Sekuel - You Are My Last

539 41 1
                                    

Jisung tadi sudah bilang pada math hyeong di grupnya kalau dia mau keluar menemui Wonyoung. Ya. Dia mau memberi kejutan karena yeojachingunya diterima di salah satu universitas seni terbaik di Seoul. Jurusan Desain.
"Ahh...kau mau menemui pacarmu kan?" Minhyung, salah satu hyungnya di grup terkekeh begitu melihat Jisung terlihat kebingungan memilih baju. Sudah seperti anak gadis saja karena Jisung menyusun kemeja dengan motif kotak-kotak (hanya berbeda warna) di tempat tidur dormnya. Dia sekamar dengan Minhyung.
"Aku bingung hyeong." Katanya.
"Ini saja, kau terlihat keren saat pakai kemeja ini." Minhyung menunjuk kemeja kotak berwarna merah perpaduan hitam.
Jisung mengangguk. "Ahh...ini dari Jaemin hyeong."
Minhyung tersenyum kecil. Kadang ia iri dengan hubungan Jisung dan Jaemin, walaupun mereka tak sedarah, tapi ikatan antara keduanya sangat kuat.
"Pantas saja, seleranya sangat bagus."
Jisung mengangguk sembari mengganti kaosnya.
"Ya. Jaemin hyeong memang selalu nomor satu untuk urusan fashion. Eomma saja kalah."
Minhyung terkekeh. "Aku jadi ingin bertemu dengan kakakmu, sudah lama bukan sejak konser kita tiga bulan lalu?"
Jisung mengangguk setuju. "Ahh...benar, bagaimana kalau makan malam di rumah saja hyeong? Jaemin hyeong dan Heejin nuna juga akan melakukan pesta pertunangan akhir bulan ini. Aku akan minta ijin ke PD nim nanti."
"Jinca?!"
"Eoh. Hyeong, aku pergi, mau menitip sesuatu?"
Minhyung menggeleng. "Tak usah. Tapi..kalau tidak keberatan, satu semangka bulat paling segar." Cengirnya.
Jisung mendesis. "Sudah kuduga.."
--

Suzy tengah sibuk memakaikan baju Ahreum saat Jaemin datang bersama suaminya. "Eohh...kalian sudah pulang?" Wanita itu sedikit heran karena jam baru menunjukkan pukul 6 sore.
"Ya. Ada yang hampir mengacaukan rapat dengan investor." Siwon terkekeh sambil melirik ke arah Jaemin. Namja itu mendengus.
"Wae?! Naega wae?! Tskk...aishh...sudahlah, aku ingin tidur." Jaemin segera naik ke lantai atas, membuat Suzy keheranan, tapi Siwon malah semakin terkikik geli.
Ahreum? Anak kecil itu sibuk bermain dengan boneka pemberian Mina- kekasih Mark.
"Oppa, kenapa dengan Jaemin? Kau menggodanya lagi?" Suzy membuka jas kemeja suaminya.
Siwon mencubit gemas pipi istrinya. "Aniya~ dia merajuk karena Heejin belum membalas pesannya sejak pagi tadi."
Suzy kini terkekeh. "Kenapq akhir-akhir ini dia posesif sekali dengan Heejin?"
Siwon mengedikkan bahunya. "Tapi bukankah itu menggemaskan?"
"Sangat..aku bahkan belum pernah melihat sisi Jaemin yang seperti ini saat bersama Lami."
Siwon mengangguk. "Kau benar. Sebenarnya...aku tidak begitu menyetujui hubungan Lami dengan Jaemin."
Suzy menolehkan kepalanya ke arah sang suami, mengurungkan niatnya untuk menaruh tas dan jas Siwon ke kamar mereka yang berada di sisi tangga.
"Oppa..."
"Maaf karena baru mengatakannya.." Siwon mendekat ke arah Suzy, wanita itu menghela nafas.
"Geundae wae?"
"Karena Jaemin tak pernah menjadi dirinya sendiri saat bersama Lami."
Suzy terdiam sejenak. Sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama. "Oppa, sebenarnya memendamnya seperti ini salah, harusnya kita membicarakannya dengan Jaemin."
Siwon menggeleng. "Tidak. Aku memang sengaja tak mau membicarakannya. Biarkan dia yang menentukan sendiri."
Suzy mengernyit. "Ya. Jaemin sudah membuat keputusan yang tepat. Kalau dia memang benar-benar mau mempertahankan hubungannya dengan Lami, dia tentu tak akan menerima keputusan untuk mengakhiri hubungan mereka." Siwon kini merengkuh Suzy ke pelukannya.
"Setidaknya Heejin datang di saat yang tepat. Aku langsung menyukai gadis itu saat melihatnya makan siang bersama dengan Renjun dan Jaemin."
"Benarkah?"
Suzy mengangguk. "Ya. Dia begitu dewasa dan cerdas."
Siwon mempererat pelukannya.
"Ishh...oppa, cepat mandi..."
Siwon terkekeh. "Arasseo."
Ahreum yang melihat ayahnya masuk ke kamar, tiba-tiba menangis. "Ap-pa..."
***

Heejin melangkah pelan keluar rumah sakit. Ia sudah beberapa kali menghubungi Jaemin, tapi sepertinya namjachingunya itu benar-benar kesal dengannya. Astaga...dia seharian ini sedang membantu operasi saraf Dokter Cho dan itu benar-benar menguras tenaganya. 15 jam. Dan ia baru selesai 10 malam.
"Eoh, Heejin~ah, menunggu Jaemin?" Renjun yang baru saja keluar dari ruang UGD menatap heran ke arah Heejin yang kini tengah berdiri di depan lobi luar UGD.
Heejin tersenyum simpul. Renjun hanya terkekeh. "Apalagi sekarang..pasti dia merajuk lagi, geutji?"
Heejin terkikik geli. "Ya. Dan aku sepertinya harus naik taksi."
Renjun terbahak. "Tak usah, aku saja yang mengantarmu. Aku tidak mau calon istri teman baikku lecet menjelang hari pertunangannya."
Heejin mendengus. "Tsk..."
"Sebentar, aku ambil kunci mobil."
Heejin mengangguk.
"Perawat Kim, tolong pantau kondisi Tuan Hong Seongho, aku mau keluar sebentar."
"Ye uisanim."
Tak berapa lama, Renjun kembali dengan coat coklat kesayangannya. Namja itu terlihat begitu ramah menyapa beberapa perawat walaupun tengah menerima telepon.
"Arasseo, aku akan makan...Ne..."
"Shuhua?"
Renjun mengangguk.
"Eoh. Dia begitu cerewet akhir-akhir ini.."
Heejin terkekeh. Ya. Renjun tengah berpacaran dengan seorang model dari agensi ternama.
"Dia mengkhawatirkanmu."
Renjun menggeleng.
"Lalu?" Heejin membuka pintu mobil Renjun.
"Dia terus memintaku untuk bertemu denganmu dan Siyeon."
"Wae?"
Renjun mengedik.
"Dia tidam cemburu kan?"
Renjun terkekeh. "Tidak. Dia sempat bilang kalau dia bosan dengan teman-temannya, terlalu money oriented katanya. Dia tak begitu suka kehidupan sosialita." Renjun menghidupkan mesin mobil. Melirik sejenak ke arah Heejin yang terlihat tengah mengetik sesuatu di ponselnya.
"Memberitahu Jaemin?"
Heejin mengangguk.
"Aku sejak dulu lebih setuju dia denganmu, dibandingkan dengan gadis kecil itu."
Heejin terkekeh. "Kalian sama saja, Jisung, Siyeon dan Haechan juga mengatakan hal itu."
"Itu artinya kau dan Jaemin memang berjodoh."
"Aku harap juga begitu."
"Jadi, aku mengantarmu kerumah paman Choi?"
Heejin mengangguk. "Tentu saja, aku harus menjinakkan kelinci liar di sana."
Lalu tawa keduanya pecah.
--

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love of Life (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang