part 12

2.4K 116 0
                                    

Jangan pernah bosan untuk menemuiku disepertiga akhir malam mu, karna kita tak tahu dengan cara apa Allah mempertemukan kita nanti.


_______________•••••_______________

-Salsha pov-

Aku terbangun dari tidurku. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 03.02 pagi. Aku menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Melaksanakan shalat tahajjud. Aku ingin mengadu pada sang khaliq.

Di setiap sujud terakhirku, selalu ku titipkan engkau dalam doaku. Ku titipkan rindu ini kepada Sang Pemilik Hati.

Semoga, dimanapun engkau berada, engkau senantiasa selalu dalam lindungan-Nya, selalu dalam jalan-Nya.

Selalu menjaga hatimu sampai tiba saatnya. Jangan pernah bosan untuk menemuiku disepertiga akhir malam mu, karna kita tak tahu dengan cara apa Allah mempertemukan kita nanti.

Setelah selesai sholat, aku mengambil Al-Qur'an untuk melanjutkan muraja'ah ku.

Adzan subuh sudah berkumandang. Aku sudahi membaca Al-Qur'an dan lanjut sholat subuh.

Aku menuruni tangga, kulihat dimeja makan sudah ada Bunda, Ayah dan kakakku sedang menungguku untuk sarapan bersama.

"Pagi Bunda, Ayah." kataku sambil duduk.

Bunda dan Ayah hanya tersenyum kearahku. Dan kakakku memasang wajah cemberut.

Aku terkekeh "Aihh...kenapa wajah abang ditekuk?."

Aku tahu, pasti bang Devan ini marah padaku karna aku tidak menyapanya. Aku memang sengaja.

"Kenapa kamu hanya menyapa bunda dan ayah saja?, abang diabaikan." ucap bang devan dengan melipat tangannya didepan dada.

"Masya Allah...manja banget sih abangku ini."ucapku sambil mengacak ngacak rambutnya.

"Pagi abangku yang ganteng." lanjutku menyapanya.

"Pagi adek." ucapnya

"sudah sudah cepat makan dulu." itu Bunda.

Ketika makan tidak ada yang bersuara, hanya dentingan sendok yang terdengar.

Setelah selesai makan, aku pamit kepada bunda dan ayahku untuk pergi sekolah.

"Adek berangkat bun, yah. Assalamualaikum." ucapku sembari menyalami kedua orang tuaku.

"Abang juga bun, yah. Nganterin adek sekolah abis itu langsung ke kantor." ucap bang devan sambil menyalami bunda dan ayah juga.

"Hati hati bang, dek. Awas bawa mobil nya jangan ngebut ngebut ya. Awas aja kalau sampe bidadari kecil Ayah kenapa napa." kata ayah berpesan

"Hahaha ayah mah lebay. Bang devan mana bisa ngebut yang ada nih ya jalannya lambat banget kaya siput." ucapku terkekeh geli.

"Sembarangan kamu kalo ngomong, gini ya biar pelan asal selamat. Betul gak bun?." tanya bang devan

"Betul tuh kata abangmu, dari pada ngebut tapi malah membahayakan nyawa, lebih baik pelan asal selamat." jawab bunda membenarkan perkataan ban devan.

"Iya iya deh." ucapku sambil berjalan keluar rumah

Kemudian aku membaca doa keluar rumah. Bismillah. Dan bang devan menjalankan mobilnya.

Hanya butuh waktu 30 menit untuk sampai disekolahku. Aku pun langsung pamit pada bang devan dan bergegas menuju kelas. Saat sedang berjalan dikoridor aku mendengar ada suara yang memanggil namaku. Sontak saja aku menoleh untuk melihat siapa yang memanggilku itu.

Cinta Dalam Ikhlas (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang