"Pengumuman... Disampaikan kepada seluruh anggota ekskul mading agar segera hadir di ruang rapat, terima kasih"
Pengumuman dari radio sekolah maghentikan sejenak aktivitas Lian yang sedang membaca buku kesukaannya di aplikasi WattPad yang ia miliki
"Lian lo yakin mau ikut rapat mading?" Suara Amel terdengar prihatin. Ia takut jika setelah kembali dari ruang rapat, Lian kembali nangis seperti sebelum-sebelumnya
"Mending lo gak usah ikut rapat ya? Atau lo keluar aja dari ekskul mading" ucap Irma memberi saran
"Hn. Gak papa kok. Gimana gue mau move on kalo gue terus terusan menghindar dari Iqbal" respon Lian dengan senyuman setenang mungkin untuk meyakinkan kedua sahabatnya bahwa ia akan baik-baik saja
"Kalo gitu gue anterin lo ke ruang rapat" pinta Amel dengan harap harap cemas
"Gak usah gue bisa sendiri"
"Lo yakin?"
"Banget" ucap Lian sembari berjalan menuju ke aula ruang rapat
Di perjalanan menuju ruang rapat, tidak sengaja ia bertemu dengan rangga
"Lian mau ikut rapat juga?" tanya Rangga yang sudah berjalan di samping Lian
"Iya. Lo sendiri?
"Gue juga pengen ikut rapat"
"Lo anak Jurnalistik?" tanya Lian yang memang tidak tahu
"Iya. Gue juga suka nempelin puisi di mading kok, pasti lo pernah baca deh puisi gue. Oh iya gue juga suka banget sama khairil Anwar" jawab Rangga dengan tampang berbinar
"Seriusan? Gue juga suka banget-banget sama puisinya khairil Anwar"
"Wah kalo gitu, berarti kita jo-"
"Jomblo" sambung Lian yang sudah siap ngakak
"Hai Lian. Udah lama kita gak ketemu. Kamu apa kabar? Selama ini kok aku gak pernah liat kamu?" Sapa Iqbal yang berdiri di depan pintu aula
'Gimana lo bisa liat gue? Sedangkan di mata dan hati lo cuma ada Cinta sampe lo gak pernah sadar akan kehadiran gue' gumam Lian dari dalam hati
"Gue lagi banyak tugas" jawab Lian menunjukkan fake smilenya
Mengerti akan suasana ini, Rangga hanya bisa menepuk bahu Lian berusaha menenangkan
"Sorry, apa rapatnya udah bisa dimulai?" tanya Rangga membuka suara
"Tentu silahkan masuk" jawab Iqbal dengan senyum manisnya
'Meskipun udah jadi milik orang, senyum lo masih aja manis bal' Lian membatin
"Baik gue di sini gak mau basa basi! Kita langsung ke intinya saja!!" ucap Iqbal berwibawa
"Minggu depan adalah ulang tahun sekolah, gue pengen salah satu dari kalian ada yang tampil membacakan puisi"
"Gimana kalau Rangga sama Berlian aja?" ucap sang sekretaris memberi saran
"Benar banget! Kenapa gak Rangga sama Berlian aja yang membawakan musikalisasi puisi di ulang tahun sekolah kita nanti" ucap salah satu anggota menyetujui
"Ide bagus. Gimana Lian, Rangga kalian setuju?" tanya Iqbal
Sebelum mengambil keputusan, Lian dan Rangga sempat bertukar pandang kemudian mengangguk setuju dan rapat dinyatakan selesai.
*****
"Gimana Lian, kapan kita bisa latihan? tanya Rangga di pertengahan jalan menuju kelas
"Mungkin gue bisanya besok. Hari ini aku lagi ada urusan"
"Mau ke mana emang?"
"Mau nonton konser the Broad band"
"Have fun kalo gitu" ucap Rangga berbelok ke dalam kelas dan hanya diangguki senyuman singkat oleh Lian
"Jadi kan kita nonton konsernya?" tanya Irma dari dalam kelas
"Gak boleh gak jadi" peringat amel
"Iya iya bawel lo pada" ucap Lian duduk di bangkunya
"Mau jalan sekarang?" tanyak Amel
"Ye gue baru aja duduk, buru-buru amat"
"Ayolah jangan sampe kita telat"
"Hm oke"
"Lo bawa mobil kan Lian?" tanya Irma yang asik dengan kue di tangan nya
"Iya kita pulang aja dulu ganti seragam. Nanti kalian gue jemput"
"Okee" seruan Amel dan Irma mengangkat jempol
Waktu telah menunjukkan pukul empat lewat lima belas menit. Kini Lian telah berada di parkiran setelah menjemput kedua teman nya
"Buruan udah hampir telat kita" ucap Lian kepada kedua sahabatnya
"Sabar napa rambut gue belum bener ini" keluh Irma di kursi belakang
"Ah lama lo Ma, keburu makin banyak orang ini" kesal Amel yang berada di samping kursi kemudi
"Iya-iya gue udah rapi"
"Saatnya kita let's go! The Broad Band I'm coming!!" Serempak mereka bertiga keluar dari mobil dan berlari menuju tempat berlangsungnya band dadakan itu
"Woaaah rame bener anjir"
"Gila cakep banget itu vokalisnya lagi nyanyi"
Lian hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd kedua sahabatnya itu kemudian ikut menyanyi bersama penonton lainnya
Detik demi detik jarum jam terus berjalan seiring dengan langit yang mulai gelap dan mengakhiri konser dadakan ini
"Ah capek banget gue teriak-teriak dari tadi mana pake lompat-lompat segala gue kayak tante-tante girang tau gak" keluh Lian berjalan menuju parkiran
"Itu lo nyadar sendiri"
"Haha apaan sih Mel, pengen banget gue sampe rumah. Badan gue udah pegel semua"
"Iya gue juga" Irma yang berada di belakang ikut menimpali
"Saatnya kita pulang gengs" teriak Lian dari dalam mobil kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalan yang tidak terlalu padat malam ini. Disaksikan oleh bintang berkelap-kelip dari atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak SMA
Fiksi RemajaKatanya, masa SMA itu... Masa yang paling indah. Masa di mana kehidupan kita tidak hanya abu-abu saja. Masa dengan berjuta kisah menarik. Lalu bagaimana dengan warna-warni kisah, Berlian Samudera. Gadis manis yang selalu bermimpi memiliki kisah inda...