluarga Zayn yang sangat ramah dan hangat terhadapku, walapun Dadnya tidak ada karena sedang bertugas di luar kota tetap saja aku dapat menebak jika keluarga Zayn adalah keluarga yang harmonis.
Makan malam pun selesai. Zayn mengajakku untuk duduk di taman belakang sedangkan Waliyha dan Safa kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas sekolah mereka.
"Jadi kau sudah tau kan siapa gadis yang bersama ku saat di taman sore itu?" Kenapa dia harus membahas itu sih.
"Lagi pula aku tak memikirkannya." Elakku. Sepertinya sekarang aku jago mengelak.
"Benarkah? ku lihat wajahmu sangat terkejut saat mengetahui yang sesungguhnya." Great Zayn! sekarang aku tidak tau harus menjawab apa.
"Wajahku memang suka terkejut secara tiba-tiba." Oke aku tau ini bukan alasan yang tepat.
Benarkan dugaan ku dia pasti akan mentertawaiku.
"Kalau begitu seram sekali wajahmu." Bagus sekali sekarang dia mengejek wajah cantikku ini. Haha ku mohon abaikan pengakuan ku barusan.
"Mengapa kau sangat menyebalkan sih." Umpatku dengan mengalihkan pandangan ku dari wajahnya.
"Apa harus setiap kau ke kantin bersama Nicholas?" Aku pun kembali menatapnya.
"Dia teman ku, wajar jika makan bersama. Memangnya kenapa?" Sekarang giliran dia yang mengalihkan wajahnua dariku.
Suasana pun menjadi hening untuk beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Must Be Love (Ziall Love Story)
RomansaDua orang yang dapat membuat kalian merasa sangat berarti selain orang tua, ialah sahabat dan seseorang yang kau cintai. Sangat menyenangkan bukan jika kalian memiliki seorang sahabat yang selalu ada untuk kalian? Sangat bahagia bukan memiliki seseo...