Reuni(2)

23 8 5
                                    

" Apa selama ini emang gue yang salah? Dia itu milik orang lain! Kenapa gue sampai lupa? "

~ Anggie Syaquillah

******

" Gimana? "

" Tau nih, mungkin bentar lagi. Del, " Jawab remaja laki - laki  yang tengah membetulkan letak kecematanya.

" Terus gimana dong, guys? Jangan sampai kita terlambat datangnya!, "

" Pa'an sih, Dyn. Ini masih jam 6 juga. Masih lama kali, "

" Ihh, Dimas. Tapi tetep aja kan. Klo kita kelamaan di sini, yang ada entar mulai duluan acaranya, " Cerocosnya. Ditangan gadis itu, masih setia dua koper besar yang menemaninya.

" Lo Apaan sih, nyerocos terus. Gak bisa diem semenit apa!, " Bentak remaja laki - laki bertopi hitam yang menatap satu dari dua gadis dihadapannya, dengan pandangan datar.

" Yah, baguslah klo gak bisa diam. Gak kyak elo, sok kalem kayak orang bisu!, " Balas gadis itu yang masih menenteng dua koper besar melebihi ukuran tubuhnya.

" Edyn! Gaidan! Bisa gak kalian gak berantem terus!? Ini tempat umum, diliatin banyak orang, "

" Si Landak yang mulai duluan, "

" Enak aja, Si cina sipit ini nih yang ngajakin ribut!, "

" Gue gak ribut! Elo nya aja yang heboh, "

" Elo bukannya gak ribut, tapi emang dasarnya Lo gak bisa ngomong, Cina kalengan!,  "

" Udah, Guys!. Pusing gue liatin kalin berantem mulu. Mending sekarang kita keluar, taxinya udah dateng, " Intrupsi pria ber kecamata tadi. Dan berjalan duluan meninggalkan ketiga temannya yang masih berada jauh di belakang.

" Del, gue bareng Lo aja yah?, "

Adel berdecak " Edyn Natasyah, yang cantik dan pintar. Jangan yang aneh - aneh dulu bisa gak?! Kita cuma pesen satu taxi, biar cepet!, " Ucap gadis itu, seraya memutar bola matanya.

"Ihhh, berarti sempit dong, Del?, " Keluhnya lagi. Ia terlihat kesusahan menyamai langkah lebar gadis disampingnya itu.

" Udah deh, lo gak usah cerewet. Masih mending ada. Itu aja kita nunggunya hampir dua jam, "

"  Apasih Lho bule sipitt. Bawaan kita kan banyak, mau di taroh dimana cobak?, "

" Bawaan kita? Setau Gue yah, cuma bawaan Lo deh yang kayak mau pindahan, " Sinis Gaidan.

Benar juga yang dikatakan laki- laki itu. Ia baru sadar kalau hanya dirinya yang membawa koper besar, sedangkan ketiga temannya hanya membawa tas gendong.

" Kenapa Lo? Baru nyadar. Heh?, "

" Apa sih, gu- gue cuma bingung aja bawaan kalian pada kemana?, " Kikuknya, membuat pria disampingnya tersenyum mengejek.

" Makanya, otak tuh dipake biar gak lumutan! Kita betiga kan perginya duluan dan emang gak bawa apa - apa. Sedangkan Lo? Dengan seenak jidatnya seminggu baru nyusul ?! Coba aja Kepala Sekolah gak ngirim Lo. Ngerepotin tau gak, " 

Edyn menghentikan langkahnya, menatap Gaidan dengan mata melotot yang tak berkedip beberapa detik.

" Woww !, "

" Pa'an?, "

" Hebat!!!! Baru kali ini gue denger lo ngomong panjang kali lebar, pake nyolot lagi. Waw, panjang umur gue!!! "

Gadis itu bertepuk tangan sambil melompat kegirangan. Membuat beberapa orang yang masih berada di sekitar Bandara itu menoleh menatap mereka berdua dengan pandangan aneh.

Precious Moment(C.M.Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang