Jisung tersenyum lebar begitu mendapati mobil ibunya memasuki halaman sekolahnya. Remaja bermarga Park itu segera meraih jas seragamnya lalu berlari ke arah ibunya. Benar-benar tipikal ayahnya sekali-Park Chanyeol.
"Mian..membuatmu menunggu lama." Suzy membalas pelukan Jisung.
Jisung menggeleng, "Gwaenchana, selama eomma yang menjemputku, aku tak keberatan."
Suzy hanya terkekeh sambil mencubit cupit hidung Jisung.
Jaemin yang melihat itu hanya tersenyum kecut, ibunya bahkan tak pernah sekalipun memperlakukannya seperti itu. Ayahnya? Hanya peduli dengan bisnis-bisnisnya.
"Eoh, eomma, geu namja-"
"Ah..maja, kajja, kenalkan dirimu." Suzy kini beriringan bersama Jisung, berjalan ke arah Jaemin yang sejak tadi hanya berdiri di depan mobil SUV putih milik Suzy. " Dia Jaemin, murid eomma. Gwaenchana?"
Jisung tersenyum ramah, "Park Jisung ibnida." Remaja itu mengulurkan tangannya lalu disambut senyuman tipis di wajah Jaemin.
"Choi Jaemin ibnida."
"Wah..eomma, Jaemin hyeong jinca saenggyeone.." Jisung tersenyum kecil, membuat Jaemin tersenyum. Ia ingin mempunyai adik.
--
Siwon mengeryit heran saat ia melihat ponselnya dan menemukan 3 panggilan terabaikan-Jaemin. Pria itu menghela nafas pelan. "Kenapa aku bisa lupa lagi..." ia melirik jam tangannya, 8.30 PM. Siwon segera meraih coatnya lalu keluar dari ruang kerjanya. Dilihatnya Baekhyun-sekretarisnya sudah bersiap keluar dari bilik kerjanya.
"Hyeong? Kupikir kau sudah menjemput Jaemin."
Siwon tersenyum kecut. "Solma- kau lupa lagi hyeong?!" Baekhyun memekik.
"Na kalge."
Baekhyun menghela nafas, "Aigoo...hyeong jinca."
--
Suzy tersenyum kecil saat melihat Jaemin dan Jisung sedang duduk menikmati kue buatannya sambil memainkan permainan di ponsel mereka.
"Hyeong!" Jisung memekik saat Jaemin menyenggol lengannya-berusaha membuat anak kelas 3 JHS itu kalah.
"Wae-wae..." Jaemin terkekeh.
"Aish...eomma-"
"Eish..jangan jadi anak manja." Jaemin mencubit telinga Jisung, membuat Suzy terkekeh.
"Aigoo, wae?"
"Jaemin hyeong-"
Kalimat Jisung terhenti saat ponsel Jaemin berdering, remaja tanggung itu hanya terdiam. "Eoh, hyeong-"
"Biarkan saja."
Suzy menghela nafas, "Jaemin~ah, kau belum memberitahu ayahmu kalau kau di sini?"
Tak ada jawaban, yang ada hanyalah tatapan keheranan Jisung pada ibunya dan Jaemin. "Choi Jaemin."
Bukannya menjawab, remaja itu malah meraih tas sekolahnya lalu beranjak pergi. "Eodi?" Suara Suzy menegas.
"Pulang ke rumah."
Jisung masih diam, memperhatikan kedua orang di hadapannya. Suzy hanya menggeleng, "Tidak. Aku akan mengantarmu, Jisung~ah, pakai jaketmu, kita akan mengantar Jaemin hyeong."
Remaja kecil itu mengangguk, "Ne. Hyeong, gidaryeo."
Jaemin hanya terdiam, kedua matanya kini menatap tangan Suzy yang menahan lengannya. "Eomma.." lirih namja itu.
--
Siwon menghela nafas saat ia sampai di depan sekolah Jaemin. Bangunan itu sudah kosong, menyisakan penjaga sekolah yang sedang berkeliling.
"Chogiyo, apa anda melihat seorang anak berambut pirang di sekitar sini?"
Pria paruh baya itu terdiam, lalu menggeleng. "Berambut pirang? Ah-maksudmu Jaemin?"
Siwon mengeryit, "Ne. Kau mengenalnya?"
"Geurom, Guru Bae selalu menitipkannya padaku setelah dia pulang, katanya agar anak itu tak kemana-mana sebelum ayahnya menjemput."
Siwon membeku, ia berhutang budi pada guru itu.
"Tapi, sore tadi aku melihat mereka pulang bersama."
"Bisakah aku minta nomor telepon Guru itu?"
**Suzy baru akan menjalankan mobilnya saat ponselnya berdering, Jisung dan Jaemin ada di kursi belakang, sibuk memainkan game dari ponsel Jisung.
'Yoboseyo'
'Aku-aku Choi Siwon, ayah Jaemin.'
Suzy melirik sejenak ke arah Jaemin, ia menghela nafas. 'Ne. Kami sedang perjalanan ke rumahmu.'
Tak ada jawaban, yang terdengar hanya helaan nafas.
'Baiklah, aku akan kembali ke rumah. Terimakasih.'
**
Suzy hanya terdiam selama perjalanan, sesekali dia melirik ke arah Jaemin dan Jisung. Keduanya terlelap di kursi belakang. Yeoja itu segera menghentikan mobilnya begitu sampai di salah satu bangunan bercat hitam dengan aksen coklat tua.
Suzy kini menatap ke arah Jaemin, lebih baik ia keluar dan meminta ayah namja itu untuk membangunkannya.
Baru saja ia keluar dari mobil, sebuah mobil hitam terlihat memasuki pagar rumah di hadapannya. Suzy segera masuk, mengabaikan tatapan heran dari penjaga yang bertugas membukakan pintu gerbang.
"Chogi."
Suara lembut itu membuat Siwon menoleh. "Bae Suzy ibnida."
Siwon tersenyum ramah, "Jaemin ada di dalam mobilku, dia tertidur, jadi aku pikir lebih baik kalau anda yang-"
"Ah..geurrae. aku akan membawanya masuk."
Suzy memilih berjalan di belakang Siwon, membuat namja itu sedikit kurang nyaman. "Terimakasih sudah membawa Jaemin bersamamu. Choi Siwon ibnida." Siwon membungkuk, memberi hormat.
"Bae Suzy ibnida." Yeoja itu memberi hormat, lalu membukakan pintu belakang mobil.
Siwon sedikit terkejut begitu mendapati Jaemin tertidur sambil bersandingan dengan namja kecil di sampingnya. "Mian, dia putraku. Mereka terlalu asik bermain tadi. Jisung~ah.." Suzy mengusap lembut pipi Jisung, membuat Siwon tertegun. Namja kecil iti mwmbuka kedua matanya, lalu dengan segera keluar mobil dan memeluk ibunya. Mencari kehangatan.
Sedangkan Siwon, pria itu segera menggendong Jaemin, walaupun ia merasa sedikit kesusahan karena tas putranya.
"Aku akan bawakan tas Jaemin hyeong." Suara parau Jisung membuat Siwon menoleh. "Apa paman mengijinkannya?"
Siwon hanya tersenyum. "Gomawo."
Jisung hanya tersenyum, senyum yang membuat hati siapapun yang melihatnya merasa hangat. "Oppa, Jisung-bukankah dia terlalu mirip denganmu?" Lirih Suzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of Life (COMPLETED)
FanfictionIni tentang perjuangan seorang ayah, luapan benci seorang anak, dan tentang kasih sayang dari orang-orang yang mengasihinya, Jaemin Suzy-Jisung Siwon