KEEGOISAN By MEY

40 8 0
                                    

Tema : Cinta Pertama
Judul : Keegoisan
Penulis : Ariana Grande a.k.a emak 😂
Akun wp : callmeMey_

#catatan: Ini tak masuk dalam challenge ya. Hanya ikut  meramaikan saja 😊

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

"Keegoisan"

Kalian tahu, seperti apa rasanya dikhianati sahabat? Sakitkah? Bencikah? Ya, semua itu benar adanya. Namun, tentu tak berlaku untukku.

"Aluna ... tungguin gue."

Itu suara Ariana, salah satu teman baikku yang telah kuangkat jadi sahabat. Tak usah bertanya di mana sahabatku yang lama. Karena bagiku, sekarang dia hanyalah sampah!

"Lo kemana aja dari tadi, gue tungguin gak muncul-muncul," keluhku padanya.

"Kan udah gue bilang, gue ada kerjaan di lab fisika," jawabnya sambil berusaha menyejajarkan langkahnya denganku.

Aku hanya menyunggingkan bibirku, berusaha memberi senyum terbaik untuknya.

"Lo kenapa sih Lun? Beberapa hari ini lo ngehindar dari Tasya."

Langkahku terhenti. Kulayangkan tatapan tajam mematikan ke arah Ariana. Bisa-bisanya ia menyebut nama pengkhianat itu di hadapanku. Cari mati!

"Dalam hidupku, Tasya sudah M A T I! Jangan sebut namanya lagi!" tukikku sambil mengacungkan jari telunjuk di hadapan matanya.

"Sampai kapan lo bakal perang sama Tasya. Bukannya lo sendiri yang bilang, kalo lo gak suka sama Alfa. Terus, kenapa lo marah pas tau Tasya jalan bareng Alfa?" Ariana menyudutkanku dengan pertanyaan bodohnya.

"Lo budek atau tuli! Sudah gue bilang, jangan pernah sebut nama alien itu di hadapan gue!"

Dengan kesal, aku berlari meninggalkan Ariana. Oh, Tuhan ... haruskah aku hidup sendiri tanpa seorang sahabat. Sungguh! Aku muak dengan semuanya. Satu-satunya orang yang paling kupercaya mengkhianatiku. Bukan karena merebut kekasih, tapi karena merebut cinta pertamaku.

Tidak! Cinta pertamaku dan seorang kekasih tidaklah sama. Sangat jauh berbeda. Jangan beragumentasi sendiri jika kalian belum mengerti kisahku ini.

Perjalanan satu kilometer menuju rumah aku tempuh sendirian. Andai bayanganku bisa bicara, mungkin aku takkan pernah merasa kesepian. Langkahku terhenti, saat melihat sedan putih terparkir rapi di halaman rumahku. Tak asing, aku sering melihat mobil itu. Ah, iya ... itu pasti kepunyaan calon istri ayahku.

Dengan malas, aku membuka pintu. Menerobos masuk dan membungkam mulut sekerumun orang yang sedari tadi sedang tertawa terbahak-bahak. Tatapan mereka tertuju padaku. Tanpa berniat menyapa, aku membuang muka seraya berjalan menuju kamarku di lantai dua.

"Aluna ... apa seperti itu Ayah mengajarkan kamu memperlakukan tamu?"

Langkahku terhenti tepat di anak tangga ke dua belas. Berbalik, aku menatap ayahku dengan malas. "Ayah lupa? Ayah tak pernah mengajarkan aku apa pun!"

Geram. Bisa kulihat ayah mengepalkan kedua tangan. Bibirnya terlihat bergetar, emosinya pasti memuncak. Pandanganku teralih pada sosok gadis berambut hitam sebahu yang duduk bersisian dengan wanita paruh baya pujaan ayahku.
Itu Tasya. Ya, Tasya 'mantan sahabatku' yang sebentar lagi jadi saudara tiriku.

Ibuku baru meninggal dua bulan lalu dan kini ayahku mencetuskan niat untuk menikah lagi dengan ibu sahabatku. Hebatnya Tasya merahasiakannya dariku.
Sungguh! Aku tak siap berbagi kasih sayang ayah pada gadis lain. Karena bagiku, ayah adalah cinta pertama. Satu-satunya lelaki yang mencintaiku dengan ketulusannya.

Sungguh! Aku tak pernah marah bila Tasya merebut Alfa dariku. Namun, haruskah aku berbagi ayah dengannya? 

Setitik air mataku jatuh, tak bisa kutahan lagi. Kulihat Tasya menyunggingkan senyum. Munafik! Aku muak melihat wajahnya yang seakan menertawakan keperihanku. Aku muak melihat kebodohanku yang sedari dulu mengalah untuknya. Tak kupedulikan lagi teriakan ayah yang terus menyudutkanku. Aku berlari meninggalkan mereka, menepis tangan ayah yang mencoba meraihku. Keluar dari rumah ini mungkin satu-satunya jalan agar ayahku mengurungkan niat untuk menikah lagi. Perih di telapak kaki yang terkena kerikil tajam tajam tak begitu kupedulikan.

Aku menyeka air mata yang terus keluar dengan punggung tangan. Sampai suara klakson kendaraan menukik tajam menusuk pendengaran. Cahaya terang menelusuk mataku. Membuatku menyipit lalu terpejam. Sangat lama, sampai kurasa tubuhku kaku tak dapat bergerak. Tak berdaya, menunggu keajaiban datang dan berharap semua hanya mimpi belaka.

*END*

💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟

Ini tak termasuk dalam hitungan challenge cerpen yaaa.. Hanya meramaikan saja. Silakan vote cerita favorit kalian agar dapat menambah penilaian admin yaaaa

KUMPULAN CHALLENGE CERPEN BULANAN MEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang