"Sajangnim..maaf, apa anda sudah siap untuk meeting hari ini?"
Seorang pria dengan tubuh tinggi , memasuki sebuah ruangan yang di dominasi dengan warna coklat itu, beberapa furniture kayu yang sangat elegan membuat ruangan itu terkesan menenangkan.
"Ah..apa hari ini ada meeting?"
Pria lainnya yang sedang dengan tenangnya melihat sebuah pigura yang selalu terpajang di atas mejanya itu sempat tersentak kaget, namun kembali bersifat profesional secepat mungkin. Jari tangannya yang panjang itu merapikan dasi dan juga kemejanya yang sedikit berantakan, lalu beralih ke rambut hitam tebalnya dan merapikan rambut itu hingga dirinya terlihat lebih menawan.
"Apa anda lupa tuan?"
"Aku benar-benar lupa. Kapan meeting itu di laksanakan?"
"Satu jam lagi tuan, saya akan membantu anda menyiapkan berkasnya"
Lelaki itu sempat melihat ke arah jam rolex nya, lalu kembali memandangi pigura itu dan tersenyum dengan lembut di sana.
"Jeonghan-ssi, bisakah kau batalkan meeting hari ini?"
"Apa ada hal penting lainnya tuan?"
Lelaki itu berjalan ke arah sofa, mengambil jas hitamnya lalu dengan cepat melihat pantulan dirinya di cermin yang terlihat begitu tampan.
"Aku ingin pergi ke suatu tempat"
"Apa perlu aku temani tuan?"
"Tidak perlu, aku hanya mengunjungi teman lamaku"
Lelaki itu menepuk pelan bahu bawahannya, kembali tersenyum dan dengan cepat pergi dari kantornya. Sebuah kantor yang sangat besar, dan merupakan salah satu perusahaan terbesar di korea Selatan.
Lelaki itu memasuki mobilnya, memasang handsfree di salah satu telinganya lalu menelfon seseorang sambil terus mengendarai mobilnya ke tempat tujuannya itu. Tidak perlu waktu lama, lelaki itu berteriak dengan keras, menandakan bahwa sambungan telefonnya sudah terhubung.
"Dasar pendek!! Lu bilang kita akan kumpul hari ini!!"
"Berhenti mengatakan hal seperti itu tae!!"
Tidak kalah dari taehyung, lelaki di seberang telfon itu pun ikut berteriak dengan kencang. Seperti biasa, mereka berdua tidak pernah berdamai.
"Gua bahkan meninggalkan meeting bodoh!!"
"Lu pergi aja duluan!! Gua bakal nyusul nanti!!"
"Jadi, hanya sampai disini batas pertemanan kita park jimin?!"
"Terserah!!"
Sambungan telfon itu diputus dengan paksa oleh park jimin, sukses membuat taehyung melemparkan handsfree nya sambil terus menggerutu kesal disana. Untuk hari ini, sudah tiga kali dirinya dan jimin saling berteriak di sambungan telfon, namun bagaimanapun, taehyung tidak pernah membencinya, bukankah itu yang namanya teman?
Pun akhirnya taehyung kembali melanjutkan perjalanannya, berhenti di salah satu toko bunga yang tidak terlalu besar, toko sederhana yang terletak di tepi jalan.
Harum berbagai bunga menyambut dirinya saat memasuki toko itu, seorang wanita paruh baya dengan senyuman yang begitu lebar mendatangi taehyung dan menyapa lelaki itu dengan begitu akrab.
"Sudah lama kau tidak kesini"
"Ah..bibi benar, apa sudah satu bulan?"
"Kau pasti sibuk, karena itu kau tidak bisa berkunjung"
Taehyung tertawa kecil lalu mulai mengelilingi tempat itu, mencari cari bunga apa yang akan di bawakannya untuk temannya. Namun sebuah pigura kecil di dekat meja kasir menghentikan dirinya. Taehyung memandang pigura itu dengan lekat lalu tersenyum disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
• HER • ✔
FanficIni bukanlah cerita spesial, hanya kisah kehidupan seorang gadis yang terpilih oleh sebuah penyakit yang sangat kejam, Ataxia. [ COMPLETED ]