KISAH {3}

565 42 0
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb.

"KISAH YANG MUNGKIN NYATA"

(luangkan sedikit waktu untuk mebacanya)

Seperti biasa saya sehabis pulang kantor tiba di rumah langsung duduk bersantai sambil melepas penat. Istri yang cantik dan manis. Anak yang gagah-gagah dan cantik-cantik datang berhamburan memeluk dan menerima tangan diciumi sambil mengucapkan salam. Ternyata di rumah sudah kumpul, ada Ibu, Bapak dan adik-adik ku bersilaturahmi ke rumah, begitu gembira dan cerianya mereka semua.

Dengan duduk bersandar, saya sepertinya sangat enggan untuk membersihkan diri dan langsung sholat.  Sementara ibu dan bapak serta adik-adik sedang berkumpul di ruang tengah.

Dalam kelelahan tadi, saya disegarkan dengan adanya angin dingin sepoi-sepoi yang menghembus tepat di muka saya.

Selang beberapa lama, seorang yang tak tampak mukanya berjubah putih dengan tongkat di tangannya tiba-tiba berdiri di depanku. Kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba itu, kemudian saya mengucapkan salam dan dia menjawabnya.

Sebelum sempat bertanya siapa dia, tiba-tiba saya merasa dada saya sesak, sulit untuk bernafas, namun saya berusaha untuk tetap menghirup udara sebisanya.

Namun yang saya rasakan waktu itu, ada sesuatu yang berjalan pelan-pelan dari dadaku, terus berjalan ke kerongkonganku. Sakit... Sakit rasanya. Keluar air mataku menahan rasa sakitnya. Ya Allah ada apa dengan diriku? Astagfirullohal'adzim... Laailahailallah... Muhammadarosulullah...

Dalam kondisi yang masih sulit bernafas tadi, benda tadi terus memaksa untuk keluar dari tubuhku. Kerongkonganku berbunyi. Sakit rasanya, amat teramat sakit.

Inikah yang dinamakan sakaratul maut? Inikah yang dinamakan kembali kepada Mu Ya Allah? Inikah yang dinamakan orang meninggalkan dunia? Begitu sakitnya.. Ya Allah... Ya Rabb...

Seolah tak mampu aku menahan benda tadi. Badanku gemetar, peluh keringat mengucur deras, mataku terbelalak, air mataku seolah tak berhenti.

Tangan dan kakiku kejang-kejang sedetik setelah benda itu meninggalkan aku. Aku melihat benda tadi dibawa oleh orang misterius itu, pergi berlalu begitu saja hilang dari pandangan. Namun setelah itu, aku merasa jauh lebih ringan, sehat, segar, cerah, tidak seperti biasanya.

Aku heran dan kaget melihat Ibu, Bapak dan adik-adikku yang sedari tadi ada di ruang tengah tiba-tiba terkejut berhamburan ke arahku. Terlihat istri ku dan anak-anak ku berhamburan ke arahku sambil histeris menangis sejadi-jadinya.

Di situ aku melihat ada seseorang yang terbujur kaku ada tepat di bawah sofa yang ku duduki tadi.  Badannya membiru. Siapa dia?

Mengapa Bapak, Ibu dan adik-adikku memeluknya sambil menangis? Mengapa istriku dan anak-anakku menjerit histeris seolah tak mau melepaskan orang yang terbujur kaku tadi? Siapa dia?

Betapa terkejutnya aku ketika wajahnya dibalikkan.... Dia.... Dia.... Dia mirip dengan aku. Ada apa ini Ya Allah?

Aku mencoba menarik tangan istriku tapi tak mampu. Aku mencoba menarik tangan ibu tapi tak mampu. Aku mencoba merangkul istriku dan anakku tapi tak bisa.
Aku mencoba merangkul adik-adikku tapi tak bisa. Aku mencoba jelaskan kalau itu bukan aku. Aku coba jelaskan kalau aku ada di sini. Aku mulai berteriak, tapi mereka seolah tak mendengarkanku. Seolah mereka tak melihatku dan mereka terus-menerus menangis. Aku sadar, aku sadar bahwa orang misterius tadi adalah malaikat utusan Allah swt. yang telah membawa rohku. Aku telah meninggal.

Aku telah meninggalkan mereka. Tak kuasa aku menangis, berteriak. Aku tak kuat melihat mereka menangisi mayatku.
Aku sangat sedih selama hidupku belum banyak yang kulakukan untuk membahagiakan istri dan anak-anakku, ibu dan bapak serta adik-adikku. Belum banyak yang bisa kulakukan untuk membimbing mereka.

Tapi waktuku telah habis, masaku telah terlewati, aku sudah tutup usia pada saat aku terduduk di sofa setelah lelah seharian bekerja.

Sungguh bila aku tahu aku akan meninggal, aku akan membagi waktu kapan harus bekerja, beribadah, untuk keluarga dll. Aku menyesal aku terlambat menyadarinya. Aku meninggal dalam keadaan belum sholat.

Ya Allah... Jika kau ijinkan keadaanku masih hidup dan masih bisa kembali maka aku tidak akan menyia-nyiakan hidup ini dan aku akan amat sangat bahagia.

Tak terasa adzan di masjid yang jauh di sana begitu memilukan. Begitu merdunya dan dengan mengucap puji syukur kepada Allah swt. ternyata aku masih hidup tertidur di sofa dan segera aku langsung melaksanakan sholat Isya dan Sholatul Laill (tahajud) bersimpuh memohon maaf kepada Allah semua dosa-dosa yang telah ku lakukan baik yang terasa maupun yang tidak terasa begitu sakitnyaYa Allah...

Aku masih mempunyai waktu untuk bersimpuh. Aku masih mempunyai waktu untuk membahagiakan orang tua ku.
Aku masih mempunyai waktu untuk membahagiakan istri dan anak-anak.
Aku masih mempunyai waktu untuk mendidik istri dan anak-anak sesuai Al-Qur'an dan Al-Hadist.

Dengan mengakui segala dosa dan berbuat kebaikan sehingga bila maut menjemputku kelak aku telah berada pada keadaan yang lebih siap.

Teriring do'a untuk kedua orang tua ku tercinta:

Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhumma kamaa rabbayaanii shaghiiran.

Ya Allah Ya Tuhan kami, ampunilah dosaku dan dosa ayah dan ibuku serta kasihilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil.

Allaahummaj'al khayra 'umrii aakhirahu wa khayra 'amalii khawaatiimahu wa khayra ayyaamii yawma lliqaa'ika.

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baiknya umurku pada ujungnya dan sebaik-baiknya amalku adalah pada ujung akhirnya, dan sebaik-baiknya hariku adalah pada saat aku menemui-Mu. Aamiin..

Ya Allah, ampunilah dosaku, dosa ibu bapakku, keluargaku, saudaraku dan setiap orang yang bilang "aamiin" dan jangan Engkau cabut nyawa kami saat tubuh kami tak pantas berada di Surga Mu. Aamiin...

Dengan tulisan ini, semoga ukhti menyadari, merenungkan, merasakan pada hati masing-masing sehingga membuka hati yang terkunci dengan ke imanan untuk segera melaksanakan perintah-perintah dari Allah SWT.

.

Barakallah Fiikum, Jazakunnallah Khairan Katsiiraa

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Dear UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang