Haechan menatap heran pada Jaemin yang sejak tadi terlihat begitu diam. "Kau kenapa?"
"Hah?" Jaemin menatap Haechan yang duduk di sampingnya sambil meminum jus tomat.
"Aish...kau terlihat aneh hari ini. Igeo-igeo, kau sejak tadi terus tersenyum. Benar-benar menakutkan."
Jaemin hanya mengedikkan bahu. "Aku akan menjadi anak baik hari ini."
Haechan hampir menyemburkan jus tomatnya, lalu tawanya pecah. "Ah..perutku. haha. Ya, kau-aish...apa ini salah satu persiapanmu untuk pesta halloween nanti? Kalau iya-itu benar-benar menyeramkan."
Jaemin mendengus. Haechan benar-benar. "Ya-dan berdoa saja semoga aku tak berubah jadi zombie untuk memakanmu."
Haechan masih tertawa. "Kau lucu sekali."
--
Jisung hari ini pulang lebih awal. Anak itu memilih memberi kejutan pada Suzy-ya-dia datang ke Jeguk High School dan langsung menuju ruangan ibunya.
"Eomma." Namja itu memberi hormat begitu berpapasan dengan guru lainnya. Ya. Di sini setiap guru memiliki ruangannya masing-masing.
"Ahh~Jisung~i..aigoo~kau sudah besar eoh?" Jaebum mengacak rambut Jisung sebelum keliar dari ruangan Suzy, membuat anak itu meringis.
"Ne."
Suzy segera beranjak dari kursinya dan memeluk putranya. "Kau sendirian? Tidak bersama Mark?"
Jisung menggeleng. "Mark hyeong ada kelas siang ini. Katanya dosen nya pemarah, jadi ia tak bisa menjemputku."
Suzy terkekeh. "Gwaenchana.."
"Eomma, apa aku boleh bermain dengan Jaemin hyeong lagi?"
Suzy menatap Jisung sambil mengeryitkan dahinya, "Jadi kau ke sini untuk bertemu Jaemin?"
Jisung tersenyum lebar, Suzy tertawa kecil. "Tentu saja, kau bisa menemuinya nanti, saat jam pelajaran berakhir."
**
Siwon menatap layar ponselnya begitu alarmnya menyala. Pukul 6.15 PM. Ia harus menjemput Jaemin. Namja itu bergegas meninggalkan ruangannya. "Baek, tolong selesaikan proposalnya sesegera mungkin, lalu kirimkan padaku."
Baekhyun hanya mengacungkan jempolnya ke atas, tanpa sedikitpun melirik pada Siwon yang telah berlalu dari ruangannya. "Josimhae hyeong." Teriaknya.
--
Suzy menatap bergantian dua remaja yang duduk di kanan dan kirinya. Mereka-Suzy-Jisung-dan Jaemin sedang menikmati makan malam di salah satu restoran daging yang ada tak jauh dari sekolah. Yeoja itu tadi juga sempat mengabari Siwon, setidaknya dia tidak ingin dianggap sebagai guru yang tak punya tata krama bukan?
"Pelan-pelan..ini masih panas Jaemin~ie." Suzy menyodorkan segelas jus jeruk pada Jaemin, membuat Jisung terkekeh.
"Hyeong seperti anak kecil."
Jaemin mendelik, tapi ia kembali melanjutkan makannya.
"Eomma, suapi." Jisung menatap Suzy sambil menunjuk daging di hadapannya, membuat Suzy terkekeh.
"Aigoo~ anak ini. Kau tidak malu pada Jaemin hyeong eoh?"
Jisung menggeleng. Sedangkan Jaemin hanya menatap iri pemandangan itu. Sejak ia kecil, ia tak pernah sekalipun menghabiskan waktu dengan ibunya. Tak sekalipun.
"Aa~ buka mulutmu." Suzy menyuapkan sepotong daging pada Jisung, yeoja itu selanjutnya meraih selada dan mengisinya dengan daging kemudian menyuapkannya pada Jaemin. "Jaemin~ie, buka mulutmu."
Jaemin hanya terdiam. "Hei, kau tidak mau ya? Aigoo~ aku pikir-eoh" Suzy mengerjab, terkejut karena Jaemin tiba-tiba meraih tangannya dan melahap daging yang dia siapkan.
"Ini eunak." Remaja itu menatap Suzy dengan mata berair. Suzy yang melihatnya hanya tersenyum kecil lalu mengusap sisa-sisa saus di ujung bibir Jaemin yang duduk di samping kirinya. Ya-dia sengaja duduk diantara dua remaja tampan itu.
"Namja tidak boleh menangis." Suzy tersenyum lembut. Ia tahu-Jaemin adalah sosok yang kurang kasih sayang-selama satu tahun ini, Suzy diam-diam selalu memberikan perhatian lebih pada remaja itu-Choi Jaemin.
"Hyeong, gwaenchana?" Jisung yang melihatnya segera memberikan tisu, membuat air mata Jaemin semakin deras. Suzy perlahan menarik Jaemin ke pelukannya, muridnya itu butuh ketenangan. "Gwaenchana...jangan menangis." Yeoja itu menepuk lembut punggung muridnya. Jisung hanya tersenyum, ia tahu bagaimana rasanya ditinggalkan-sejauh ini, Jisung hanya tahu kalau Jaemin hanya memiliki ayah-sama sepertinya yang hanya memiliki Suzy.
"Kau bisa menceritakan apapun dengan saem, apapun. Jangan pernah memendam semua masalahmu sendirian. Ara?"
Tanpa sadar, yeoja itu mengecup singkat pucuk kepala Jaemin, membuat namja itu mengangguk.
"Gumawo..gumawo."
Siwon yang melihat pemandangan itu dari luar restoran hanya bisa terdiam. Bahkan Suzy bisa memberikan hal yang tak pernah bisa ia berikan pada Jaemin. Suzy tak ubahnya seorang ibu bagi putranya. Ia tahu, Jaemin sejak usia 7 tahun tak pernah lagi menanyakan keberadaan ibunya-Tiffany. Ya-karena sejak itu-yeoja itu memilih pergi, meraih mimpinya menjadi seorang model dan penyanyi terkenal.~~Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of Life (COMPLETED)
FanfictionIni tentang perjuangan seorang ayah, luapan benci seorang anak, dan tentang kasih sayang dari orang-orang yang mengasihinya, Jaemin Suzy-Jisung Siwon