Luka dan Rasa

69 6 0
                                    

Tak mudah mematikan perasaan kepada orang yang selalu kita temui setiap hari

~ Kode Peka // Nana Gemesh

*******

"...Gue sama temen - temen gue di suruh sama seseorang" Katanya dengan susah payah.

" Siapa yang nyuruh Lo? "

" Sorry, tapi gue gak bisa ka- "

Krekkkk

" Argggggggg "

" Gue gak pernah main - main sama ucapan gue. Jadi bilang siapa yang udah nyuruh Lo" Geramnya dengan terus menguatkan pelintiran tangan Cowok tadi yang sudah tak berdaya.

" Rul, gimana? " Kata seseorang yang menghampiri Ferul.

" Masih gak mau ngaku Dhik. Heran gue, padahal udah gue grepe - grepe sampai babak belur gitu "

" Buihhh, berarti kurang bergairah tuh belayan lo. Dia mungkin pengen yang lebih Hot lagi, Rul " Kekehnya melihat Ferul sudah memperlihatkan wajah nakalnya.

" Lebih Hot? " Sedangkan Dhika sudah mengangguk antusias.

BUGGG

BUGGG

" Nah gimana? itu punya gue udah yang paling Hot loh " Kata Ferul masih dengan senyum miringnya.

" Udah cukup Ferul " Intrupsi seseorang yang berjalan menghampiri mereka.

" Ehh- Bang Angga, Sorry tangan gue udah gatal soalnya...hehe " Balasnya dengan cengiran seakan tak merasa bersalah.

" Tapi gak gitu juga kali, Lo sadis banget. Nanti klo dia mati gimana? Lo mau tanggung jawab? "

Sindir Arka menunjuk Cowok yang wajah dan tubuhnya sudah penuh dengan lebam akibat Ferul. Sedangkan Ferul sendiri hanya mendapat luka di bagian keningnya dengan darah yang sudah agak mengering.

" Hemmm " Cueknya kemudian pergi berlalu begitu saja tampa mempedulikan Arka yang sudah menatapnya kesal.

" Dan buat Lo, gua kasih tau yah. Jangan cari masalah lagi sama kami klo Lo sendiri gak mau berujung dengan Rumah Sakit. Dan satu lagi, urusan kita udah selesai jadi Lo bisa pergi sekarang " Tajam Rian dengan Mata elangnya yang menakutkan, sambil menunjuk gerombolan Geng Motor bertopeng yang menyerang mereka.

" Gue gak bisa janji " Balas Cowok itu dengan senyum Misteriusnya. Membuat Angga yang mendengarnya mengepalkan tangannya kuat hinga buku - buku putihnya terlihat.

BUG

Satu pukulan gratis mendarat di wajah Cowok itu lagi yang masih tersenyum misterius.

" Jangan coba main - main " Ancam Angga dengan mata yang berkilat tajam, tapi orang yang ia ajak bicara hanya menunjukkan senyum yang sama.

Ferul datang lagi dan mendekat kearah orang yang sudah membuat emosinya tadi hampir tak terkontrol, tapi untung saja cepat ia atasi. Ferul mencengkram kerah baju Cowok itu kuat dan memandangnya dengan tatapan pembunuh miliknya.

" Lo pasti di suruh sama Boss Lo kan? Jadi Siapa Dia? " Tanya Ferul yang masih berusaha tenang.

" Lo gak perlu tau dan gak boleh tau " Jawabnya Enteng, sambil melirik teman - temannya yang ada di belakangnya, dengan keadaan yang sama mengenaskan dengan dirinya.

" Sekali lagi gue tanya. Siapa yang udah nyuruh Lo? " Tanya Ferul lagi, tapi kini dengan nada dingin mengintimidasi.

" Jawaban Gue tetap sama. Lo gak perlu tau dan gak boleh tau! " Bentaknya di wajah Ferul.

Precious Moment(C.M.Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang