Arjuna terus saja membayangkan kejadian sore tadi. Mencoba untuk tetap tidak peduli, Juna memutuskan untuk menutup mata
"Arrrghss" erangnya membuka mata
Semakin Ia mencoba untuk terlelap, wajah Lian terus saja muncul di kepalanya
"Gue gak mungkin suka sama dia" ucap Juna mencoba untuk tetap tenang
"Lo gak harus peduli" ucapnya kembali nenutup mata dan tak lama ia mulai terlelap
*****
Suasana kantin tidak padat seperti biasanya. Pagi ini Arjuna dan kedua sahabatnya memutuskan untuk sarapan sebelum jam pelajaran di mulai.
Baru saja Juna ingin menyantap nasi kuning di hadapannya, Lian datang dari arah kantin membawa kue cokelat di tangannya.
"Lian gabung sini" panggil Rangga berbinar
"Tumben sendirian, teman kamu mana?" tanya rangga setelah Lian duduk di hadapannya
"Lagi ngerjain pr di kelas"
"Ini buat kamu"
Rangga memberi sebatang cokelat berpita merah muda kepada Lian. Mengerti kode yang di berikan Rangga, ia langsung saja mengambilnya dan berlalu ke luar kantin.
"Hm gue duluan" ucap Juna terkesan dingin
"Kenapa lo? Gak biasanya kayak gini. Itu nasi juga belum habis" tanya Romeo heran
"Gue gak napsu. Gue duluan" pamitnya berlalu keluar kantin
"Lo tega banget! Sahabat apaan lo? Gue gak nyangka. Lo kok mau sih rebut gebetan sahabat lo sendiri?" Tanya Romeo dengan suara tinggi penuh penekanan
"Apa sih, maksud lo apa? Gebetan apa?" tanya Rangga tak paham
"Lo pacaran sama Lian dan Lian itu gebetan Juna" ucap Romeo semakin naik pitam
"Sepertinya lo salah paham. Gue suka sama sahabatnya dia. Dan coklat itu buat Amel" terang Rangga mencoba memperjelas
"Terus kemarin lo ngapain bonceng Lian waktu di parkiran"
"Itu mah kemarin kita pengen latihan. Besok kita bakalan menampilkan musikalisasi dari ekskul jurnalistik"
"Emang Juna suka sama Lian" tanya Rangga ragu
"Sepertinya dia udah suka sama Lian hanya dia terlalu gengsi buat ngakuin semuanya"
"Wah Juna pasti udah salah paham sama gue. Rusak nih pertemanan gue. Ngapain sih lo pake komporin Juna tanpa tau kebenarannya?" tuding Rangga kesal membuat Romeo mendelik kaget
"Dih apaan nyalahin gue? Ngapain juga kemarin gak ngomong. Sekarang udah nimbulin kesalah pahaman"
"Tau ah. Gue mau nyusul Juna. Dia pasti udah mikir macam-macam." ucap Rangga penuh penekanan dan berlalu meninggalkan kantin
"Juna, gue tau lo suka sama Lian. Jangan sampai lo telat ngungkapin perasaan lo" gumam Romeo lirih
*****
Hari ini adalah ulang tahun SMA RAJAWALI. Sudah berbagai macam lomba di adakan. Pagi ini Lian tampak sangat antusias untuk mengikuti semua perlombaan. Ia senang bisa ikut berpartisipasi dalam acara sekolah tahun ini.
Mulai dari lomba musik, dance, dan fashion show. Semua di ikuti Lian. Sayang seribu sayang, ia gagal dalam lomba musik dan dance. Namun Lian tidak berkecil hati karna ia mampu masuk ke babak final dalam lomba fashion show.
Lian terus saja berlomba untuk mengalahkan peserta lain hingga pada akhirnya ia berhasil meraih juara satu.
"Teman gue jago banget. Pede gila jalan di atas panggung" puji Amel dari sisi lapangan
"Iya gak nyangka gue. Udah kayak miss Indonesia tau gak" Irma ikut menimpali ucapan Amel
Lian hanya diam dan melemparkan senyuman manisnya. Sepertinya Ia sedang lelah setelah mengeluarkan semua energi yang dimilikinya.
"Lian, kita harus ke aula sekarang juga! Bentar lagi kita bakalan tampil dan gue mau kita makin mempermantap latihan"
panggil Rangga dengan sesekali mencuri pandang ke arah Amel"Oke kita ke sana sekarang" jawab Lian dengan nada lemah meninggalkan kedua sahabatnya yang tak henti-hentinya memberi semangat
Setelah di dalam aula, Rangga memberi sedikit ruang buat Lian beristirahat untuk mengembalikan semua tenaganya yang sempat terkuras
"Gimana, kamu udah baikan?" tanya Rangga memastikan
"Kalo lo gak bisa, gue bisa tampil sendirian kok. Muka lo masih pucet banget"
"Makasih lo udah perhatian sama gue tapi, gue gak bisa biarin lo tampil sendirian. Lagian ini juga salah gue, mau gimanapun kita harus tampil bareng-bareng."
"Lo yakin?"
"Iya. Lo ke lapangan duluan! Entar gue nyusul"
Di lapangan Rangga sangat cemas pada rekannya. Berulang kali namanya dan Lian di sebut namun Lian belum juga datang. Ketika perlombaan akan di batalkan gugur, Lian tiba-tiba saja datang dari luar lapangan dengan napas terengah-engah.
"Gue yakin lo pasti datang Lian..." ucap Rangga senang dan mulai memetik gitar hingga terdengar alunan musik yang indah
Bait demi bait yang terucap dari bibir Lian membuat semua penonton berdecak kagum hingga di akhir kalimat, tepukan tangan membahana di seluruh penjuru sekolah.
"Kalian perfect banget. Bikin baper aja" teriak salah satu penonton membuat Lian tak bisa menyembunyikan raut bahagianya
Setelah menunggu cukup lama, Ibu Irda selaku kepala sekolah memasuki area lapangan untuk memberikan pengumuman pemenang perlombaan sekaligus memberi ucapan selamat
"Baiklah anak-anak, audisi musikalisasi puisi telah selesai. Dan kami telah menentukan siapa pemenangnya.."
"Dan pemenangnya adalah Rangga dan Berlian. Selamat buat mereka berdua" sambung bu Irda
Semua kembali bertepuk tangan dan membuat Lian berjingkrak kegirangan.
"Selamat buat kalian" ucap Juna berlari ke hadapan Lian dan Rangga
"Puisi lo bagus" tambahnya melempar senyum manis ke arah Lian
"Makasih" ucap Lian tersenyum simpul
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak SMA
JugendliteraturKatanya, masa SMA itu... Masa yang paling indah. Masa di mana kehidupan kita tidak hanya abu-abu saja. Masa dengan berjuta kisah menarik. Lalu bagaimana dengan warna-warni kisah, Berlian Samudera. Gadis manis yang selalu bermimpi memiliki kisah inda...