18

840 46 0
                                    

"gue dimana ya? ini gak seperti kamar kontrakan gue" ucap ku dan berusaha untuk mengingat apa yang terjadi, dan saat gue berusaha untuk mengingat,datang lah seorang wanita cantik dengan hijab nya yang menurut gue gak terlalu tua dari mama ,kan gue jadi teringat orang tua gue yang gak peduli lagi dengan gue,dan air mata gue turun dengan sendirinya

"menangis lah sayang kalau itu bisa membuat hati mu tenang" kata wanita itu dan memeluk gue, dan gue pun menerima pelukan nya dan menangis terseduh-seduh di pelukan wanita tersebut

"kalau kamu mau berbagi masalah  dengan tante,akan tante dengar kan semua cerita mu"kata tante tersebut dan menenangkan ku dengan mengusap punggungku,aku pun merindukan mama yang selama ini selalu ada untuk ku

Gue pun menceritakan semua nya tanpa ada yang gue tutupi, ntah kenapa gue nyaman bersama tante ini, biasa nya gue tidak akan mudah percaya kepada orang lain, dan tidak akan menceritakan masalah gue dengan orang yang baru gue kenal

"kenapa kamu tidak tanya dulu alasan orang tua mu menyembunyikan itu semua? mungkin ada alasan lainnya, dan tante turut berduka mendengar cerita mu ini" kata tante tersebut, awalnya dia terkejut mendengar gue anak dari M. Radytia, semua juga akan terkejut jika mendengar cerita ku ini

"oh ya tan, aku mau nanya ,kenapa aku bisa ada dirumah tante? " tanya ku penasaran,kaku lidah gue bilang aku, biasanya juga manggil gue,hahahahaha

"malam tadi anak tante bawa kamu ke rumah ini, katanya kamu pingsan, karna dia gak tau rumah kamu, makanya dia bawak kamu kerumah tante" ucap tu tante yang membuat gue ingat kalau malam tadi gue mabuk berat dan muntah di baju  cowok ,mungkin anak yang dimaksud tante ini adalah cowok malam tadi

"maaf ya tan, aku merepotkan tante dan anak tante "ucap ku karna merasa bersalah telah merepotkan keluarga ini

"gak papa kok sayang, ini udah kewajiban kita  untuk saling tolong-menolong kepada sesama muslim,sekarang kamu panggil tante dengan sebutan umi ya" kata tante ini yang membuat gue terharu, setelah lama gue tidak melakukan kewajiban gue sebagai seorang muslim, allah masih memberi gue orang yang sayang pada gue,walaupun gue jauh dari kata baik, sedangkan tante ini yang memiliki  ilmu agama yang kuat mau menganggap gue sebagai anak nya

"terimakasih ya umi"kata ku kembali menangis
"umi mau kamu kembali kepada keluarga mu lagi,dia pasti merindukan mu" kata umi yang langsung ku jawab gelengan
"tidak umi, mereka tidak merindukan ku, mereka sudah mendapat kan pengganti ku, aku hanya benalu di keluarga itu"jawab ku diselah tangisan
"tidak sayang, tidak ada orang tua yang tidak merindukan putri nya, apalagi mama kamu, pasti dia selalu memikirkan mu" ucap umi
"beri aku waktu umi, mungkin tidak sekarang" jawab ku yang tidak tau lagi mau jawab apa, gue sudah lelah dengan menangis, apa gue tidak berhak merasakan bahagia

"ya udah, tapi umi mau kamu tinggal disini, kamu itu perempuan, tidak baik kamu tinggal sendirian,diluar sana sangat berbahaya untuk mu" kata umi tersebut yang gue balas senyuman

"tidak mi, aku tidak ingin merepotkan umi, kalau soal itu aku sudah terbiasa mi, sudah hampir 5 tahun aku tinggal sendiri " jawab ku yang mendapat gelengan dari umi

"tidak sayang, malahan umi akan merasa senang kalau kamu mau tinggal disini, umi tidak memiliki anak perempuan, anak umi semua nya laki-laki, jadi umi merasa kesepian " kata umi dengan sahdu

"benar mi? Aku gak ngerepotin? "tanya ku balik, aku takut jadi beban dikeluarga ini, walaupun aku sekarang sudah menjadi pengacara, tapi tetap saja gue gak enak

"iya sayang, jadi umi gak kan kesepian lagi, umi sendiri an dirumah ini, anak pertama dan kedua umi sudah menjadi dokter bedah dan dokter umum yang kedua dia juga jadi ustadz jadi sering keluar kota untuk dakwah sedangkan anak bungsu umi dia melanjutkan kuliah sebagai dokter spesialis jantung " kata umi itu yang membuat gue tercengang anak nya dokter semua coy, subhanallah

"kalau suami umi kerja juga?"tanya ku karna tadi umi tidak memberitakan suami nya dia hanya menceritakan anaknya

"suami umi sudah meninggal 5 tahun yang lalu"kata umi itu dengan raut sedih dan air mata sudah menetel di pipi putih nya

"maaf ya mi"ucap ku tidak enak karna sudah membuat dia bersedih "tidak apa-apa kok sayang, kamu gak usah merasa bersalah "kata umi itu kembali dengan senyuman manis nya

"sekarang kamu istirahat gih, umi mau masak untuk makan malam" kata umi yang membuat gue langsung melihat ponsel dan ternyata sudah jam 15.13 ,astagfirullah gue tidur dari jam 2 dini sampai sam 3 sore, itu tidur apa mati,dan umi tadi nyuruh gue istirahat,umi bisa aja buat gue malu ,gue pun hanya bisa nyengir 3 jari, sumpah gue malu udah numpang, nyusahin lagi

"hehehe umi, aku bantu ya mi masak nya" kata ku yang membuat umi tertawa,mungkin gue lucu kali ya

"ya udah ayok kita masak terus salat ashar" ucap umi yang membuat gue malu, karna selama 5 tahun ini gue sudah meninggal kan nya

"umi mau gak membantu aku untuk kembali lagi ke jalan lurus? "tanya ku yang dibalas senyuman manis oleh umi, kalau gue boleh jujur, walaupun umi usia nya gak muda lagi tapi dia masih seperti kakak ku sendiri karna dia awet muda dan cantik banget, apalagi senyuman nya ito lho, bikin orang diabetes saking manisnya

"tentu sayang, umi akan bantu"kata umi yang membuat gue senang sekali

"umi boleh nanya gak? " tanya ku
"boleh"ucap umi singkat dia sekarang lagi memotong wortel mungkin mau buat sup kali ya

"apa sih rahasia umi cantik terus? " tanyaku yang membuat umi tertawa , mungkin dia pikir gue ngelawak apa "ih umi kok ketawa, serius mi" ucap dengan cemberut
"mungkin karna wudhu" jawab umi setelah selesai tertawa
"oooooo"jawab ku membulat kan mulut, baru tau aku wudhu bisa buat awet muda

"oh ya sayang, kamu mandi gih terus ganti baju, tutup lah aurat mu sebelum kafan menutup mu" kata umi yang membuat gue merinding, aku pun hanya membalas dengan senyuman dan melaksanakan perintah nya
"oh ya mi, baju ku kan masih di kontrakan, terus aku pakai baju apa? " tanya gue baru sadar kalau semua barang gue masih dikontrakan

"udah umi siapin dilemari dalam kamar kamu tadi" kata umi yang masih sibuk dengan masakan nya

Selesai mandi gue pun melihat tampilan gue,sekarang gue memakai gamis dengan warna pink dengan jilbab senada, gue pun tidak bisa menahan air mata yang sudah mengalir di pipi ku, allah sungguh baik, telah memberikan ku kesempatan kedua, tanpa gue sadari umi sudah berdiri dibalakang dan membalikkan gue sehingga kami berhadapan dan dia langsung membawa gue ke pelukan nya

"sekarang jangan ila sia-sia kan kesempatan kedua yang telah allah berikan " kata nya
apa tadi dia manggil gue dengan sebutan ila, hanya keluarga gue yang selalu manggil gue dengan sebutan itu, teman-teman dan sahabat gue aja manggil gue dengan sebutan asya bukan ila

"iya umi, dari mana umi tah kalau aku tu dipanggil ila?  " tanya ku penasaran
"umi tau kok tentang kamu,umi sahabatan dengan mama kamu"jawab umi
"umi janji jangan kasih tau mama tentang ila, jika nanti waktu nya sudah tepat ila akan kembali,tapi tidak untuk sekarang " kata ku yang disambut anggukan oleh umi
"ya udah yuk salat baru kita makan malam tapi tunggu anak kedua umi pulang dulu, kata nya jam 5 nanti dia pulang"ucap umi yang ku jawab anggukan

selesai salat tadi umi ke kamar katanya ada perlu,sedangkan aku masih ditempat salat gue ingin berdoa memohon ampunan dari allah,selesai salat gue membantu umi menyiapkan hidangan makan malam "umi yang membawa ila kesini anak umi kedua? "tanya ku, gue lupa siapa cowok yang semalam gue muntahin
"iya, emang nya kenapa sayang?"tanya umi dengan lembut "hmm gak papa kok mi, cuma nanya aja" jawab ku, aku pun berusaha mengingat siapa cowok itu,namun saat gue berusaha mengingat nya"assalamualaikum" salam orang di luar sana, dan umi pun menyuruh gue membukakan pintu "Wa'alaikumsalam , ustadz"

Cinta Dan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang