Temen yang baik itu gak akan ninggalin temennya! Sekalipun muka mereka kaya karpet tahlilan yang belum di cuci setahun~ Trio Osum
******
Kicauan burung - burung mengiringi Pagi yang cerah, secerah Mood Qilla hari ini. Tapi entahlah, apakah Mood Qilla akan bertahan lama, mengingat dia sedang dalam masa sensitifnya.
" Mah pah, Qilla berangkat dulu yah " Pamitnya dengan mengecup kedua pipi Mama dan Papanya.
" Abang, aku duluan. Jangan lupa entar abang nyusul " Dan tak lupa ia juga mengecup pipi kakak laki - lakinya itu yang masih bergulat dengan sarapannya.
" Sayang, sarapannya habisin dulu dong " Tegur Husna, Mamanya.
" Qilla udah kenyang Mah, yaudah Qilla berangkat dulu "
"Eh- mau Abang anter " Tawar Gara yang sudah bersiap mengambil kunci mobilnya.
" Gak usah, aku bareng sama Key aja, dia udah nunggu di depan "
" Kakak " Yaampun Qilla hampir saja lupa. Ia berbalik lagi, menghampiri gadis kecil yang ada dipangkuan Mamanya. Qilla mengecup pipi adik kecilnya itu dan mengusap lembut rambutnya.
" Sayang, kakak pergi dulu yah. Entar kakak pulangnya malem, jadi kamu langsung tidur aja, ngak usah tungguin kakak "
" Okeh " Syilla, adiknya yang baru berusia 4 tahun itu hanya mengacungkan jari jempolnya seraya mengangguk lucu.
Qilla setengah berlari keluar menuju teras. Dia juga bingung, kenapa hari ini rasanya dia yang sangat sibuk?
Dan benar saja saat sesampainya di teras, ternyata sudah ada mobil hitam yang menunggu di depan pagar rumahnya.
Tapi sejak kapan mobil Key warnanya hitam?
Qilla hanya mengangkat bahunya acuh, berjalan untuk membuka pagar.
" Pagi, cantikku " Sapa seseorang yang baru saja keluar dari mobil, membuat Qilla terkejut.
Tapi, sedetik kemudian ia kembali acuh, seakan tak ada siapapun di hadapannya.
" Yah, dicuekin " Qilla tak menghiraukannya, dia hanya sibuk dengan benda pipih yang ada ditangannya.
Keycebong is calling...
" Hallo "
" ........ "
" Lo dimana? "
"........"
" Rese Lo! "
"........"
Tut - tut
Qilla menatap datar orang yang ada di hadapannya sekarang. Sedangkan yang di tatap hanya menyengir lebar memperlihatkan deretan gigi- gigi putihnya.
Tampa mengatakan sepatah katapun, Qilla langsung masuk ke mobil itu dan duduk di kursi depan.
" La "
" La "
" Qill "
Tapi masih tak ada jawaban dari Qilla. Gadis itu hanya diam, memandang keluar jendela tampa menanggapi ocehan orang yang ada di sampaingnya.
" La, Lo marah sama gue? "
Masih tak ada jawaban." La, plissss dong, jangan diemin gue terus. Bilang dong salah gue apa, kenapa Lo diemin gue? " Rengeknya.
" Jangan marah! Gue emang sengaja nyuruh Yara gak jemput Lo. Karna gue mau Lo yang berangkat bareng gue! "
" La "
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Moment(C.M.Story)
Novela JuvenilSeperti Senja dan Fajar yang berbeda tapi saling melengkapi... Kisah tak lazim dari sebuah persahabatan yang dibumbui dengan drama dan kekacawan. Kemudian di olesi dengan cinta dan kekonyolan.