= Please, trust me =

1.5K 135 27
                                    

---

Pernahkah kalian merasa sangat membenci hidup kalian sendiri?

Entah benci terhadap diri ataupun takdir..

Seperti...

"kenapa harus diriku?"

"Kenapa nasibku buruk sekali?"

"Kenapa kebahagiaan tidak pernah menghampiriku?"

Setidaknya bersyukurlah, tuhan masih memberikanmu nyawa.

Disaat kau mengeluh akibat takdirmu yang buruk..

Disaat kau menginginkan hidup seperti orang lain..

Ketahuilah, bahwa banyak orang juga yang ingin hidup sepertimu.

Love yourself.

---




"Kim Sohyun! Lu kenapa?!"

Namja itu berlari,menghampiri tubuh mungil yang masih dengan nyamannya duduk di tanah dengan bau amis yang menyengat. Isakan dan raungan itu telah berhenti,berganti dengan tatapan yang dalam dan kosong. Perlahan tubuh sohyun dibantu untuk berdiri, tanpa pikir panjang namja itu langsung membawa tubuh tidak berdaya itu ke ruang kesehatan sekolahnya.

"Sohyun-ah, siapa pelakunya?" berkali-kali kata-kata itu keluar dari bibir bak kelinci milik namja itu, dengan lembut jungkook membersihkan tubuh sohyun dari telur yang lengket, membersihkan dengan penuh kekhawatiran dan kasih sayang, tatapan matanya dari tadi tidak pernah beralih sedikitpun dari manik mata sahabatnya itu. Sementara sohyun, dia hanya terdiam, membiarkan tubuhnya dibersihkan oleh jungkook, mulutnya tidak mau mengeluarkan satu katapun. Bibirnya terlalu kelu untuk mengatakan apa yang telah terjadi padanya.

Setelah selesai mencuci rambut dan pakaian sohyun, jungkook mendudukkan sohyun di sebuah ranjang uks, sementara dirinya menarik sebuah kursi untuk menjadi tempat duduknya. Helaan nafas berat kembali keluar dari mulut namja itu. Beginilah sohyun jika sedang dalam masalah, dia selalu diam tanpa ingin mengatakan sepatah katapun. Jungkook meraih tangan yeoja itu, menggenggam, memberikan kenyamanan disana.

"Oke..lu gak mau kasih tau siapa yang ganggu lu, sekarang gua ganti pertanyannya..'apa masalahnya'?"

Tidak ada perubahan, sohyun tetap bungkam, bahkan dirinya tidak sekalipun menatap mata jungkook, dia hanya menatap jendela dengan tatapan yang sayu dan kosong. Nafas jungkook tercekat saat melihat memar kemerahan di leher sahabatnya itu, terlihat jelas akibat cahaya yang masuk lewat jendela.

"Lu...dicekik mereka?!" dengan gelagapan jungkook menyentuh bekas memar itu, sohyun sedikit meringis saat jungkook menyentuhnya.

"Siapa yang ganggu lu?" tatapan mata jungkook berubah menjadi lebih serius, jungkook memang sering melihat sohyun di bully sejak kecil, namun mencekik? Itu bukan pembulian, tapi percobaan pembunuhan.

Akhirnya sohyun menatap jungkook, memberikan senyuman terbaiknya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa padanya.

"Gua baik-baik aja kookie-ah"

Rahang jungkook mengeras mendengar itu, tangannya mengepal, emosi yang sedari tadi ditahannya, tidak dapat dipendamnya lagi. Jungkook tersenyum miring, mengalihkan pandangannya sebentar lalu mendengus.

"Lu baik-baik aja?! Leher lu kayak gini dan lu bilang lu baik-baik aja?! Kim sohyun! Gua mengkhawatirkan lu, berhenti menjadi sok kuat!"

Beruntung tidak ada orang lain di uks selain mereka berdua saat itu, jika tidak, jungkook pasti telah menganggu pasien lain karena teriakannya yang sangat besar dan menggema di ruangan itu.

• HER •  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang