Bagian 14

5.9K 663 63
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Terbiasa. ]

Tidak terasa pernikahan keduanya sudah berjalan selama satu bulan, walaupun sudah selama itu nyatanya kedua orang itu masih belum sepenuhnya terbiasa untuk berbagi banyak hal bersama. Setiap hari selalu terasa seperti hari yang sangat berbeda dari yang sebelumnya, selalu ada hal baru yang muncul dan untuk dipelajari. Memang menyenangkan rasanya mengenal seseorang setelah pernikahan.

"Tidak bisakah kau meletakkan handuknya kembali ke kamar mandi?"

Suzy sudah terbiasa mengingatkan Myungsoo tentang sesuatu yang seperti ini, pria itu punya kebiasaan meletakkan handuk basahnya di atas tempat tidur yang sudah Suzy bereskan. Itu menyebalkan memang, karena handuk basah itu bisa membasahi sprei dan membuatnya kembali kotor.

"Oh, maaf. Aku benar-benar lupa." Dan alasan yang sama selalu saja Myungsoo lontarkan. Lupa dan lupa.

Kebiasaan memang tidak mudah diubah― Suzy membatin, tahu benar bahwa Myungsoo tidak akan bisa menyangkut handuk basahnya ke tempat semula di kamar mandi karena itu telah menjadi kebiasaan sang pria yang sudah mendarah daging.

"Kau marah?" Myungsoo bertanya setelah keluar dari kamar mandi untuk meletakkan kembali handuk basah yang habis dia kenakan beberepa menit yang lalu.

Suzy menggeleng, "ini terlalu sering terjadi dan aku telah mati rasa." Ucapnya, menepuk-nepuk ranjang kemudian balik menatap Myungsoo, "aku sudah terbiasa." Memasang senyum setelah itu membuat Myungsoo terkekeh.

"Ayo keluar dan sarapan." Suzy berlalu, kelaur dari kamar untuk kembali melihat meja makan yang telah dia susun beberapa waktu yang lalu. Yang dia katakan tadi memang benar, kadang hal seperti itu memang menyebalkan tapi dia sudah benar-benar terbiasa dan sudah tidak bisa marah pada Myungsoo. Karena begitulah kebisaan sang pria, dia hanya harus menerima apa adanya.

My Husband

"Kau akan makan siang bersamaku?"

Suzy menggeleng dengan tangan yang melepaskan sabuk pengaman, Myungsoo baru saja mengantarnya ke kantor. Kegiatan rutin pagi pria itu sebelum dia pergi ke restoran.

"Aku punya banyak pekerjaan dan makan di luar tampaknya hanya akan memakan waktu yang lama. Aku akan makan di kantin kantor saja." Myungsoo mengangguk, kadang ada saat di mana dia harus mengerti posisi Suzy sebagai seorang pekerja kantoran. Dia ingin selalu makan bersama dengan Suzy, tapi kalau wanita itu sibuk dengan pekerjaan dia tak bisa memaksa.

"Baiklah, telepon saja aku kalau sudah mau pulang. Akan ku jemput."

"Tentu. Sampai jumpa."

Keduanya selalu berpisah dengan lambaian tangan. Masih kaku? Tentu saja, keduanya masih saling kaku satu sama lain jika itu mengangkut dengan yang namanya skinship. Entah kapan tembok yang menghalangi keduanya akan runtuh, kadang Myungsoo ingin bergerak. Tapi dia takut Suzy akan terkejut dengan sikapnya karena wanita itu tampak seperti belum siap.

My Husband

Tidak ada hari libur bagi Myungsoo yang seorang pengusaha, berbeda dengan Suzy yang punya hari liburnya tersendiri. Walaupun demikian, Myungsoo tetap bisa menemani Suzy menikmati hari libur bersama. Berterima kasihlah pada sisi pekerja kerasnya yang selalu berhasil mengajari para bawahan sehingga dia bisa tidak datang untuk mengecek pekerjaan secara langsung.

My Husband [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang