11. Karantina (1)

112 7 0
                                    

#dance peringkat 39
.
.
.
.
.
.
.
.
Hmmm...... udah lama gk update, ya? Soalnya, sekarang banyak tugas sekolah de-el-el. Kapan-kapan, aku up lagi, ya?

Aku mantap melangkahi lapangan alun-alun kota. Setiap kali aku bernapas, keluarlah embun. Maklum, masih jam setengah 6 pagi. Teman-teman lesku sudah banyak yang datang. Senang banget.

Ah, aku langsung menghampiri Ms. Weni dan kulihat Silva -teman lesku dulu sebelum pindah kelas- ada juga. Aku tersenyum, tak menyadari kejadian beberapa hari lalu telah selesai. Dan aku baru mengetahuinya dari Ms. Weni sehari sebelum keberangkatan.

***

Seminggu yang lalu, aku mendengarkan diskusi yang berlangsung panas dari depan ruang guru sebelum kelas dimulai.

"POKOKNYA, SAYA TIDAK MENGIZINKAN AMELIA IKUT KARANTINA! TITIK!" sergah Ms. Rheza.

"Saya meminta keadilan dari semua guru. Semua guru telah menolak keputusanmu. Kalau Anda masih begitu juga, saya akan melapormu ke kepala bagian dan Anda akan dipecat secara tidak terhormat!!" Ms. Weni tidak bisa menahan emosinya.

Aku menggigit lidah kelu.

"Saya tidak dapat menerima keputusanmu. Kalau begitu, kamu saja yang keluar dari kepanitiaan karantina dan jangan pernah masuk lagi!!"

Lalu, Ms. Weni meminta pendapat lagi dari para guru -ada sekitar dua puluh guru yang ikut diskusi yang sengit itu. Hasilnya? Semua guru tetap menolak keputusan Ms. Rheza. Sembilan belas banding satu, Ms. Rheza sudah pasti terdesak.

"Kalau begitu, saya tetap tidak setuju terhadap pendapat Ms. Rheza. Amelia itu anak yang baik, pintar, mudah berteman, dan memiliki kemampuan spesial. Saya yakin Amelia bisa diikutsertakan dalam karantina tersebut," Mr. Harry -guruku dulu, sebelum Ms. Weni- menerangkannya.

Guru lain pada mengangguk, menyetujui pendapat beliau.

"Iya, betul, Pak."

"Saya setuju dengan keputusan itu."

"Pecat saja Ms. Rheza. Saya sudah muak dengan kelakuannya."

Dan akhirnya, Ms. Weni menghampiriku lagi.

"Anakku, Miss sungguh bersedih dan iri melihat kegigihanmu, meskipun kamu dicela, dikucilkan, dan lain-lain. Miss bakal mengizinkanmu untuk ikut karantina. Guru-guru lain juga begitu."

"Serius?" Mataku membulat.

"Iya, Amel. Masalah Ms. Rheza sudah terpecahkan dan selesai. Lagipula, Ms. Rheza bakal dinasihati sama atasannya."

"Makasih, Miss. Amel sangat senang."

Dan masalah pun selesai juga. Aku sangat senang.

***

Aku menyalami mama. Mamaku berkata, "Jangan bersedih kalau berpisah dengan Mama. Kan nanti kamu bakal bahagia dan sukses dengan kegiatan yang kaulakukan. Doa Mama akan selalu menyertaimu, Nak." Matanya berkaca-kaca.

"Iya, Ma. Sampai kapanpun, Amel akan selalu percaya dengan kata itu." Aku memeluk mamaku. Seerat mungkin

***

Aku dan teman-teman memasuki bus. Dan   guru pengawas dari bus yang aku tumpangi adalah Ms. Weni dan Mr. Azhar. Seru sekali saat mengobrol dan bercanda dengannya. Ada satu hal yang membuatku tertawa geli adalah ketika teman lelaki meminta Ms. Weni menyanyikan lagu dangdut (btw, suara beliau bagus banget).

"Sayaaaaang, opo koe krungu........
Jerite hatiku.........
Mengharap engkau kembali........"

Ngakak banget melihatnya. Apalagi kalau ada temanku yang bernyanyi fals.

"Hei, nanti bus yang kalian tumpangi jadi kotor." Seru Mr. Azhar.

"Iya, sir."

"Mister mau ikutan nyanyi, nggak?"

"Nyanyi lagu K-Pop dong, sir. Ngakak liatnya."

"Kalau lagu kayak gituan, mister nggak bisa." Beliau menolaknya.

"Bagaimana kalau lagunya Iwan Fals aja, sir? Lagu yang enak didengar gitu." Usul salah satu murid.

Akhirnya, Mr. Azhar menyanyikan lagu 'Guru Oemar Bakri'. Suaranya yang agak sedikit serak dan fals , tetapi dinyanyikan dengan penuh penghayatan, seru juga :)

***

Kami pun sampai di tempat penginapan yang sangat indah. Terdapat penginapan bambu dua tingkat yang menghadap danau alami. Ada pula pohon palem di sekeliling danau, membuat lingkungan sekitarnya menjadi estetik dan menarik. Di sebelah timur pondok, ada tempat sejenis kandang burung berbentuk kubah, kalau kalian mau buat penelitian. Setiap pagi, coba kalian dengarkan suara cuitan burung gereja. Pasti suasananya betah dan nyaman.

Kami beristirahat sebentar dan merapikan barang bawaan. Lalu, kami ke lapangan dan melaksanakan acara pembukaan, serta pembagian kelompok.

Yeay........ aku yang menjadi ketua kelompoknya.

***

Banyak kegiatan yang kami lakukan. Aku, Silva, dan teman lain latihan paduan suara nanti malam. Kita bakal menyanyikan lagu 'Janger', sebuah lagu daerah dari Bali. Awalnya, aku nggak tahu disuruh berbuat apa, karena aku tak menghafal lagunya. Tapi, lama kelamaan, setelah aku mengikuti arahan dari Ms. Kadek, pelatih kami, kegiatan ini ternyata seru sekali.

Paduan suara. Aku juga menyukainya. Saat kelas 7, aku ikut audisi dan gak lolos. Tapi, aku bakal mengulanginya. Semoga saja lolos audisi padus sekolahan, doaku.

Teman yang lain, pada latihan menari buat pertunjukan malam nanti. Ada yang menari tarian Jawa, tarian Sunda, dan lain-lain. Nggak ikut nari buat perform nanti malam, nggak masalah. Yang penting, aku bakal ikut acara ter- 'pamungkas'- nya.

Hai.....
Kangen ya?
Nanti, apa yang terjadi dengan Amelia cs?
Baca part selanjutnya, ya
Thanks 😁😁

Kisah PerjuangankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang