Rencana Allah itu lebih baik dari rencanamu, jadi tetaplah berjuang dan berdoa sampai kau menemukan bahwa ternyata Allah selalu memberikanmu yang terbaik
_______________•••••_______________
Waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Namun sepertinya seseorang yang sedang tertidur didalam sebuah kamar kost itu, enggan untuk membuka matanya. Bisa dilihat dari wajahnya ia memang kelelahan. Mukena sehabis shalat subuh pun masih gadis itu kenakan, wajar saja saja semalam ia bergadang hingga larut malam untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
Namun itu tak berlangsung lama, kedua kelopak matanya perlahan-lahan mulai terbuka. Dengan gerakan pelan ia bangun dan duduk tentu saja ia berdoa terlebih dahulu. Badannya ia putar kekiri dan kekanan untuk melemaskan agar ototnya tidak kaku. Gadis itu langsung membuka mukena nya dan melipatnya, kemudian diletakan ditempat semula. Setelah membawa handuk, ia langsung masuk kedalam kamar mandi.
Sudah hampir enam bulan Salsha berada di Yogyakarta. Hampir setiap waktu keluarga serta sahabatnya menghubunginya. Tapi tetap saja rasa rindu akan keluarga dan sahabat tercinta selalu menyelimuti relung hati sanubari Salsha. Bahkan hampir setiap malam sebelum tidur, ia selalu memandangi foto keluarga dan juga sahabatnya.
Sudah hampir enam bulan pula, Zidane tak pernah menghubungi Salsha. Sejak pertemuan terakhirnya ditaman, Zidane sudah tak pernah menghubungi Salsha. Salsha merasa bahwa Zidane tak benar-benar menyatakan niatnya itu. Terbukti saat sebulan yang lalu ia berusaha menghubungi dengan mengirim pesan whatsapp kepada Zidane hanya untuk menanyakan kabarnya saja. Salsha selalu berharap Zidane akan membalas pesannya. Tapi harapan itu hanya angan-angan belaka, jangankan membalas pesan Salsha, membaca pesannya saja tidak.
Disaat-saat seperti inilah yang membuat Salsha semakin rindu kepada sahabatnya Meyra. Biasanya ia selalu menceritakan semua keluh kesahnya kepada Meyra. Tapi sekarang, ia hanya bisa pasrah dan menceritakan semuanya kepada Allah. Salsha selalu yakin dibalik semua ini, pasti Allah sedang merencanakan sesuatu yang lebih indah untuknya.
Pintu kamar mandi terbuka, menandakan Salsha sudah selesai mandi dan sudah siap berangkat ke kampus. Setelah selesai mandi dan sudah rapi, tak lupa ia merapikan kamar kost nya. Tiba tiba saja, handphone nya berbunyi, ada sebuah pesan yang masuk. Ternyata itu dari sahabat baru nya yang sudah ia kenal sejak pertama kali menjalani ospek.
Keisya Adrina Arrasyid (1 pesan)
Segera Salsha membuka pesan dari Keisya
Keisya Adrina Arrasyid
Online•Assalamualaikum, Salsha kamu sudah siap tidak? Kalau sudah aku jemput ya😉
Begitulah pesan singkat yang Keisya kirimkan. Kemudian dengan jarinya yang lentik, ia membalas pesan itu.
Waalaikumussalam warahmatullah, sudah siap kok. Aku tunggu ditempat biasa ya🙂√√•Oke deh 👌
Setelah membalas pesan Keisya, ia segera bergegas pergi menuju tempat biasa yaitu gang depan kost. Maklum saja tempat kost nya ini tidak bisa dimasuki oleh kendaran beroda empat.
Setelah kurang lebih 10 menit ia menunggu, Keisya akhirnya datang juga.
"Ayo masuk ca, nanti kita telat." ucap Keisya
"Eh iya, sekarang kan kelasnya pak Seno ya, dosen killer itu?." tanya Salsha
"Iya ca, makanya yuk buruan berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Ikhlas (SUDAH TERBIT)
Fiction générale~Spiritual Story~ [Sebagian part sudah dihapus] Bukan cinta dalam diam yang diperjuangkan tapi cinta dalam ikhlas Diam-diam ikhlas, bukan diam-diam sesak Diam-diam berkorban, bukan diam-diam terluka Mencintai itu kerelaaan, tidak harus dibalas sama ...