Taehyung termenung, menatap pantulan dirinya di cermin yang sangat sempurna. Balutan tuxedo hitam dengan dasi berwarna merah maroon membuatnya tampak seperti seorang raja. Ditambah dengan tinggi badannya dan juga bahu yang lebar, terlalu sempurna.
Hari ini telah tiba, hari dimana jadwal pertunangan antara dirinya dan Irene akan ditentukan. Seharusnya ini adalah hari yang bahagia, tetapi bagaimana pun taehyung berusaha untuk bahagia, dirinya selalu merasa ada yang mengganggu di dalam hatinya.
Dia bahkan sudah mencoba untuk berbicara dengan jimin sebelum keberangkatannya ke Jepang semalam, berharap sahabatnya itu bisa menenangkan hati nya, tetapi itu semua tidak menghilangkan kegelisahannya.
Jimin dan taehyung berada di sebuah taman dengan cahaya remang yang hanya menyinari sebagian wajah mereka. Duduk berdampingan dalam diam, dengan beberapa helaan nafas berat yang keluar.
"Jimin-ah..mianhae"
Jimin terkekeh kecil, lalu merangkul bahu sahabat terdekatnya itu. Apapun yang sudah dilakukan oleh taehyung, itu tetap tidak akan mengganggu hubungan persahabatan antara keduanya.
"Tidak perlu meminta maaf, apapun bisa terjadi dalam suatu hubungan. Lagi pula kalian sepakat untuk mengakhiri nya"
Taehyung menunduk, jimin benar, tapi entah kenapa hatinya merasa tidak enak.
"Keputusan yang gua buat...semuanya benar kan?Menjauhi sohyun, dan memilih untuk memulai semuanya bersama Irene"
Jimin menggenggam tangan taehyung, tersenyum lembut, memberikan kekuatan disana.
"Yakinlah semuanya akan baik-baik saja, maka semuanya pasti akan baik-baik saja"
"Irene? Apa dia benar-benar mencintai gua?" tanya taehyung dengan tatapan sayunya.Pikirannya akan Irene yang hanya mencintainya karena perusahaan membuatnya tidak yakin dengan keputusannya sendiri.
"Jika Irene memang tidak melakukan hubungan ini tanpa dasar cinta, maka lu lah yang harus melakukannya dengan cinta. Ingat, sebuah hati pasti akan luluh, kita hanya perlu menunggu kapan hati itu luluh. Entah itu lama, atau tidak"
"Taehyung-ah..sudah siap?
Suara irene dari luar pintu kamar membuyarkan lamunan taehyung. Dirinya mencoba untuk tersenyum di cermin itu, seperti kata jimin, yakinlah semuanya akan baik-baik saja, maka semuanya pasti akan baik-baik saja.
"Dimana kunc--"
Perkataan taehyung terhenti saat dirinya membuka pintu dan melihat irene yang sudah lengkap dengan pakaiannya. Sebuah dress yang berwarna senada dengan tuxedo taehyung, membalut dengan Indah tubuh irene. Sedikit memperlihatkan paha bagian atasnya karena dress yang tidak terlalu panjang. Membuat taehyung menatapnya dengan liar dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Berhentilah memberikan tatapan mesum kim taehyung, kita sudah terlambat"
Sekali lagi irene membuyarkan lamunan taehyung, tapi kali ini adalah lamunan yang berbeda. Lamunan kotor, berpikir bagaimana sexy nya irene sekarang membuat sisi pria taehyung bangkit.
"Cantik" ucap taehyung sambil tersenyum manis, membuat yang dipuji tertawa dengan senyum yang tidak kalah manis pula.
"Terimakasih tuan kim, tapi sepertinya kita harus berangkat sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
• HER • ✔
FanficIni bukanlah cerita spesial, hanya kisah kehidupan seorang gadis yang terpilih oleh sebuah penyakit yang sangat kejam, Ataxia. [ COMPLETED ]