19. Acara Bersponsor (H-5)

39 1 0
                                    

Tanggal 2 Oktober pun tiba dan kami harus memakai baju batik bebas untuk merayakan Hari Batik. Selamat Hari Batik, semoga batik dapat menjadi kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai! Aku berharap semoga anak-anak Indonesia lebih mengenal budaya aslinya yang memang harus dilestarikan!

***

Aku mengambil kotak makan siang berwarna merah. Ada nasi dan telur dadar yang dapat membuat lidahku bergoyang. Teman-teman sekelas pada bermain di balkon. Memang, kelasku memang satu-satunya kelas 9 yang berada di atas.

"Hei, kembaliin bola basketku! Aku pengen main di bawah!"

"Iya, aku hanya mencobanya sebentar!"

Aku tak memedulikan teriakan dan celotehan mereka. Sampai ada panggilan dari meja piket...

"Diberitahukan kepada seluruh ketua kelas tujuh, delapan, dan sembilan, harap menuju aula dengan membawa buku tulis."

"Amel, kamu aja yang ke aula!" seru Yuda, sang ketua kelas, sambil memegang bola basket. Badannya berpeluh, membuat baju batik merah yang dikenakannya basah kuyup.

Aku menggelengkan kepala, menunjuk kotak bekal. Nasinya sebentar lagi habis.

"Sekali lagi, diberitahukan kepada seluruh ketua kelas tujuh, delapan, dan sembilan, harap menuju aula dengan membawa buku tulis."

"Iya, bentar. Aku ingin menghabiskan nasi. Masih ada sedikit lagi."

"Kotaknya kan bisa kamu simpan di laci, nanti kalau sudah selesai, bisa kamu lanjutkan lagi. Udah, cepetan, nanti kelas kita dicariin lagi sama Bu Elvi," seru Yuda lagi.

Aku bergegas menutup kotak bekal, menaruhnya di laci meja, kemudian mengambil buku bersampul perak serta pulpen, dan langsung berlari ke aula.

***

Aku duduk kelelahan karena jarak antara kelas kami dengan aula sangat jauh. Di sampingku ada Fara dan Afri. Kami menunggu beberapa lama hingga Pak Rudi datang.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," Pak Rudi membuka penjelasan.

Kami menjawabnya serempak.

Setelah mengucapkan berbagai sambutan dan mengabsen perwakilan kelas, guru IPA-ku saat kelas 7 mulai menjelaskan berbagai acara yang akan diselenggarakan oleh sekolah.

"Besok, pada saat pembiasaan literasi, kalian akan mendengarkan materi tentang batik oleh Fara dan Fahlevi. Kalian juga harus membawa baju batik bekas layak pakai. Sehabis pembiasaan, nanti akan dikumpulkan secara kolektif oleh pengurus kelas masing-masing. Pastikan baju yang kalian kumpulkan sudah dibawa ke meja piket sebelum istirahat siang," jelas sang wakasek kesiswaan.

Penjelasannya banyak sekali, ya. Makanya mengapa kami harus membawa alat tulis.

"Minggu depannya, kita akan mengadakan suatu acara yang disponsori oleh LeAle dan stasiun radio terkenal di Jakarta.

"Acaranya berlangsung pada tanggal 7-11 Oktober dan akan ada kuis yang diadakan setiap jam istirahat.

"Tanggal 7, ada seminar tentang remaja yang akan diisi oleh psikolog ternama. Setiap kelas wajib mengirimkan perwakilan minimal 10 orang dan bukan merupakan anggota OSIS. Acara seminar diadakan sehabis jam istirahat pertama.

"Esoknya, tanggal 8, ada workshop art and craft yang akan diisi oleh praktisi seni dan prakarya. Untuk acara tersebut, setiap kelas hanya mengirimkan satu perwakilan siswa. Acara tersebut diadakan sehabis istirahat kedua. Jadi, kalian bisa makan siang dan salat zuhur sebelum mengikuti acara.

"Lomba menghias kelas diadakan selama acara berlangsung. Kalian wajib menggunakan gelas minuman bersponsor untuk menghias kelasnya."

Pasti gelas yang dibutuhkan banyak sekali, tuh.

"Demo ekskul akan diadakan pada puncak acara, yaitu pada hari terakhir. Masing-masing ekskul harus mempersiapkan diri untuk acara spesial ini, terutama untuk anak silat, Paskibra, Pramuka, PMR, marawis, paduan suara, seni tari, dan lain sebagainya, agar memberikan penampilan yang terbaik.

"Bagaimana, ada yang masih kebingungan? Atau ada yang mau bertanya mengenai acara yang diadakan minggu depan?" tanya Pak Rudi.

Huft... pegal juga tanganku karena harus menulis penjelasan beliau cepat-cepat. Mana tulisanku agak berantakan lagi.

Kami semua terdiam.

"Nah, kalau tidak ada, Bapak akan memberi simpulan tentang acara ini." Pak Rudi mulai menyimpulkan pengumuman ini.

Beberapa menit kemudian, beliau langsung menutup penjelasan, "Sekian dari Bapak, kalau ada yang kurang jelas bisa ditanyakan ke Fara atau Fahlevi, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Setelah kami menjawab salam, aku langsung memakai sepatu dan kembali ke kelas.

***

"Gais.... Ada pengumuman!" seruku sambil menyuruh mereka duduk tenang. Ada beberapa teman yang justru tidak mengindahkan perintahku.

"Hei, ini ada pengumuman dari Amelia. Kalian seharusnya duduk, dong!" sungut Kanya, sang wakil ketua kelas, melihat keributan.

Seketika, kelas pun sunyi senyap.

Makasih, ya, Anya, udah membantuku meredam keributan di kelas ini. Aku sungguh senang.

"Silakan dilanjutkan, Amel," serunya lagi. Kali ini, mukanya berubah 180 derajat, lebih kalem daripada tadi.

"Jadi gini, kan besok ada pembiasaan literasi seperti biasa. Namun, ada materi yang berkaitan dengan batik yang akan dijelaskan oleh Fara dan Fahlevi. Kalian jangan lupa bawa baju batik bekas yang masih layak pakai. Nanti bakal dikumpulin secara kolektif oleh Yuda.

"Terus, nih, minggu depan ada acara dari stasiun radio sama LeAle. Bakal ada dekor kelas, seminar psikologi remaja, sama workshop art and craft.

"Seminarnya bakal diadakan hari Senin dan kita harus mengirimkan perwakilan minimal sepuluh orang dan bukan berasal dari anggota OSIS. Seminar ini bakal diadakan sehabis jam istirahat pertama," jelasku.

"Tuh, siapa yang mau ikut? Nanti bisa Jheje catat," pinta Lisya yang duduk di sebelah Runy. Dia pesilat profesional di kelas kami. Jheje mengancungkan jempol tanda setuju.

Memang, di kelas 9.9, aku dan Jheje merupakan sekretaris.

"Esoknya, hari Selasa, bakal ada workshop. Perwakilannya cukup satu orang.

"Kalau buat dekor kelas, kita harus bersiap-siap mulai dari hari Sabtu ini. Kalau ada disuruh bersih-bersih kelas sama Yuda, kita semua harus ikutan. Jangan pada kabur buat main bola atau ke WarTjoem* segala, kecuali buat beli LeAle atau botol air minum buat sekelas. Paham?" tanyaku.

*WarTjoem (dibaca warcum): Warung Mak Cum, yang menjual berbagai jenis minuman ringan beraneka rasa dan es krim. Penulisan Tjoem merupakan ejaan lama untuk 'Cum'.

Teman-teman menjawab serempak.

"Kalau yang punya gelas LeAle, bawa aja semuanya. Nanti kita bakal mendekor kelas dengan gelas yang dibawa, sehingga seru dan berwarna."

"Yang rasa apa saja, kan?" tanya Alfian dengan muka tengilnya.

"Iya, yang penting LeAle, kocak. Kan udah dibilang sama Amel," ketus Lisya. Udah dibilang, masih ada aja yang nanya. Huh....

"Pemberitahuan selanjutnya akan diberitahukan oleh Yuda di grup kelas. Kalau ada saran, silakan tanyakan kepadanya," ujarku, menutup percakapan.

Kemudian, bel masuk berbunyi. Karena belum ada guru yang mengajar di kelas kami, aku langsung mengambil kotak makan dan menghabiskan bekal tadi.





Kisah PerjuangankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang