07.15
Tok... tok
"Berlian sayang, turun nak! Ada teman kamu di bawah" ucap wanita paruh baya itu
"Iya mah bentar lagi Lian turun kok" jawab Lian dari dalam kamar
Hari ini gue bakal jalan-jalan bareng Iqbal. Seneng banget gue. Sumpah! Katanya kita bakalan ke tempat wisata liburan gitu sekalian nyari kado buat adiknya dia yang lagi ultah
Outfit gue hari ini seperti biasa, cuma pake celana ripped jeans, baju item crop, sepatu adidas putih, rambut cuma gue gerai asal. Gue gak mau ribet yang penting gue nyaman aja.
Gue lagi make up tuh dikit, cuma pake BB cream, bedak, cream blush, sama lipcream doang.
Gue jalan ke kasur terus ambil waist bag gue, kemudian gue turun buat nemuin sang pangeran pujaan hati
"Lo udah lama nunggunya?" ucap gue setelah sampai di ruang tamu
"Enggak kok Aku baru aja nyampe"
"Kita berangkat sekarang?"
"Iya. Tadi Aku udah izin kok sama mama kamu"
"Weit mau kemana lo dek?" tanya kak Raja yang datang dari arah dapur
"Apa sih lo kak kepo banget" ucap gue memutar mata jengah
"Lo jangan macam-macam lo sama adek gue! Jagain dia. Kalo sampe adek gue kenapa-napa, gue pastiin lo gak bakalan hidup tenang" ancam kak Raja terdengar menyeramkan
"Iya kak pasti saya bakalan jagain Lian"
"Apaan sih lu! Kita berangkat aja bal, gak usah dengerin kakak gue" ucap gue sambil narik Iqbal dan masuk ke dalam mobil
Entah kenapa malam ini Iqbal bawa mobil. Beda seperti biasanya!
Di tengah perjalanan, Lian tiba-tiba nyalain radio. Sontak lagu mengalun di dalam mobil yang hening. Sepertinya Lian menyukai lagu itu karena dia bersenandung pelan dengan kepala mengangguk
Saat Iqbal mulai menyukai lagu itu, Lian tbtb mematikan saluran radio.
"Kenapa" tanya Iqbal langsung
Lian menjawab "Gaenak sama lo"
"Oh, Santai aja. Nyalain aja lagi musiknya" timpal Iqbal
"Gausah deh"
Mereka diam di sepanjang perjalanan.
25 menit kemudian kami tiba di sebuah toko
"Bagusnya gue beliin adik gue apa ya" tanya Iqbal
"Beliin kotak musik ini aja" jawab Lian yang langsung menyodorkan benda itu
"Bagus juga, gue ambil ini aja" Iqbal mengambil benda itu dan berjalan menuju kasir diikuti oleh Lian
"Mbak bungkusin ini yah"
"Baik mas. Ini semua totalnya 350 ribu rupiah mas"
"Oh iya ini mbak. Makasih ya"
"Sekarang kita mau ke mana"tanya Lian
"Kita ke resto aja ya? Gue udah lapar soalnya"
"Yauda deh"
-----
"Kamu mau makan apa" tanyak Iqbal ketika sudah duduk di bangku resto
"Spagheety bolognize terus minumnya mocca latte aja"
"Mbak" panggil Iqbal pada seorang waiters
"Iya mas?"
"Saya mau pesan spaghetty bolognize 2 terus minum nya mocca latte juga 2"
"Baik saya ulangi kembali ya mas, Spaghetty bolognize nya 2 dan mocca latte nya 2 apa ada lagi?"
"Gak, itu aja"
"Baik silahkan di tunggu"
Tidak butuh waktu lama, hidangan nya sudah tersaji di depan mata
"Selamat menikmati" ucap seorang waiters
"Makasih mbak"
Kami makan di selingi tingkah konyolan absurd yang di ciptakan Iqbal. Suasana makan malam ini begitu hangat. Ternyata Iqbal orangnya humoris juga
"Kita ke rooftop yuk"ajak Iqbal
"Ayo"
Tibanya kami di atas rooftop, mata kami langsung disajikan dengan pemandangan yang sangat indah. Gue seneng banget. Di sini, gue bisa liat pemandangan langit dan suasana keramaian kota
Angin di atas rooftop ini sangat kencang dan tak hentinya menerbangkan helai demi helai rambut gue
"Jaketnya pake aja" ucap Iqbal menyampirkan jaketnya ke pundak gue
"Eh gak usah. Di sini dingin, lo aja yang pake" sahut gue berusaha menolak
"Udah kamu pake aja. Aku udah biasa dingin-dinginan kayak gini"
"Kamu tunggu di sini ya! Aku mau ke bawah bentar. Mau ngambil sesuatu"
"Jangan lama-lama"
"Iya"
Saat sedang asyiknya gue melamun tiba-tiba ada yang nepuk pundak gue dari belakang dan betapa kagetnya gue saat Iqbal ngasih buket bunga
"Ini buat kamu, bunga mawar yang indah buat wanita yang cantik"
"Makasih" ucap gue berusaha sembunyiin rona merah di pipi gue
"Pipinya kok merah gitu? Lagi blushing ya"
"Nggak ih apaan sih, rese!"
"Haha kamu lucu banget"
"Udah ah gak usah ketawa. Kita pulang aja udah hampir larut malam"
"Oke"
Di perjalanan tak henti-hentinya kami tertawa sambil sesekali bernyanyi. Tanpa terasa kita udah nyampe di depan rumah. Gue langsung aja turun dan masuk ke rumah
"Lian tunggu" panggil Iqbal buat gue berhenti melangkah dan berbalik
"Iya Iqbal?"
"Makasih udah mau temenin aku malam ini" ucap Iqbal meraih tangan gue
"Sama-sama"
Mungkin pipi gue sekarang udah mirip kepiting rebus
"Selamat malam Berlian" ucapnya sambil tersenyum manis ke arahku
"Malam Iqbal"
***
Like and coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak SMA
Roman pour AdolescentsKatanya, masa SMA itu... Masa yang paling indah. Masa di mana kehidupan kita tidak hanya abu-abu saja. Masa dengan berjuta kisah menarik. Lalu bagaimana dengan warna-warni kisah, Berlian Samudera. Gadis manis yang selalu bermimpi memiliki kisah inda...