The Promise 2 🍁

138 10 3
                                    

"Jika menunggu itu menciptakan senyuman, aku akan menunggumu sampai senyuman itu bisa pudar" Atha

🌸🌸🌸


Jika ada yang bertanya pada Agatha, kapan merasa bahagia dia akan menjawab setiap hari setiap waktu dia slalu bahagia.

menyunggingkan senyum pada setiap orang, tertawa bersama teman-temannya bergembira di sekolah dan di mall atau cafe tempat mereka berkumpul.

Lebih tepatnya di luar rumah.. iya di luar rumah. Karna di saat dia sendiri, itulah dia Atha yg sesungguhnya.

Masih berada dalam kesedihan karna satu orang yang membuatnya kecewa dan marah. Rasanya dia ingin cepat melihat orang itu,

bukan untuk memukulnya atau mecubit perut kotak-kotak kecil yang dulu pernah di lihatnya.

Tapi ingin rasanya dia menangis meraung-raung di pelukannya karna kerinduan yg mendalam.

Tapi semua itu hanya dalam khayalannya, bagaimana bisa bertemu jika dia tidak pernah memberi kabar sama sekali setelah kepergiannya,

sampai detik ini dia menduduki kelas 10 dan bulan depan akan menaiki kelas 11.

Orang itu adalah Argha.

Sahabat tercintanya yang telah menghilang selama 6 Tahun lebih.

Meskipun sudah bertahun-tahun berlalu dia masih tetap berharap Agha-nya akan menghubunginya untuk sekedar mengejeknya. Tidak masalah itu yang slalu di fikirkan gadis itu.

Gadis itu duduk di kursi teras rumahnya, menopang dagu sambil menghela nafas.

"Kamu kemana sih ghaaaaa. . . Dasar yaaaa, awas aja ntar kalo ke sini ngga aku bolehin masuk. Jahat banget ngga hubungin aku. Kan bener firasat aku mereka bakal lupain aku.." tapi kangennn bangettt.

Menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan masih dengan menggerutu kecil.

Seseorang menepuk pelan pundaknya, Agatha menoleh.

"Masih mikirin Argha ya sayang?" Tanya Mamanya ikut duduk di sebelahnya.

Agatha tersenyum menangguk,
"Aku kangen mah.. Agha kemana sih mah. Ini udah 6 tahun Mah, dia ngilang gitu aja ngga ngasih kabar sama sekali"

Sambil memeluk Mamanya manja dia memejamkan mata. Iyah gadis itu masih tetap manja seperti dulu tapi hanya pada orang tuanya dan tentu saja keluarga Argha.

Sintha Mamanya Atha mengelus rambut anaknya yg sekarang menjadi lurus kecoklatan dan tidak berponi. Berdeda dengan Agatha kecilnya yg imut sekarang ini dia terlihat lebih manis dan agak dewasa hanya saja masih tetap manja.

" Sayang..Mamah juga khawatir banget sama Om Radit dan Tante Cindy. Mereka ngga ada kabar sama sekali padahal waktu mereka masih dalam perjalanan masih bisa di hubungin tapi tiba-tiba nomernya ngga ada yang aktif semua termasuk Argha" ucapnya pelan.

Aghata meneteskan air matanya lagi..

Sudah berulang kali, bahkan tidak pernah bosan air mata itu jatuh dari pipinya hanya untuk sahabatnya yang super menyebalkan dan ia rindukan itu.

"Udah dong jangan nangis, Tha kamu udah dewasa bulan depan udah mau kelas 11. Mamah ngga mau kalau kamu masih sedih sedih lagi. Nilai ngga boleh turun kayak kemaren kalo ngga nanti mamah hukum ngga boleh ke Mall"

Mata Agatha langsung membelalak kaget.

"Iih Mamah kog gitu sihhh.. kan mamah tau aku pasti sedih tiap nglewatin hari ulang tahun Argha mah, biasanya aku kerjain dia. Sekarang ngga ada yang bisa aku kerjain." Adunya

The Promise_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang