Saat pelajaran terakhir yang membosankan, Lian mendapat satu pesan dari Juna.
Bentar kita mulai latihan, jangan pulang duluan. Tungguin gue di kelas lo.
-Juna.
Lian membaca sederet kalimat itu lalu menghela napas. Amel memperhatikan gerak geriknya dengan seksama.
"Kenapa?" Bisik Amel
"Juna," Jawab Lian.
Satu jawaban sudah cukup untuk Amel, ia memang sudah tahu semuanya saat Lian kembali ke kelas. Melihat sahabatnya tidak seperti biasanya, ia meminta Lian untuk menjelaskan semuanya. Lian awalnya menolak, tapi Amel tetap mendesak sampai dia mengetahuinya.
"Lo bisa nolak kalo lo gak nyaman" Saran Amel
Lian tersenyum tipis "Nggak apa-apa, Gue nyaman kok. Cuma syok aja tiba-tiba dia nawarin gue jadi partner dansanya"
Satu pesan muncul lagi di ponsel Lian.
"Lo marah?"
-Juna
Lian tetap mengabaikannya.
"Gue beliin pizza sama coklat sekarung"
-Juna
"Balas dong :("
-Juna
Lian tertawa kecil, lalu mengetikkan balasan
"Oke"
-Lian
Bel sekolah berdering di seantero sekolah. Semua siswa bergegas merapikan barang bawaan dan bersiap pulang.
"Gue pulang ya" pamit Amel
Lian mengangguk.
"Gue juga duluan" pamit Irma
Lian membalas dengan senyum tipis lalu menyumpal kupingnya dengan earphone.
Derap langkah kaki membuyarkan lamunan Lian.
"Ayo pulang"
Itu suara Juna.
Sesampainya di tempat parkir, sudah banyak siswa yang pulang sehingga jalan sudah tampak lenggang. Lian merasa lega karena intensitas siswa yang melihatnya pulang bersama ketua osis sedikit.
Juna membuka mobilnya dan masuk ke dalam diikuti Lian. Mesin dinyalakan dan mobil melaju meninggalkan pelataran parkir.
Suasana diperjalanan menjadi hening, hanya ada suara kendaraan yang berlalu lalang. Tak ada seorang pun yang membuka suara.
Lian melirik Juna yang santai mengendarai mobil. Sampai tiba-tiba ada suara yang memecah keheningan, suara perut Lian tidak bisa diajak kompromisasi.
Memalukan.
"Lo laper?" Tanya Juna
"I-iya"
"Kaku amat jawabnya" Juna terkekeh pelan, "kebetulan di depan ada resto masakan ala jepang, kita mampir aja"
Lian turun dari mobil setelah sampai di resto yang dimaksud.
Ramai. Itu definisi yang menggambarkan suasana resto sore ini. Sembari menunggu antrean yang panjang, Juna mengajak Lian untuk membeli baju kaos di toko sebelah resto.
Pilihan jatuh kepada kaos couple berwarna hitam yang bertuliskan 'I Love Jepang'.
Mengenai kaos couple, Lian ingat pernah membelinya bersama Iqbal. Entahlah, apa kabar dia sekarang? Sudah lama mereka tak bertemu meski masih dalam satu lingkup sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak SMA
Teen FictionKatanya, masa SMA itu... Masa yang paling indah. Masa di mana kehidupan kita tidak hanya abu-abu saja. Masa dengan berjuta kisah menarik. Lalu bagaimana dengan warna-warni kisah, Berlian Samudera. Gadis manis yang selalu bermimpi memiliki kisah inda...