15

860 92 2
                                    

Jaemin dan Jisung saling lirik satu sama lain begitu melihat menu roti bakar di meja makan. "Appa yang memasak?" Tanya Jaemin. Siwon mengangguk.
"Mianhae, appa tak begitu pandai memasak, jadi hanya bisa membuatkan ini untuk kalian."
Jisung tersenyum kecil, "Gwaenchana. Eomma eotohke?"
"Eomma kalian baik-baik saja, hanya perlu istirahat. Kalian bisa memberikan bubur ini untuk eomma." Siwon menyodorkan sepiring bubur untuk dua putranya. Jaemin tersenyum, "Appa, aku ingin makan bubur saja, itu lebih baik daripada aku sarapan roti."
Jisung mengeryit, "Bubur?"
Jaemin mengangguk, "Bubur buatan ayah lebih enak dari apapun yang ia masak, maja appa?"
"Eish...Choi Jaemin kau-"
"Appa, aku juga ingin bubur saja." Jisung mengembalikan roti bakar yang dia ambil, membuat Jaemin hanya terkekeh.
***

Jaemin hari ini memilih menghabiskan waktunya di perpustakaan. Ia ingin mendalami beberapa pelajaran yang tak ia mengerti. "Sunbae."
Jaemin menoleh dan ia menemukan Hitomi di sampingnya. "Eoh, kau di sini juga?"
Hitomi mengangguk, lalu keduanya larut dalam pembicaraan hangat yang membuat para yeoja di perpustakaan menatap iri.
--
Haechan sesekali melirik ke gadis yang sejak seminggu lalu menjadi partnernya dalam olimpiade sains nasional di Korea Selatan. Park Siyeon.
"Ada yang mau kau tanyakan?" Siyeon melirik ke arah Haechan, membuat namja itu tersentak.
"Geunyang-apa kau tak lapar? Maksudku ini sudah jam makan siang dan sejak tadi-"
"Kau bisa makan siang dulu, aku masih mau menyelesaikan ini."
Haechan menggaruk tengkuknya, merasa tak enak karena membiarkan gadis itu bekerja sendirian. "Gwaenchana, ka."
Namja itu menghela nafas, tapi tetap meninggalkan ruangan. "Mwoya, dia bahkan tak pernah makan siang. Apa dia diet? Yeoja memang aneh." Haechan mengedikkan bahunya.
Sedangkan Siyeon, yeoja itu hanya terdiam. Air matanya tiba-tiba mengalir. "Hiks...kau bilang akan selalu ada di sini, bogosipeo Jeno~ya." Siyeon membuka lock screen ponselnya, menampilkan fotonya dengan sosok namja tampan yang selama setahun belakangan ini begitu ia rindukan.

Jaemin baru saja selesai dari perpustakaan dan begitu ia melewati ruang khusus yang biasa ia gunakan untuk belajar para murid-murid pintar untuk persiapan olimpiade, ia memutuskan untuk menemui Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin baru saja selesai dari perpustakaan dan begitu ia melewati ruang khusus yang biasa ia gunakan untuk belajar para murid-murid pintar untuk persiapan olimpiade, ia memutuskan untuk menemui Haechan. Tapi langkahnya terhenti begitu ia membuka pintu ruangan dan menemukan Siyeon tergeletak di lantai ruangan.
"YA! PARK SIYEON!" Namja itu memekik dan segera melangkah ke arah Siyeon. Ia menatap sekeliling, Haechan tak ada, kemana anak itu.
"Ya, Siyeon~ah, ireona." Jaemin mengangkat kepala Siyeon dan meletakkan di pahanya, tapi yeoja itu tak bereaksi. Lalu tanpa menunggu lama, ia menggendong Siyeon. Kedua matanya membulat saat melihat darah mengalir dari hidung gadis itu, membuat seragamnya juga ikut terkena bercak darah karena kepala Siyeon menyandar di dadanya. "Ya! Aish..Park Siyeon!" Jaemin berusaha menggoyangkan lengannya, menyadarkan gadis itu tapi tak ada reaksi apapun. Lalu dengan langkah cepat ia berlari keluar ruangan, membuat beberapa siswa terkejut saat melihatnya berlari di lorong sekolah sambil menggendong Siyeon.

~~~Tbc

Ide menumpuk...
Ahh, akhirnya muncul momen ini, jangan protes karena aku pairingkan dua line 2000 ini ya...hehe🙂

Love of Life (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang