8

1.1K 113 7
                                    

Hari ini Suzy berangkat lebih pagi karena Jisung bilang ada kelas olahraga. Ya-namja kecilnya itu memang menyukai olahraga, khususnya renang. Seperti ayahnya. Jisung memang anak ayah.
Setelah mengantar Jisung, Suzy tak segera pergi ke sekolah tempatnya mengajar. Yeoja itu memilih memutar mobilnya ke arah pemakaman, tempat suaminya berada.
"Na wasseo." Suzy meletakkan setangkai mawar putih di atas pusara Chanyeol. "Oppa, jaljinaesseoyo? Mian..baru mengunjungimu geurigo mian karena aku tak mengajak Jisung." Yeoja itu tersenyum kecut.
Suzy merapikan rambutnya, cuaca hari ini cukup dingin dan berangin. Membuat rambutnya sedikit berantakan karena ia membiarkannya tergerai.
"Oppa, mianhae..jeongmal mianhae." Suzy kini menunduk, kedua matanya mulai memanas-lalu perlahan air matanya turun.
"Aku tahu ini bukan pilihan yang sepenuhnya benar, tapi...Jaemin membutuhkanku-dan Jisung..dia juga membutuhkan sosok seorang ayah. Aku tak akan sanggup membesarkannya sendirian-oppa...eotohke.."
Tangis Suzy pecah, padahal hari itu masih pagi tapi ia tak peduli, karena yang terpenting baginya adalah dia punya tempat bercerita.
--
"Hyeong, kau tak mau makan siang?" Baekhyun membuka pelan ruangan Siwon, dilihatnya pria itu tengah berdiri sambil menatap pemandangan Kota Seoul.
"Hem? Kau duluan saja, aku masih belum lapar."
Baekhyun mengerucutkan bibirnya, kecewa. "Geurae. Ah, mau kubelikan saja?"
Siwon menggeleng, "Tak perlu, aku akan membelinya sendiri nanti."
"Geurrae-geurrae..na monjo ka."
Setelahnya pintu ruangan itu tertutup-dan Siwon menghela nafas pelan. Pikirannya masih tertuju pada kejadian dua hari lalu, saat ia mencium Suzy secara tiba-tiba. Sungguh, itu di luar kontrolnya.

....
"Karena kau memperbolehkan Jaemin memanggilmu eomma-maka mulai detik ini-kau-milikku."
CUP.
Suzy membulatkan kedua matanya begitu ia  merasakan Siwon secara tiba-tiba  menciumnya. Hanya sebentar, karena setelahnya pria itu juga terlihat terkejut.
"K-kau-"
"Aku tahu ini tidak pantas dan sangat tidak sopan, tapi melihatmu bisa sedekat itu dengan Jaemin, aku-aku membutuhkanmu Suzy~ssi. Aku membutuhkanmu untuk membesarkan Jaemin, setidaknya, kau bisa merubahnya dan mengarahkannya. Dia-tidak-bepikir bahwa ia menganggapku ayah saja sudah sangat menyenangkan. Aku ingin membesarkannya seperti keluarga lain membesarkan anak-anaknya."
"Aku-aku tidak mengerti maksudmu." Suzy mundur perlahan, membuat Siwon tersenyum kecut.
"Kau seorang guru, kau pasti paham apa yang aku maksud. Mari-besarkan anak-anak  seperti keluarga lain."
Suzy terdiam.
"Aku pikir...kau butuh waktu. Aku akan menunggumu, Senin, jam makan siang di Dalkom cafe."
....

--
Siwon menatap bangunan cafe berdesain modern di depannya. Ia melihatny, Suzy datang. Yeoja itu duduk di salah satu meja yang dekat dengan jendela. Pria itu segera melangkah masuk.
"Maaf membuatmu menunggu lama."
Suzy menggeleng, "Aku juga belum lama, kau mau memesan sesuatu?"
"Kau sudah makan siang?" Siwon menarik buku menu di hadapannya, Suzy menggeleng. "Geurom, pesanlah sesuatu untuk makan siang."
Suzy tersenyum kecil. "Samakan saja denganmu, setidaknya aku akan tahu selera makanan yang kau suka."
Siwon terdiam, menatap wanita yang terlihat lebih muda darinya itu.
"Solma-"
"Aku sudah memikirkannya-Jisung, aku membutuhkan seorang pendamping untuk membesarkannya. Dia seorang namja, dan akan sulit memahaminya karena aku adalah ibunya."
Siwon tersenyum. "Mari mencobanya." Namja itu menatap wanita di hadapannya.
"Geurrae, haebolka. Tapi, bagaimana mengatakannya pada Jaemin dan Jisung?" Suzy menghela nafas pelan.
"Kita tidak akan memberitahunya sekarang, mari jalani seperti ini, biarkan semuanya mengalir. Jaemin dan Jisung tak akan setuju dengan keputusan tiba-tiba seperti ini."
Suzy perlahan tersenyum, "Semoga mereka bisa menerimanya."
"Aku harap begitu. Jadi, kau benar-benar ingin menu yang sama denganku?" Siwon kembali membuka buku menunya.
"Hem? Kenapa kau menanyakannya lagi?"
"Hanya memastikan. Kalau begitu, aku akan memesan dua Italian pasta."
Suzy menggeleng, "Pantas saja Jaemin selalu sarapan di kantin sekolah, apa menu ini juga yang sering kalian masak?"
Siwon hanya tersenyum, "Tidak sesering itu juga."
Suzy terkekeh, "Biasakan berikan makanan rumahan untuk Jaemin, apalagi dia alergi protein susu."
"Kau tahu?" Siwon menyerahkan buku menunya pada pelayan yang datang setelah itu kembali memusatkan perhatiannya pada Suzy.
"Berhenti berpikir kalau Jaemin tak pernah menganggapmu ayahnya, karena kalian hanya butuh waktu."
"Karena itu, aku juga membutuhkanmu."
Suzy terdiam, sepasang mata itu, entah kenapa menatap kedua mata Siwon saat ini membuatnya tenang.
"Jadi, mari kita mulai semuanya. Aku akan berusaha untuk menjadi sosok ayah dan teman untuk Jisung."
Suzy mengangguk, tatapannya beralih pada tangannya yang kini digenggam Siwon.
"Ya-aku akan berusaha menjadikan dua namja kecil itu sebagai kakak dan adik. Karena pada dasarnya keduanya memang sudah saling menyayangi dan saling melengkapi."
**
Baekhyun mencebik begitu mendapati Siwon tengah duduk-tepatnya sedang berkencan dengan seorang wanita. "Mwoya...pantas saja tadi menolak makan siang bersama. Heol..."

~~~tbc

Love of Life (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang