1.1 - Allana's World

1K 114 10
                                    

Allana

Pagi ini gue harus bangun pagi nyiapin sarapan buat dua bocah tengil yang katanya hari ini ada jadwal kuliah. Ayah bunda lagi nggak dirumah karena mereka harus ke Thailand untuk acara bisnis ayah. Sudah pasti bunda ikut mendampingi ayah.

Gue hari ini masak nasi goreng kesukaan Wira dan spaghetti bolognese kesukaan Juna. Kenapa nggak satu menu aja? Karena Juna nggak pernah suka sarapan pake nasi. Beda sama Wira yang makan apa aja. Juna masih doyan nasi kok, cuman untuk sarapan Juna nggak suka pake nasi. Terlalu berat kata Juna.

"Kak, kok tumben masak?". Suara Juna terdengar dekat. Gue menengok dan benar, Juna baru bangun tidur.

"Kata bunda, lo sama Wira ada kelas pagi dua duanya. Yaudah gue masakin. Itung - itung pemanasan, lama gue udah nggak masak"

"Yakin enak?"

"Sialan lo. Sana bangunin Wira atau nggak lo langsung mandi aja, gue abis ini kelar terus bangunin Wira". Gue mematikan kompor dan mengambil piring di lemari.

"Kak Wira bangunin ntaran aja, kasian kemarin dia ngerjain tugas sampe jam 1. Lagian ini masih jam 05.30, Kak"

Gue nengok ke arah jam dan benar kata Juna. Masih jam setengah enam pagi. "Tumben si Wira pulang bawa tugas? Biasanya dikelarin di kampus?"

Juna mengendikkan bahunya. "Juna mandi duluan, kak"

"Eh, lo mau susu apa jus?" teriak gue pada Juna

"Susu vanilla aja, biar kakak nggak ribet bikin jus pagi - pagi" ujar Juna dari dalam kamar mandi

Selesai nyiapin sarapan di meja makan, gue pergi naik ke kamar Wira. Sewaktu gue buka pintunya, Wira masih asik bergelung dengan selimut gambar pikachu kesukaannya.

"Heh, bangun! Jam 6"

Tak ada sahutan. Gila nih anak, pules amat tidurnya.

"Wira! Bangun, udah jam 6 pagi. Ntar lo telat!"

Selimutnya tersingkap. Wira bangun dan duduk dengan wajah khas orang bangun tidur. "Tumben lo bangunin gue, nggak kerja?" tanya Wira.

Gue membuka gorden kamarnya. "Hari ini gue libur. Lagian gue ada tugas negara dari bunda buat ngejagain dua adek tampan gue"

"Cih.. Najis. Dah gue mandi dulu. Lo bikin sarapan nggak, Lan?"

Ini nih yang gue sebel dari Wira. Nggak pernah manggil gue dengan embel - embel "Kak" kayak Juna.

Gue menoyor pelan kepala Wira. "Panggil yang bener! Gini - gini masih tua gue"

"Ck, alah cuman 2 tahun doang. Harusnya lo seneng, dengan gitu lo gue anggep seumuran gue"

"Terserah lo aja lah. Sana mandi, gue sama Juna nunggu di meja makan". Gue beranjak pergi keluar, namun sebelum benar - benar keluar dari kamar gue sempet bertanya dia mau minum jus atau susu.

"Susu aja biar gak ribet lo nya. Terserah rasa apa"

Ini yang gue suka, Wira adalah pemakan segalanya. Dia nggak pilih - pilih makanan.

"Lan, anterin gue sama Juna ke kampus ya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lan, anterin gue sama Juna ke kampus ya"

Gue mengernyit bingung. "Emang mobil lo berdua kenapa?"

Juna nyengir. "Gapapa, pengen dianter kakak aja mumpung kakak lagi nggak kerja"

"Sekalian gue butuh wali buat ke dateng ke kampus" ujar Wira menimpali

"Oh rapat buat acara lo itu ya?". Wira mengangguk.

"Yaudah jam berapa?"

"Sekarang lah bego"

Gue melotot ke Wira. "Kenapa gak dari kemarin ngomongnya! Gue belum mandi, yaudah kalian abisin sarapannya, gue mau siap - siap"

Si Wira ngeselin emang. Tau gitu tadi gue mandi dulu. Kebiasaan kalo ngasih tau mendadak banget.

10 menit gue ngehabisin waktu di kamar mandi. Gue nengok jam, huh untung masih jam setengah 7. Gue dandan seadanya. Gue ambil dompet, hape, dan tas gue lalu keluar.

Sewaktu gue turun, ternyata Juna sama Wira udah siap berangkat. "Ntar, gue ambil kunci mobil dulu. Kalian keluar aja"

"Gausah, ini kunci lo udah gue bawa. Mobil lo udah gue keluarin di depan pager. Ayo"

Gue mengangguk dan berjalan keluar. Setelah mengunci pintu, gue duduk di kursi pengemudi. Wira di samping gue, si Juna di belakang.

"Rapat di lantai berapa?"

"Lantai 3, rapatnya di ruang konsultasi 3" ujar Wira singkat

"Lo sendiri ada kuliah di lantai berapa?"

"Lantai 3 juga. Ntar bareng gue aja, gue tunjukin ruangan rapatnya"

Gue mengangguk. "Juna kuliah di ruangan lantai berapa?"

"Lantai 3 juga"

"Yaudah ntar barengan sekalian deh" ujar gue

Tiga bersaudara itu turun dari mobil ketika mereka sudah sampai di tempat parkir kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga bersaudara itu turun dari mobil ketika mereka sudah sampai di tempat parkir kampus. Mereka menjadi pusat perhatian seluruh mahasiswa yang sedang berlalu - lalang disana.

Sudah tentu karena visual mereka yang tampan dan cantik. Allana yang kebetulan merupakan alumni kampus ini juga.

Allana dengan segala bakat dan prestasinya, serta kecantikannya yang membuat ia menjadi alumni paling terkenal di kampus ini.

Mereka bertiga berjalan masuk ke dalam kampus. Allana di depan, sedangkan kedua adiknya menututi di belakangnya.

"Ini ruangannya. Lo masuk aja bawa undangan atas nama gue" ujar Wira.

Allana mengangguk. "Ntar gue kabari kalo gue udah selesai rapat"

Sebelum berpamitan masuk, sesuai kebiasaan mereka dari kecil, Allana akan mencium kedua pipi adiknya. "Belajar yang bener"

Wira mengangguk cuek, sedangkan Juna tersenyum. "Siap bosku". Allana terkekeh dan mengusap rambut Juna gemas sebelum masuk ke ruangan rapat.

"Widih.. Enak ya pagi - pagi dapet ciuman dari kakak tersayang"

Wira dan Juna menoleh ke sumber suara. Ternyata itu Bagas, sahabat Wira

"Gue juga mau kali ah jadi adeknya Kak Allana"

"Ngimpi aja sana" ujar Juna. "Gue duluan, kak". Wira dan Bagas mengangguk menanggapi Juna.

"Wir, jodohin gue sama kakak lo dong"

Wira melotot, "Gak"

"Yaelah.. Gak asik"

"Lo boleh sama siapapun kecuali Allana" ujar Wira datar

"Orang gue maunya kakak lo doang" sahut Bagas.

"Ngimpi aja sana. Udah gue mau masuk kelas" ujar Wira meninggalkan Bagas yang tengah mencak - mencak kesal kepadanya.

Begitulah Wira. Dibalik sikap cueknya, dia adalah orang yang paling protektif menyangkut Allana.







✴️
✴️

- S u n s h i n e -

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang