part 8

2.8K 161 0
                                    

•••Happy Reading•••
Jangab lupa Vote!

_______________•••••_______________

Matahari sudah menampakkan sinarnya. Pagi yang cerah nampak menghiasi sudut kamar. Cahaya yang masuk dapat menghangatkan suhu ruangan. Hembusan angin pagi menambah sejuknya udara pagi ini.

Perlahan salsha pun mengerjapkan matanya, sungguh hari ini hari weekend dimana hari nya salsha malas malasan sebelum ia latihan rohis. Namun semua itu harus pupus dikala bunda memanggilnya dengan suara khasnya dan dengan nada yg mungkin sudah naik lima oktaf. Hehe suara bunda memang limited edition.

"SALSHAAAAAAAAAAA!" Teriak bunda dari halaman belakang.

Namun yang dipanggil masih bersembunyi dibalik selimut enggan memperdulikan panggilan bunda. Mata salsha terlalu berat untuk dibuka karna semalaman ia begadang demi menghabiskan membaca novel.

Melihat jendela kamar salsha yang hanya terbuka sedikit membuat bunda berpikir bahwa anaknya tak kunjung bangun,lalu bunda pun bergegas menunju kamar salsha untuk membagunkannya.

"Ya Allah salsha kamu kok kebo banget sih jadi cewek, ayo buruan bangun." ucap bunda dengan mengguncang guncangkan badan salsha.

"Ennggghhhh." salsha pun menggeliat dari tidurnya dan perlahan membuka matanya.

"Apaansih bunda, caca masih ngantuk nih." gumam salsha dengan suara khas orang bangun tidur.

"Loh katanya kamu ada jadwal latihan jam 8, ini udah jam 7 sayang."

Salsha membulatkan matanya, "APA?! Kenapa bunda gak bangunin salsa dari tadi sih."

"Engga bangunin gimana hah? Alarm kamu udah nyala lima kali tetep aja gak ngaruh buat kamu, suara bunda juga udah naik lima oktaf tetep aja susah bangunin kamu. Bunda kan udah sering bilang kalo abis subuh tuh jangan tidur lagi."

"Iyaiya bunda, udah ah caca mau mandi dulu."

Setelah salsha selesai mandi, ia pun segera turun dan menghampiri keluarga yang sedang santai di ruang keluarga.

"Pagii semua." sapa salsha

"Pagi juga sayang." jawab Ayah

"Eh udah rapi aja nih adek abang, mau kemana? Mau jalan ya?" tanya bang devan

"Ishh...Caca emang mau jalan tapi bukan jalan jalan, caca mau latihan rohis buat persiapan lomba."

"Wah...sejak kapan kamu ikutan rohis?" tanya ayah

"Baru kemarin sih yah, itu juga caca gantiin temen caca yg ngundurin diri."

"Ohh"

"Udah ah caca berangkat dulu ya." pamit Salsha

"Perlu diantar?" tanya ayah

"Iiihh ayah peka banget sih, boleh deh yah."

"Sama abang aja yuk dek." tawar Devan

"G-A-K-M-A-U." jawab salsha ketus

"Jutek banget sih punya adek, cowok-cowok yang mau deketin kamu juga udah takut duluan hahahahaha." ledek bang devan

"Ayahhh.." rengek salsha

"Udah udah, ayo berangkat sekarang aja dek." ajak Ayah

"Ayo yah..bunda caca pamit ya Assalamualaikum." pamit Salsha dengan menyalimi punggung tangan bunda dan Devan.

"Waalaikumsalam warahmatullah."

Diperjalanan hanya keheningan yang terjadi. Baik ayah maupun salsha enggan memulai obrolan, ayah hanya fokus menyetir dan salsha fokus memandangi jalanan kota. Entah apa yang sedang caca pikirkan, karena sedari tadi ia hanya melamun. Mungkin pikirannya itu sedang tertuju pada sosok zidane yang akhir akhir ini selalu memenuhi pikirannya. Salsha berharap ini hanya rasa kekaguman semata tanpa adanya rasa cinta. Ya, dia kagum akan sosok zidane makhluk Allah yang hampir sempurna. Laki laki sholeh, bersuara merdu, bertutur kata yg baik, selalu menghormati wanita dan selalu menjaga pandangannya. Salsha kagum akan sosok pria seperti zidane.

Cinta Dalam Ikhlas (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang