Bagian 08

5.9K 170 6
                                    

Pagi ini Linda bangun lebih awal dari biasanya yaitu pukul lima. Ya, setelah semalam mengobrol bersama Kakak laki-lakinya yang entah sudah berapa lamanya Linda tidak merasakan moment seperti semalam bersama Frans, yang Linda ingat sebelum kejadian pertengkaran antara mereka terjadi saat Linda masih kelas 3 SMA dan itu audah lama sekali. Namun semalam Frans meminta maaf pada Linda soal pertengkaran mereka beberapa tahun lalu membuat Linda pergi dan memutuskan kuliah diluar negeri saja meninggal sang Ayah yang begitu sedih atas kepergian Linda anak kesayangan dibandingkan Rose dan Frans.

Linda menggeleng meminta Frans jangan meminta maaf padanya karena sesungguhnya dialah yang salah bukan Frans. Begitu cintanya Linda sama Edgar, salah satu teman baik dari Frans dan tetangganya, membuat Linda tidak mempercayai Frans yang mengatakan bahwa sesungguhnya Edgar tidaklah mencintainya. Pria brengsek itu hanya mempermainkan Linda saja karena sesungguhnya diluar sana entah dimana Edhar sudah mempunyai cintanya namun Linda tak percaya itu.

Tidak! Tidak mungkin Edgar hanya mempermainkan Linda karena dari sikap dan perhatian Edgar pada Linda membuatnya yakin Edgae juga pasti mencintainya juga, dan Linda sudah tahu. Linda menanyakan sendiri pada Edgar bahwa dia juga mencintainya. Linda bahagia.

Hingga suatu bari dimana Linda telah lulus SMA, dia menunggu Edgar. Menunggunya yang telah berjanji pada Linda berlibur bersama ke pantai namun lama Linda menunggu Esgar tak kunjung dayang kerumahnya, Linda mencari kerumah dan Edgar tidak ada disana dengan rumahnya yang sepi menurut info yang Linda dapet dari tetangga Edgat pria itu serta keluarga sudah petgi dari rumah itu aeminggu lalu.

Perasaan kecewa, sedih, marah dan... benci? Ya, setelah Linda mengetahui alasan kepergian pria itu tanpa sepengetahuannya Linda membencinya.

Dan karena itulah sampai saat ini Linda tidak percaya cinta. Dia tidak peduli jika semua orang mengatainya hal jelek apapun pada dirinya, sesungguhnya dialah yang merasakan sendiri sakitnya dibohongi oleh cinta.

"Pagi." Romeo tersenyum menyapa Linda didapur entah sesang membuat apa bersama asisten rumah tangga.

"Pagi, Mio." balas Linda tersenyum.

Romeo mendengus tidak suka mendengar panggilan Linda. "Please, jangan seperti Om Frans deh." rengut Romeo, panggilan Mio itu dikhusus waktu Romeo masih kecil saat pria itu tidak bisa menyebut huruf 'e: pada namanya jadilah keluarganya memanggil Romeo dengan panggilan Mio, dan semua itu ulah Frans yang mengingatkan kembali panggilan buruk bagi Romeo ke keluarganya. Terutama Linda yang baru mengetahuinya.

Linda tertawa kecil. "Aku suka memanggilmu Mio. Menggemaskan seperti Yello." goda Linda mengedipkan sebelah matanya.

"Ah, jadi aku menggemaskan begiru?" Romeo mengangguk-anggukan kepalanya lalu dia menatap kedua pelayan yang masih berada didapur menyuruh keduanya pergi dari daour dengan isyarat matanya agar Linda tidak curiga. Okey, bermain-main sebentar bersama Tante Linda-nya dipagi hari saat kedua orangtuanya pergi ke London malam tadi tidak apa-apalah. Siapa tahu kali ini keberwntungan sedang berpihak pada Romeo sehingga keberangkatan mereka ke Bandung pagi ini menjadi batal.

Linda yang baru saja selesai memasuki salad buah ke kotak bekal tersenrak kaget merasakan sebuah tangan melingkar diperutnya, Romwo! Keponakan nakalnya itu berulah kembali. Kali ini Linda akan diam saja dia ingin tahu seberapa nakalkah pria ini.

"Mio." gumam Linda.

"Aku juga suka jika panggilan itu diucap dari bibir Tante ini." jari telunjuk Romeo menyentuh bibir Linda yang terbuka sedikit dan menarik kepalanya kebelakang. Kemudian perlahan wajah Romwo mendekat hingga bibirnya kini telah menyentuh bibir Linda. Awalnya dia hanya ingin mwngwcup bibir itu saja namun godaan bibir Linda tidak bisa menahan Romeo unruk mengecupnya saja, Romeo melumat kasar bibir Linda sesekali dia menggigit bibir atas dan bawahnya membuat wanita dalam pelukan Romeo itu mengeluarkan auara lenguhan  merdu ditelinganya.

Pagi yang sangat indah, batin Romeo tersenyum dalam ciuman mereka.

"Sudah cukup!" Linda menjauhkam wajahnya dari Romeo melepas ciuman panas mereka, nafasnya terengah-engah karena ulah pria ini sudah seperti habis berolahraga lari pagi saja. "Lepas." lanjutnya memukul pelan tangan Romeo yang masih memeluk perurnya dari belakang.

"Hm?" bukan melepaskan kali ini Romeo melancarkan aksinya pada leher jenjang milik Linda, dia meneleaupkan wajah keleher Linda mencium, menghirup aroma wangi lavender ditubuh Linda, dan menggigit kecilnya sehingga menimbulkan bekas merah dilehernya yang langsung mendapati pukulan keraa dikepala Romeo dari Linda.

"Kurang ajar ya kamu." desis Linda melotot tajam pada Romeo.

Romeo hanya tersenyum lebar hingga memperlihatkan gigi-gigi putih dan rapihnya. Linda kesal lalu melongos pergi dari dapur sambil membawa kotak bekal berisi makaman untuk dalam perjalananya bersama Romeo.

'Siap-siap, kita berangkat sekarang." teriak Linda.

"Okey sayang." sahut Romeo.

"Keponakan gila." gerutu Linda.

***

Maaf typo-nya. Maaf kalo part ini pendek.

Likee, Coment dan folkoq selalu ditunggu. 

Makasih untuk yang mau selalu baca cerita ini.

Tante Linda (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang