4. RESTU By CINKIA

49 9 1
                                    

Tema : Cinta Pertama
Judul : Restu
Penulis : Cinkia
AKUN WP cinkiaewys

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

"Restu"

Aroma manis menguar dari kue yang disusun rapi di atas piring dan dihidangkan untuk para tamu. Tercampur sempurna di udara oleh tawa bahagia orang-orang yang mengenakan pakaian terbaiknya.

Nari mengintip dari balik gorden kamar. Menatap satu-satu wajah tamu yang sangat dikenalnya. Keluarga besar ayah dan ibu. Kemudian dia menyentuh dadanya, terasa nyeri, perih bahkan sesak. Air mata sudah menggenang di pelupuk. Bagaimana mereka semua bisa tertawa bahagia menyisakan dirinya yang tersiksa sendirian?
Buru-buru perempuan yang mengenakan kebaya putih itu mengusap mata, menahan air mata agar tak tumpah dan merusak riasannya.

Nari berjalan lunglai, menjatuhkan dirinya begitu saja ke atas ranjang. Tawa itu masih terdengar dari luar, rasanya ingin berteriak dan menyuruh mereka untuk diam. Tapi tentu saja itu tak dilakukannya. Segera dia mengambil ponsel untuk mengalihkan tawa dan obrolan menyenangkan yang masih bisa dingarnya dengan jelas. Membuka galeri. Menatap lekat sebuah foto dirinya yang dirangkul hangat oleh seorang laki-laki. Lama dia terpekur, air matanya kembali menggenang. Pikirannya sudah melayang.
Setahun yang lalu, laki-laki itu menangis, meraung dan berteriak seperti orang gila karena ditinggal perempuan yang dia sebut sebagai cinta sejatinya. Nari juga masih ingat, laki-laki itu kehilangan banyak berat badan. Wajahnya menjadi tirus, wajahnya selalu terlihat muram bahkan Nari dia hiraukan.

Selama setahun itu pula, Nari mencoba segalanya. Menyapanya lebih dulu, menghiburnya dan selalu berusaha ada untuknya. Apa saja dilakukan agar membuat laki-laki itu bahagia. Membuatnya kembali seperti sediakala. Dan melupakan perempuan yang dia sebut sebagai cinta sejatinya.
Kerja kerasnya berhasil. Hidup laki-laki itu mulai terselamatkan saat secercah cahaya berhasil menyentuhnya. Mengembalikan senyumnya. Berat badannya. Dan perhatiannya kepada Nari.
Begitu tadinya. Atau yang lebih tepat, begitu pikirnya.

Perempuan itu bukanlah Nari. Orang yang menyembuhkan laki-laki itu itu seperti sediakala bukanlah dirinya. Dan perempuan itu sudah berhasil mengambil hati cinta pertamanya, membuatnya melupakan perempuan yang dulu pernah dia sebut sebagai cinta sejati.

“Tapi kenapa!” Nari berteriak marah, setelah laki-laki itu mengatakan kebenaran, soal perempuan yang sudah mencuri hatinya dan dia berniat untuk segera menikahinya. Nari membanting pintu, mengunci diri dan dia tak ingin mendengar penjelasan apa pun.

“Nari?” Sebuah suara berhasil menarik pikirannya kembali ke saat ini. Seorang laki-laki yang mengenakan pakaian putih dari ujung kaki hingga ujung kepala mendatanginya. Duduk di samping Nari yang masih terbaring dengan air mata yang sudah meluruh dan hampir merusak riasannya.

“Coba kamu duduk dan dengarkan.”

Nari sebenarnya enggan. Tapi akhirnya dia beranjak, menegakkan punggung dan  menatap nanar ke depan masih dengan sisa-sisa air mata.
Beberapa detik berlalu dan terasa sangat lama. Suara tawa dan obrolan dari luar kembali memenuhi gendang telinganya. Nari menutup mata. Menelan isakannya dan menahan diri untuk tak kembali menjatuhkan air mata.

Beberapa detik kembali berlalu, Nari baru akan membuka mata saat kemudian ada yang merengkuhnya. Memeluknya erat. Terisak.

“Maafkan Ayah, Nari. Sungguh, Ayah sangat mencintaimu. Mencintai ibumu. Tapi Ayah terus menua, begitu pula denganmu. Pada akhirnya, anak perempuanku satu-satunya akan pergi meninggalkanku bersama suaminya kelak, tak mungkin Ayah akan tinggal bersamamu nanti. Maka wanita ini, yang akan Ayah nikahi, kelak akan merawat Ayah hingga tua. Hingga Ayah menyusul Ibumu di surga sana.”

Ada yang menggores hatinya. Melukai perasaannya. Menyadarkannya selama ini akan kenyataan yang selalu dihindarinya. Bahwa ibunya telah tiada.

Nari sudah tak bisa menahan isakannya.
Dia menangis. Merasa bersalah.
Ayahnya akan kembali menemukan apa yang pernah dia sebut sebagai bahagia. Dan menit terakhir sebelum akhirnya jalinan suci itu terikat, Nari merestuinya. Laki-laki itu. Cinta pertamanya. 

   

*END*
💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟

Tidak ada perubahan apa pun dalam cerita di atas. Semua murni karya penulis. Jika kalian suka dengan flash fiction ini, silakan tinggalkan VOTE dan KOMENTAR.

KUMPULAN CHALLENGE CERPEN BULANAN MEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang