part 3

4.9K 224 5
                                    

Mencintai dalam diam itu egois. Karena kamu tidak membiarkan orang yang kamu cintai tau akan perasaanmu.

_______________•••••_______________

Kring...kring...kringg. Suara telpon masuk berbunyi, langsung saja Salsha bergegas mengangkatnya.

📞"Hallo assalamualaikum Salsha." ternyata Meyra yang meneleponnya.

📞"Waalaikumsalam Meyra.Ada apa?"

📞"Hmm..jadi gini besok aku mau ngajakin kamu gabung di grup rohis , mau kan?"

📞"Aduhh..gimana ya aku malu euy."

📞"Ahh nggak usah malu dong, suara kamu kan bagus, kita lagi butuh vokalis perempuan buat perlombaan."

📞"Hah? Perlombaan? Kok cepet banget sih?Aku belum ada persiapan sama sekali."

📞"Ya makanya itu besok kamu ikut aku latihan ya."

📞"Hm..iya deh mey insya Allah aku ikut latihan."

📞"Nahh gitu dong, yaudah gue tutup dulu ya telponnya. Sampai ketemu besok Assalamualaikum."

📞"Waalaikumsalam warahmatullah."

••••

Keesokan harinya Salsha dan Meyra pun bertemu dengan Zidane di Mesjid sekolah.

Ya, Zidane adalah ketua Rohis di sekolah mereka, ia terkenal dengan sosok yg sangat ramah, dan juga sangat menghormati wanita. Tak heran, jika semua akhwat disini mengaguminya termasuk Salsha saat pertama kali melihatnya melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Suaranya yg indah nan merdu itu mampu menghipnotis orang yang mendengarnya. Maa syaa Allah alangkah sempurnanya makhluk Tuhan yang satu ini.

"Eh..Ca itu Akang ketua Rohisnya." Meyra menunjuk pria itu

Salsha mengernyitkan dahinya, heran dengan Meyra kenapa dia memanggil pria itu dengan sebutan kang padahal kan mereka seangkatan. Kalo masalah umur juga nggak terlalu jauh tuh nampaknya.

"Assalamualaikum. Maaf saya telat." sapa pria itu dengan mengucap salam. Suaranya terdengar ngos-ngosan, sepertinya ia habis berlari.

"Waalaikumsalam warahmatullah." jawab Salsha berbarengan dengan Meyra.

"Ohh iya kang tidak apa apa, ini teman saya kang namanya Salsha dia yang akan menggantikan Indah menjadi vokalis."

"Perkenalkan saya Salsha." ucap Salsha sambil menyatukan kedua telapak tangan didada pengganti bersalaman karena mereka tau mereka bukan makhrom.

"Saya Zidane." jawabnya diikuti dengan menyatukan kedua telapak tanggannya sama sepertiku.

"Baiklah Salsha, karena sekarang saya ada urusan penting jadi latihan nya saya undur menjadi besok. Tidak apa apa kan?."

"O..oh..hm..i..iya tidak apa apa kang." jawab Salsha sedikit gugup.

Entah kenapa jika di dekat Zidane jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya berasa ingin copot tuh jantung.

Cinta Dalam Ikhlas (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang