Part 22

1.8K 116 5
                                    

Perpisahan mengajarkan kita untuk menghargai bahwa setiap detik kebersamaan adalah anugerah yang tidak boleh disia-siakan

_______________•••••_______________

*Kelulusan Tiba*

Tiga minggu berlalu dengan begitu cepat. Hari ini Salsha  benar-benar bahagia karena sudah di nyatakan lulus dari sekolahnya, begitu juga dengan semua teman-teman nya. Alhamdulillah angkatan Salsha dinyatakan lulus 100%.

Fabiayyi aalaa'i rabbi-kumaa tukadzdzibaan

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Setelah dibagi kelulusan, tiga hari setelah itu akan di laksanakan acara perpisahan kelas 12. Acaranya akan diadakan disekolah ini. Dan setelah acara perpisahan, malamnya Salsha langsung berangkat ke Yogyakarta untuk melanjutkan study nya. Alhamdulillah ia diterima di Universitas favorit di Yogyakarta.

Rasanya berat sekali harus meninggalkan kota ini. Terutama harus meninggalkan ayah, bunda, bang devan dan sahabatnya Meyra. Tapi apa boleh buat, ini sudah menjadi keputusan Salsha.

"Salsha..." suara nyaring Meyra terdengar ke indra pendengarannya.

"Sedih banget udah mau perpisahan aja."
Tiba tiba sahabat nya ini memeluk tubuhnya. Ah, iya, Meyra benar, mereka pasti akan jarang sekali bertemu jika sudah berpisah terlebih lagi mereka akan berbeda kota.

Perlahan Salsha membalas pelukan Meyra. "Kalau udah pisah, jangan lupain aku. Sering sering telpon aku."

Kini pelukan mereka berdua sudah terlepas. Meyra tersenyum manis sambil mengelap sisa bercak air mata di pipinya.

"Aku gak mungkin lupain sahabat terbaik aku." Meyra menyubit kedua pipi Salsha, membuat Salsha meringis karena cubitannya itu lumayan keras. Dasar, KDPS alias kekerasan dalam persahabatan.

"Ekheemm...ukhti." suara deheman itu membuat Salsha dan Meyra menoleh ke belakang. Dan ternyata suara itu berasal dari Zikri. Entah sejak kapan ia sudah berdiri dibelakang mereka.

"Loh Zikri...sejak kapan kamu ada disitu?" tanya Salsha

"Sejak kalian berpelukan." jawabnya polos

"Lo dari tadi nguping pembicaraan kita? Gak sopan banget sih lo." ucap Meyra jengkel

"Duhh calon istriku ini kenapa sih marah-marah terus nanti cepet tua loh." ledek Zikri

Eh sebentar. Apa dia bilang? Calon istri? Jangan jangan pria yang dimaksud Meyra yang ingin dijodohkan dengannya itu Zikri?

"Hmm bentar Zik, apa tadi kamu bilang? Calon istri?" tanya Salsha memastikan jika indera pendengarannya ini masih berfungsi dengan baik.

"Iya calon istri. Meyra ini kan calon istri gue. Kita ini udah dijodohin sama orang tua kita."jawab Zikri

"Hmm..jadi gini ca, kamu inget gak dulu aku pernah cerita kalo aku ini udah di jodohin sama orang tua aku, dan ternyata cowo yang mau dijodohin sama aku itu si cowok tengil ini." ucap Meyra menjelaskan dengan nada yang sepertinya sangat tidak suka dengan perjodohan itu.

Cinta Dalam Ikhlas (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang