I don't think so

195 22 3
                                    

Zayn POV

Lega rasanya telah memberitahu perasaan ku pada keempat sahabatku, meskipun pada awalnya aku ragu untuk memberitahu mereka tapi rasanya lebih baik setelah membuka semuanya, seperti sekarang yang tak ada lagi sesuatu yang ku tutup-tutupi.

Aku sadar jika Niall sedikit kecewa dengan pengakuan ku, tapi aku pun tidak ingin menyembunyikan ini terus-menerus. Sudah pasti akan lebih menyakitkan jika ia tahu dari orang lain. Aku tidak akan merebut posisi Niall sebagai salah satu orang terpenting untuk Elra, aku hanya akan berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk Elra dan tidak akan mengecewakannya.

Siang ini aku berencana mengajak Elra untuk menemaniku membeli kado untuk adikku yang paling kecil. Aku sudah mengirimnya pesan singkat dan menelponnya, tapi tak ada satu pun yang di balas olehnya. Dengan begitu aku memutuskan untuk langsung menjemput ke rumahnya. 

Senyuman tipis terus terukir dibibirku karena membayangkan wajah Elra, entah mengapa wajahnya selalu melintas dikepala ku. Setelah aku hampir sampai didepan rumahnya, sontak aku menghentikan mobilku karena aku melihat Niall yang sedang membukakan pintu mobil untuk Elra.

'Jadi ini alasanmu tidak membalas pesanku.' 

'Apa semua itu karena Niall?'

'Tapi mengapa harus Niall.'

'Apa mungkin Elra menyukai Niall?'

Pikiran-pikiran bodoh itu terus berputar di kepala ku, aku tau tidak seharusnya aku cemburu pada Niall, justru aku harus berterimkasih pada Niall karena Niall tidak menghalangi perasaanku pada Elra.

Aku memutuskan untuk ke rumah Harry untuk melepas pikiran bodoh ku ini, mungkin saja setelah bercerita dengannya akan membuka sedikit pikiran positifku.

Zayn POV END--

Elra POV

Kini aku dan Niall sedang makan siang bersama di salah satu mall di London, aku memintanya untuk mengantarku dan memilihkan gaun yang cocok untukku yang akan ku pakai dipesta ulang tahun Jessy. That's right, sahabat ku yang satu itu akan berulang tahun tiga hari lagi.

"Ni, menurut mu aku kasih kado apa ya?" Lihatlah dirinya, dia tidak berhenti mengunyah makanannya, jujur saja Niall sangat menggemaskan saat ia sedang makan, sesekali gadis yang lewat disekitar mencuri pandang ke arah Niall dan aku benci itu, yaaa kalian bisa menganggapku sahabat yang posesif tapi jika kalian memiliki sahabat seperti Niall rasanya kalian akan merasakan hal yang sama haha.

"NIALL JAMES HORAN KAU DENGAR AKU?" Pekikku didekat telinganya karena dia tidak menggubris pertanyaan ku.

"Aku tidak tuli El, bisakah kau biarkan aku menelan makanan ku dulu baru menjawab pertanyaan mu itu, hah." Sungguh wajah Niall sangat lucu saat ini, sampai aku tak tahan menahan tawaku.

"Berhenti tertawa atau ku tinggal kau disini." Ancamnya, Niall memang bodoh. Mana mungkin aku takut dengan ancaman bodoh seperti itu, mana bisa dia meninggalkan ku jika kunci mobilnya saja aku yang pegang.

"Kunci mobil mu saja di aku, mana bisa kau meninggalkan ku disini Horan."

Niall pun berdecak kesal karena dia tidak bisa lagi menjawab omongan ku. "Ya baiklah, jadi kau bertanya apa tadi?"

"Menurut mu kado apa yang bagus untuk Jessy?" 

Niall tampak berpikir dan sedetik kemudian ia menampakkan wajah cemerlang seolah mendapatkan ide tergenius.

"Baju couple?" Aku pun memutar kedua bola mataku, sunggu Niall memang bodoh atau otaknya sedang dipinjam oleh Zayn. But, aku bilang siapa tadi? Zayn? lupakan mengenai Zayn untuk saat ini, kalian belum tau kan kenapa? nanti akan ku jelaskan.

This Must Be Love (Ziall Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang