11. MALAM MINGGU TERINDAH By Amelia

39 2 0
                                    

Tema : Cinta Pertama
Judul : Malam Minggu Terindah
Penulis : Amelia
Akun wp : AmeliaKim08

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

"Malam Minggu Terindah"

Sabtu malam paling ditunggu semua pasangan, keluarga dan sahabat. Bukan berarti malam lain tak berkesan, hanya saja malam minggu lebih panjang untuk menghabiskan waktu bersama orang tercinta. Ini tak berlaku untukku. Di usiaku yang menginjak dua puluh tahun, hanya kesunyian hati yang menemani.

Aku memandang keramaian Seoul yang berlipat dari sebelumnya. Semakin sesak oleh ribuan mata yang memadati kawasan ini. Gemerlap warna-warni lampu memanjakan indra penglihatan, memaksa tuk terus ke kawasan ini, sekalipun lelah dirasa.

Kunikmati malam ini tanpa seseorang yang aku kagumi. Ralat, rasa kagum lenyap, berganti dengan rasa cinta. Semenjak ku mengenal Ok Taecyeon atau yang biasa dipanggil Okcat di Dong Eun Restoran. Cara makan, senyuman dan menikmati dinginnya malam membuatku kagum. Semenjak itu, aku mengenalnya lebih. Berjalannya waktu rasa itu semakin menjadi. Tersadar, aku memiliki rasa dengannya.

Ku berjalan, memandang apa yang tertangkap di mata. Pemandangan yang banyak kutangkap adalah puluhan pasang anak manusia memadu kasih. Hal tersebut biasa terjadi di Seoul. Langkah kakiku terus berjalan, membiarkan pergi sesuka hati, tanpa berpikir ke mana langkahku berpijak.

Langkahku memaksa agar aku tak beranjak dari tempat ini. Seakan tak memedulikan, walau malam sekalipun. Dinginnya tubuhku masih kalah dengan kesunyian hati yang tersiksa entah sampai kapan. Sahabat, keluarga dan rekanku banyak, namun hati ini masih sunyi. Seperti malam tanpa dekorasi.
Seandainya, ia menemaniku merangkai kenangan denganku. Namun, apakah ia menyukaiku. Gadis biasa yang tak menarik.

Aku menghela napas ringan, menerima takdir yang kudapat. Langkahku gontai sekarang seiring dengan otakku yang dipenuhi dirinya. Langkahku memaksaku tuk istirahat. Beruntung tinggal beberapa langkah lagi, sebuah tempat duduk ada di depanku.
Kududuk di kursi tak berpenghuni. Menyandarkan punggung pada tumpuan belakang kursi ini. Melepas letihnya jiwa. Memejamkan mata, mencoba melupakan tentangnya. Okcat seperti bintang yang kutunggu malam ini.

Angin malam kubiarkan merasuk tulang belulang. Rasa ngilu yang menghinggapi kuizinkan tuk menikmati tubuh ini. Aku tahu pasti dia saat ini sedang menghabiskan malam minggu dengan kekasihnya. Mana mungkin dia yang tampan dan dikagumi banyak perempuan tak memiliki kekasih?

*
"Bila kau letih, bersandarlah di bahuku. Menangislah sepuasnya, aku akan mendengarnya."

Suara seorang lelaki semakin jelas memasuki kupingku. Merasa tak asing dengan sang pemilik suara, kubuka paksa indra penglihatan.

Seketika aku diam seribu bahasa saat mengetahui dia ada di sampingku. Tapi, mengapa ia di sini. Apakah menunggu kekasihnya berbelanja? Entahlah.

"Sebenarnya aku tadi ke restoran. Selesai makan kuputuskan pulang. Namun, langkahku terhenti saat melihatmu di sini. Aku sangat senang bisa bertemu lagi denganmu. Okcat tersenyum padaku.

Senang. Okcat bilang senang. Paling juga sebagai teman.

Aku membalas ucapannya dengan senyum kepalsuan,Aku juga senang bertemu lagi denganmu.

"Lantas, malam begini kau terlihat tak bersemangat. Apa kau mempunyai masalah?

Dia mengernyitkan dahi, seperti penasaran dengan yang terjadi padaku. Aku harus menutupi semua ini. Jangan sampai dia tahu perasaanku.
Aku hanya..., ungkapku bingung sembari memikirkan kalimat selanjutnya yang tepat.

Dia memelukku erat, bahkan tak melepaskanku. Membiarkan rasa dingin tubuhku berganti dengan rasa hangat sebuah pelukan.
Kalau kau resah, aku juga resah. Dia menyela, setelah letih menunggu kalimat selanjutnya yang terlontar dari mulutku.

Nyaman. Jantungku bekerja lebih saat ini. Bagaimana bisa aku mengghentikannya?

Lepaskan aku. Aku memaksa agar dia melepaskan pelukannya. Tak ingin dia mengetahui perasaanku.

Dia melepaskan pelukannya, Aku mencintaimu Amelia. Aku baru berani mengungkapkan saat ini, setelah aku letih menyimpan rasaku.

Mataku berbinar saat dia mengatakan hal yang kunanti.

Aku tak memiliki kekasih. Aku mencintai perempuan baru denganmu. Sebelumnya, aku tak pernah mencintai perempuan. Jika kau menerima cintaku, maka kau tatap bintang di langit. Namun, jika kau tak menerima cintaku, maka kau menoleh ke samping, membuang pandangan dariku.

Aku menatap bintang di langit. Saat itulah, Okcat tersenyum dan langsung mencium keningku.

*END*
💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟

Tidak ada perubahan apa pun dalam cerita di atas. Semua murni karya penulis. Jika kalian suka dengan flash fiction ini, silakan tinggalkan VOTE dan KOMENTAR.

KUMPULAN CHALLENGE CERPEN BULANAN MEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang